"bagaimana keadaannya?" seorang lelaki paruh baya masuk kedalam ruangan saat seorang dokter tengahh melakukan pemeriksaan.
"ini sungguh keajaiban, saya belum pernah menangani pasien yang seperti ini sebelumnya. lihatlah anak ini, anda membawa anak ini setelah tiga hari terkapar dibawah reruntuhan bangunan. Tapi anak ini masih bernafas meski ia kehilangan banyak darah yang mengucur dari kepalanya selama tiga hari. ini sungguh keajaiban tuan arya," Dokter Bram terlihat Riang melihat kondisi pasiennya yang sudah terbangun dari koma selama seminggu.
Bram dan Arya lalu menjauh meninggalkan ruang rawat inap menuju ruangkerja Dokter Bram.
"kenapa anda begitu terobsesi untuk menyelamatkan anak itu tuan arya?," tanya Bram setelah mereka duduk berhadapan di ruang kerja.
"sejak pertama kali melihat tubuh lemahnya terkulai di antara reruntuhan bangunan aku meliat aura yang berbeda dari anak itu. satu hari setelah anak itu dinyatakan koma aku memotretnya di hp ku. awalnya aku takut chandra akan membanting hp ku saat ia melihat gadis itu galeryku."
"putramu membantingnya?,"tanya Bram tidak sabaran
"tidak, dia malah bertanya nama gadis itu, asal saja aku menjawab nama gadis itu adalah Najma. Gadis itu membawa liontin di tangannya, sebenarnya ada tiga huruf tapi hanya huruf terakhir yang terlihat jelas,huruf N,"Arya terdiam sejenak menyandarkan punggung ke kursi."aku akan mengasuhnya Bram,"
"ternyata anda masih belum menyerah dengan Chandra.setelah apa yang dilakukan Chandra pada Saarah dan Justine, anda tetap bersikukuh bahwa chandra masih bisa dikendalikan oleh gadis bernama Najma itu?"
Arya menggangguk pelan."Chandra adalah putraku satu satunya, ibunya selalu bisa menyelesaikan masalah orang lain, tapi ia tidak bisa menyelesaikan masalah anaknya sendiri. aku yakin selama Chandra masih belum bisa dikendalikan,ia tidak akan berhenti berkeliaran dengan pisau dapur untuk kemudian menghunus Valeriena, istriku."
mendengar penjelasan Arya membuat Bram menelan ludah tidak percaya. ini jadi rumit sekali.
"Jadi kapan aku bisa membawa gadis itu bersama ku?,"tanya Arya to the point
"nanti sore anda bisa membawanya tuan, setelah perawat ku memastikan seluruh antibiotik sudah masuk ke tubuhnya. satu lagi tuan, Gadis itu kehilangan ingatannya."
Arya menggangguk mantap lalu beranjak pergi meninggalkan ruangan. Bram menghela nafas panjang, bagaimana mungkin Valeriena si psikolog rekan kerjanya sendiri mempunyai masalah seburuk itu. yang membuat Bram tidak percaya, Valeriena selalu saja tersenyum seperti tanpa beban dan begitu santai membicarakan masalah pasien pasiennya pada Bram. apa seorang psikolog bisa memanipulasi perasaannya sendiri tanpa diketahui siapapun?, pertanyaan itu terus berputar di kepala Bramastyan Anggara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Symphony - END
FantasíaTidak semua yang terlihat baik adalah baik. Tidak semua yang terlihat buruk adalah buruk. Ini bukan sebuah kisah tentang romansa lama ataupun kisah pertempuran dua dunia. Ini adalah kisah tentang bagaimana kelima remaja di Keluarga Prasetya bertahan...