AP- 16

1.6K 129 127
                                    

Warning : mature content 🔞

Jaebum perlahan membuka matanya saat mendengar suara kicauan burung yang masuk ke dalam kamarnya. Pria itu melihat ke samping dimana Jinyoung tengah tertelungkup membelakanginya dengan punggung mulus yang terekspos. Mereka berdua masih dalam keadaan tidak memakai apapun di dalam selimut tebal yang membalut tubuh mereka.

Seketika senyuman pria itu merekah saat mengingat apa yang mereka lakukan tadi malam. Untuk pertama kalinya setelah berpisah selama bertahun-tahun akhirnya Jaebum bisa merasakan tubuh indah milik Jinyoung. Jujur saja, rasanya begitu berbeda saat melakukan itu dengan Mark. Ia merasa nikmat yang luar biasa saat memasuki Jinyoung. Jinyoung tidak pernah berubah dari dulu, bahkan tubuhnya malah semakin berisi dan semok membuat jantung Jaebum berdebar kencang saat menatap tubuh itu.

Jaebum teringat sesuatu saat tidak sengaja melihat cincin yang berada di jari manisnya. Ia kemudian bangun dan berjalan mengambil sesuatu didalam tasnya. Jaebum mengambil kotak kecil beludru berwarna merah dan membukanya. Sebuah cincin indah yang sama dengannya berada disana. Jaebum tersenyum kemudian membawa cincin itu dan kembali naik ke atas ranjang. Ia masuk ke dalam selimut dan mendekati Jinyoung yang tertidur pulas. Ia simpan cincin tersebut di atas nakas yang tidak jauh dari dirinya. Jaebum menopang badannya dengan satu tangan.

Pria itu tersenyum saat melihat wajah cantik dan manis sang istri. Mata sipit nya terus saja memperhatikan bibir plum bengkak milik Jinyoung. Jaebum mengigit bibirnya saat merasakan miliknya kembali bangun. Hanya dengan melihat bibir itu Jaebum bisa bangun apalagi dengan melumat bibir itu. Jaebum jadi tidak tahan ingin memasuki Jinyoung lagi. Seperti sebuah heroin, tubuh Jinyoung selalu membuat Jaebum ketagihan. Ia ingin lagi dan lagi.

Jaebum mendekatkan wajahnya pada leher Jinyoung dan menghembuskan nafas berat di tengkuk wanita yang masih tertidur pulas.

"Mmm"

Jinyoung bergerak risih saat merasakan sesuatu meniup tengkuknya namun matanya masih terpejam. Tangan nakal Jaebum kemudian masuk ke dalam selimut dan turun ke bawah mengelus peach montok Jinyoung. Ia kemudian meremas gemas dua gundukan itu membuat Jinyoung yang sedang asyik-asyiknya tertidur jadi terbangun gara-gara ulah tangan nakal suaminya itu.

"Ngghh.. sakit oppa~"

Tangan Jinyoung melepas paksa tangan Jaebum dari peach nya dan masih memunggungi Jaebum. Jaebum terkekeh kemudian membawa tangan Jinyoung kebelakang tepat ke bagian miliknya yang sudah tegang. Jinyoung membuka mata saat merasakan Jaebum mengarahkan tangannya untuk menggenggam milik pria itu.

"Milikmu bangun, oppa"

Jaebum malah tersenyum dan membawa tangan Jinyoung untuk mengurut miliknya yang benar-benar besar sekarang. Jaebum memejamkan matanya saat tangan mungil itu meremas miliknya.

"Ahhhh.. shhh"

Jaebum mendesah dengan mulut terbuka dan kepalanya menengadah ke atas. Jinyoung yang mendengarkan desahan Jaebum menggigit bibirnya namun rasa kantuknya lebih mendominasi membuat wanita itu kembali memejamkan mata. Jaebum yang merasa Jinyoung tidak bergerak kemudian melepaskan tangan Jinyoung dari miliknya.

Jaebum mengehela nafas kemudian mencium pipi Jinyoung.

"Sayang~ Jie!" Jaebum berbisik namun Jinyoung tetap tertidur.

Jaebum yang sudah tidak tahan kemudian membalikan tubuh Jinyoung, membuka lebar-lebar kedua paha Jinyoung hingga memperlihatkan bagian intim Jinyoung kemudian mengangkat kaki Jinyoung hingga pinggulnya pun ikut terangkat sedikit. Jaebum memposisikan miliknya di depan milik Jinyoung.

"Oppa~ aku masih mengantuk~" rengek Jinyoung manja. Bibirnya mengerucut dengan mata yang sedikit terbuka membuat Jaebum semakin gemas.

Jaebum tersenyum dan menghiraukan rengekan istrinya itu. Pria bermata sipit itu kemudian turun menuju ke dada sintal dan hendak mengulum puting merah muda yang terlihat bengkak akibat perbuatan Jaebum semalam. Namun Jinyoung menahan tubuh Jaebum membuat pria itu menatap wajah kesal Jinyoung.

After Parting •JJP•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang