"Kenapa mommy lama sekali sih" gerutu seorang gadis yang tengah berdiri didepan gerbang sekolah.
Gadis dengan Surai hitam terurai panjang itu terus menghentakkan kakinya kesal. Ia sudah menunggu hampir setengah jam namun sang ibu yang biasa ia panggil mommy tak kunjung juga datang menjemputnya. Ia melihat ke sekitar dan ternyata sekolahan sudah sepi hanya ada beberapa siswa mau pun siswi yang berlalu lalang itu pun melewati dirinya dan meninggalkan sekolah.
"Hey, Yeji-ah kau belum pulang?" Tanya salah satu teman yang datang menghampiri Yeji.
Yeji menggeleng. "Belum Ryujin-ah. Mommy belum datang menjemput, padahal aku sudah menunggunya sangat lama disini"
Gadis bernama Ryujin itu pun tersenyum sambil memegang pundak Yeji.
"Mau aku temani?" Tawarnya.
"Kau tidak keberatan? Bagaimana jika nanti orang tuamu mencarimu karena kau belum juga pulang, Ryujin-ah?"
Yeji bukannya menolak, namun ia merasa tidak enak pada Ryujin jika harus menemaninya menunggu sang mommy. Ryujin tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.
"Tidak apa-apa, Yeji-ah. Lagi pula aku sudah mengabari kedua orang tuaku kalau aku akan pulang terlambat karena tadi ada sedikit arahan dari ketua OSIS untuk acara bakti sosial kita lusa"
Benar, tadi ada rapat dadakan yang anggota OSIS lakukan.
"Baiklah kalau begitu. Terima kasih ya Ryujin kau sudah mau menemaniku" Yeji tersenyum manis lalu dibalas dengan senyuman yang tak kalah manis dari Ryujin.
"Sama-sama, Yeji-ah. Kau tidak perlu merasa sungkan, aku kan temanmu"
Yeji mengangguk kemudian terkekeh." Benar juga"
Mereka berdua tertawa hingga suara klakson mobil menghentikan tawa mereka. Mobil itu melaju menuju Yeji dan Ryujin lalu terhenti tepat dihadapan mereka berdua. Wajah Yeji langsung tertekuk dengan tangan menyilang di dada saat melihat seseorang yang turun dari dalam mobil.
"Baby, maafkan mommy terlambat menjemputmu. Tadi mommy ada sedikit pekerjaan jadi mommy menyelesaikannya terlebih dahulu. Apa kau sudah lama menunggu mommy?"
Yeji menatap tajam sang mommy yang kini raut wajahnya penuh ke khawatiran.
'Matamu.. tatapanmu itu nak, kenapa begitu sama percis dengan daddymu' batin sang ibu.
"Pertama, jangan panggil aku baby mommy aku sudah besar, aku tidak suka. Kedua, aku sudah sangat lama menunggu, mungkin jika tidak ada Ryujin aku sudah diculik om-om mesum disini dan aku.." Yeji memajukan bibirnya. Raut wajahnya berubah sendu lalu beberapa detik kemudian lelehan panas keluar dari mata kucing yang indah milik Yeji, membuat sang mommy semakin merasa bersalah.
"Aku... hiks takut mommy hiks" Yeji menutup wajahnya yang penuh air mata. Ryujin yang berada disamping Yeji menatap temannya itu sedih kemudian mengelus pundak sang teman.
Sang mommy langsung merengkuh tubuh putri bungsunya ke dalam dekapannya. Ia merasa sangat bersalah dan tidak seharusnya ia membiarkan Yeji sendirian menunggunya. "Maafkan mommy, baby. Mommy menyesal, mommy berjanji tidak akan membiarkan Yeji sendirian lagi menunggu mommy, ne? "
Sang mommy mengelus Surai hitam lembut milik Yeji.
"Sudah cup cup jangan menangis lagi, baby"
Yeji bukannya berhenti menangis, ia malah semakin keras dan kini melepaskan pelukan sang mommy paksa membuat sang mommy kaget. Gadis berusia 17 tahun itu menghentakkan kaki lucu lalu menggoyangkan tubuhnya ke kiri ke kanan membuat Ryujin dan sang mommy menahan tawa dan juga rasa gemasnya terhadap Yeji.