Suasana di dalam rumah Jinyoung saat ini jauh lebih hidup bahkan terkesan berisik. Biasanya Jinyoung hanya makan berdua dengan Yeji diselingi obrolan ringan dan tawa namun tetap suasana sepi dirumah itu sangat terasa. Namun hari ini semuanya berbeda apalagi ditambah kehadiran Daniel.
Saat ini, mereka sedang berada di dapur. Tadi mereka menikmati makanan mereka dengan khidmat tanpa ada suara. Dan setelah selesai kini mereka sedang asik dengan kegiatan masing-masing.
Jinyoung sedang membereskan piring bekas makan semuanya dan menaruhnya di bak cuci, kebetulan dapur dan ruang makan rumah Jinyoung menyatu.
Bambam dan Yugyeom sedang memperhatikan baby yang sedang menyusu. Sesekali pasangan ini tertawa karena Yugyeom yang jahil menjauhkan puting payudara bambam dari mulut baby dan membuat sang ibu tertawa sekaligus kesal hingga berakhir memukul sayang kepala Yugyeom. Suaminya itu benar-benar jahil tidak hanya pada Hyung-hyungnya atau pada Jinyoung dan dirinya tapi juga pada anaknya sendiri.
Jackson, dia sedang mojok di ujung meja makan sambil sibuk memainkan ponsel. Entah apa yang ia lihat, sesekali ia tersenyum bahkan tertawa seperti orang gila.
Sementara Daniel, Ryujin dan Yeji duduk bersampingan sambil mengobrol. Daniel sedang menunjukkan foto Hyunjin yang ada di ponselnya karena Yeji merengek ingin melihatnya.
"Huwa~ tampan sekali ternyata Hyunjin oppa" ucap Yeji atntusias membuat bibir Daniel mengerucut.
"Apa aku juga tidak tampan? Kau hanya memuji Hyunjin sedari tadi" gerutu Daniel.
Yeji terkekeh. Rasanya senang sekali menggoda kakaknya ini.
"Mianhae, tapi... Hyunjin oppa lebih tampan darimu. Kau jelek, oppa wlee~" Yeji menjulurkan lidah mengejek Daniel. Pria yang lima tahun lebih tua darinya berdecak sebal.
"Ish, kau menyebalkan Yeji-ah. Ternyata mempunyai adik perempuan tidak semenyenangkan yang aku pikirkan"
Perlahan raut wajah Yeji berubah menjadi sedih mendengar ucapan Daniel barusan. Apakah benar yang diucapkan kakaknya itu?
Padahal ia hanya bercanda dan tidak bermaksud menyakiti hati Daniel.
"Jadi oppa tidak senang mempunyai adik perempuan sepertiku? Aku minta maaf. Aku hanya bercanda oppa" ucapnya dengan suara bergetar menahan tangis. Yeji menunduk, ia merasa bersalah.
Daniel yang menyadari perubahan Yeji panik. Adiknya ini begitu sensitif dan sepertinya apa yang ia ucapkan tadi pun salah. Ia langsung merengkuh tubuh Yeji dan mengusap punggung gadis yang lima tahun lebih muda darinya itu.
Yeji menangis.
"Hey hey... Kenapa jadi menangis? Oppa tidak bermaksud begitu, oppa minta maaf, ne?" Daniel melepas pelukannya dan mengusap air mata yang mengalir dipipi chubby Yeji.
"Oppa senang bahkan bahagia mempunyai adik seperti dirimu. Bahkan, sejak kecil oppa sudah ingin mempunyai adik perempuan tapi mommy malah melahirkan Hyunjin. Meski begitu, oppa tetap menyayangimu sama seperti oppa menyayangi Hyunjin oppamu, Yeji-ah" tutur Daniel.
Kedua sudut bibir Yeji terangkat membuat Daniel pun ikut tersenyum. Yeji benar-benar membuatnya tidak ingin pulang ke Jepang. Ia ingin terus berada disini, didekat Jinyoung dengan Yeji. Melindungi dan menjaga mereka hingga akhir hayat hidupnya.
Jinyoung yang sedang mencuci piring menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat interaksi dua kesayangannya ini. Ia terharu, hatinya senang bukan main. Ia kini mengucap syukur karena doa-doanya selama ini akhirnya dikabulkan Tuhan. Ia bisa bertemu kembali dengan Daniel dan juga mempertemukan kedua saudara kandung yang selama ini terpisah jarak dan waktu. Mungkin akan lebih lengkap jika ada Hyunjin juga disini. Hanya mereka berempat, tidak ada yang mengganggu kebahagiaan mereka. Bahkan Jaebum sekalipun.