11. Memori

40 4 0
                                    

"Siapa sih yang nge chatt gua. " batin Ardy membuka isi chatt tersebut

"Hai Dy, gua kembali. Bersiaplah bertemu gua, gua tahu lo pasti kangen gua. " isi chatt tersebut

"Nomor siapa sih ini, apa gua balas aja." batin Ardy membalas chatt tersebut

"Siapa lo? " isi balasan chatt tersebut

"Lo nggak perlu tahu gua siapa, intinya gua adalah seseorang yang berarti di hidup lo. "

"Makin nggak jelas nih orang. " batin Ardy

"Orang yang berarti di hidup gua hanyalah Cia. Lo nggak usah ngaku ngaku! "

"Terserah lo, tapi gua pastiin hidup Cia akan berakhir secepatnya. "

"Jaga omongan lo! Cia akan bertahan gua tahu itu. "

Setelah itu Ardy sudah tidak lagi mendapatkan chatt dari orang misterius tersebut. Dia pun kembali fokus mendengarkan penjelasan guru yang sedang mengajarnya. Di sela sela guru sedang menjelaskan Ardy tidak henti hentinya memikirkan chatt tersebut, dia takut kalau hal itu akan terjadi. Ardy pun langsung menuliskan beberapa kata di selembar kertas lalu dia segera memberikan kertas tersebut ke Cia.

"Gua janji apapapun yang terjadi, gua akan berusaha ada untuk lo, menemani hari hari lo. " isi pesan yang dituliskan Ardy

"Aneh banget sih nih orang dari tadi. " batin Gracia membaca surat tersebut

"Lo kenapa sih Dy? Lo sehat kan?" isi balasan surat tersebut

"Gua nggak siap kehilangan lo. " batin Ardy membaca balasan surat tersebut

"Gua baik baik aja kok." isi balasan surat tersebut lalu dilemparkan Ardy dan tidak sengaja mengenai kepala Nadya

"Eh lo jangan lempar lempar dong, nggak tahu apa kena kepala orang." kesal Nadya menengok kebelakang

"Suka suka gua lah, lagian tuh surat bukan buat lo. " ketus Ardy

"Ngeselin banget sih, bukannya minta maaf malah buat orang kesal. Lagian nyampah tahu nggak sih!" kesal Nadya

"Lo kenapa sih jadi orang ribet banget, gua kan udah bilang terserah gua." kesal Ardy

"Ardy, Nadya kalian ribut terus. Sekarang kalian berdua berdiri di lapangan sampai jam istirahat."

"Tapi bu. "

"Nggak ada tapi tapian, sekarang atau ibu tambah hukumannya. "

"Iya bu siap. " ucap Ardy dan Nadya langsung berlari menuju lapangan

Terik matahari begitu menyilaukan membuat siapa pun tidak sanggup berlama lama terpapar matahari. Namun berbeda dengan Nadya dan Ardy, mereka berdua harus menerima nasib berdiri di bawah terik matahari karna hukuman.

"Kenapa harus panas banget sih. " ucap Nadya mengeluh

"Dasar cewek lemah, baru gini aja udah ngeluh. " ketus Ardy

"Gua tahu lo cowok, tapi nggak usah ngerendahin cewek juga dong. Make bilang lemah segala." kesal Nadya

"Terserah lo aja deh, emang benar ya cewek selalu mau dimengerti pasti cowok selalu salah dimata cewek, capek lama lama." ucap Ardy

"Kata siapa cowok selalu salah dimata cewek?" tanya Nadya

"Kata gua tadi, lo nggak dengar. " jawab Ardy

"Sekarang kita buktiin siapa yang lemah, lo pikir gua bakal nyerah gitu aja. " ucap Nadya

"Ok kita buktikan, tapi kalau lo sampe pingsan gua nggak akan bantu lo. " ucap Ardy

Refrain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang