Mozaik 7

44 9 0
                                    


Mungkin sebagian atau dominan dari para remaja begitu memimpikan hidup sebagai seorang yang di idolakan semua orang. Tidak, tidak dengan ke empat remaja yang baru turun dari yaris putih di depan gerbang ini.
Hari ini adalah hari pertama mereka mulai belajar di SMPN Favorite Balkana. Setelah berpamitan pada Arya ke empat remaja ini bersemangat untuk melangkah memasuki gerbang. baru saja selangkah mereka melewati gerbang, tangan Najma terangkat menunjuk ke kerumunan siswa siswi di dekat mading.
"ah, kurasa pembagian kelasnya sudah tertempel disana," Justine memantapkan kacamata hitamnya.
"ayo, kuharap kita berempat bisa satu kelas," Najma melangkah lebih dulu menuju kerumunan diikuti oleh ketiga nya.
Benar saja nama nama siswa baru sudah tertera di mading dengan pembagian kelasnya. Najma melongok longok berusaha melihat namanya di papan nama. Justine tertawa geli melihat aksi Najma yang penuh semangat. Tak sadarkah ia kalau Justine lebih tinggi dari nya satu jengkal.
" Justine gimana? keliatan?," tanya Saarah yang santai sedari tadi.
" Kebelakang yuk, aku udah liat pengumumannya,"Justine menarik Raina yang masih berjinjit melihat pengumuman.
"eh eh justine aku belum liat...," keluh Najma.
Tak menjawab Justine mendudukkan Najma di bangku taman, lalu menghempaskan punggungnya ke bangku taman di sisi lapangan. Justine kembali tertawa melihat tingkah Najma tadi.
"Kamu ngapain sih ma? kan aku bisa liatin buat kalian?,"jelas Justine tertawa geli.
"ya tapi kan ada peraturan yang harus di catat dan itu gak cuma selembar!," Najma menampakkan raut cemasnya.
"kamu kenapa sih? aku udah baca Najma... biar aku kasih tahu, kita sekelas,"
" ha? beneran? yeyyyyy!" Najma terlonjak berdiri dari duduknya."berempat kan?,"Najma tiba tiba teringat akan Chandra dan Saarah.
"Berdua... aku sama kamu di kelas A1. Chandra sama Saarah di kelas A2," Najma terdiam. bagaimana mungkin Chandra dan Saarah sekelas? tak yakin ia kalau kelas itu akan damai. "hari ini kita diizinin buat liat liat sekolah dan tanya tanya ke kakak osis yang pakek jaz hitam. o iya MOS nya baru di mulai besok," lanjut Justine menjelaskan.
Najma kembali memandangi Chandra dan Saarah. Chandra menatap Saarah tajam dan yang di tatap hanya menunduk tak berani balas tatap. Ya tuhan, Najma hanya bisa berdoa agar Saarah akan tetap baik baik saja.
"ndra... k-kamu... mau tuker kelas?," takut takut Najma bertanya.
Hening... tak ada Jawaban. Hanya tatapan dinginnya yang ia lemparkan pada Najma.
" gak usah. Kita masuk kelas," Chandra menarik tangan Saarah.
Kecemasan Najma semakin bertambah memandang punggung Chandra semakin menjauh.
"Justine.... kamu yakin mereka baik baik aja?," rengek Najma kembali duduk di kursi taman.
Justine hanya tersenyum. ia tau maksud kecemasan Najma. Justine lalu mengangguk mengusak rambut Najma.
"keliling yuk!," tanpa mendapat jawaban, Justine sudah menarik tangan Najma.

***

Mereka terlalu bersenang senang. menikmati lezatnya Red velvet, bersandar di batang kokoh pohhon Akasia, sesekali menanyakan infformasi pada kakak OSIS yang lewat. Sesuai dengan keinginan Najma, pagi ini tidak turun hujan mmeski ia seorang pluviophile. Tapi ini hari pertama ia sekolah, tak ingin ia basah kuyup hanya karena tertarik untuk menari di bawah hujan.

"Justine... minat jadi anggota OSIS?," celetuk Najma di tengah ketenangan mereka.

"bagian terkecil dari politisi, aku gak suka politik ma. Mungkin aku ingin ikut pramuka aja,"

"emmm..." belum sempat Najma menyanggah jawaban Justine suara keributan Terdengar di loby sekolah. Ini hari pertama sekolah dan yang masuk hanya anak baru dan pengurus OSIS, apa mungkin anak baru sudah berani menciptakan keributan?. "ada apa?," Tanya Najma menarik ujung lengan seragam Justine.

Justine berdiri untuk memastikan apa yang terjadi. Masalahnya mereka hanya berdua,maksudnya Chandra yang notabennya pembuat onar sedang tidak bersama dengan mereka. Jika Chandra membuat onar bagaimana dengan Saarah ia pasti ketakutan. Justine memutuskan untuk menghampiri keramaian, disusul dengan Najma yang masih menarik ujung lengan seragamnya.

Story Of Symphony - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang