𝑬𝒑𝒊𝒔𝒐𝒅𝒆 14 ; 🍃

48 9 16
                                    

*music on*

**


Aku dan kamu

Berdiri menatap matahari yang merekah

Mendulang aroma pagi yang hinggap di duniaku
Indah terlihat, sejuk terasa

Mengumbar bahagia dalam kebersyukuran

Namun, senja itu datang,
Matahariku kian tenggelam

Dalam rona hitam penuh kegelapan

Hanya menyisakan sisa sisa cahaya yang pudar 

Ya, engkau ibarat matahariku

Yang dulu indah laksana mentari pagi

Dan kini menghilang ditelan awan hitam

Aku dan kamu, dalam perpisahan

Menetes air mata, linangan derita

Merekah lah bunga kesedihan

Yang menebar aroma kebusukan

Tanda hancurnya kebahagiaan

**

Diriku masih tetap bertanya-tanya

"Secepat ini kah?

Aku belum siap.

Aku gamau.

Aku gasuka semua ini.

Aku benci perpisahan."

Kataku dalam hati sambil mengelap tangisanku yang dari tadi tidak bisa berhenti mengalir

Waktu sudah menunjukan pukul 2 pagi dan aku masih belum bisa berhenti menangis bahkan tidak bisa tidur

Ah. Kenapa harus seperti ini sih. Kenapa mama papanya tidak menyetujui nya? Padahal kakaknya juga kuliah di luar negeri kan?

Tanggal 1 September saja belum tiba, rencanaku semua gagal, merayakan ulang tahunnya, selalu bersama dengannya dan banyak lagi tapi tidak akan bisa terwujud

Hancur sudah.

--

Waktu masih menunjukkan pukul 4 pagi,aku mencoba untuk tidur tapi semuanya sia-sia.

Bagaimana kalau aku bertemu di taman dengan Jungkook? Aku terlalu merindukannya sekarang. Tapi ini masih terlalu subuh. Coba kutelpon dulu deh kalo masih bangun boleh juga kan.

Tapi mataku sudah sangat bengkak dan menjijikkan, nanti dia malah jijik ? Ah sebaiknya kutahan dulu diriku, pagian dikit...

Akhirnya aku dapat tertidur dan waktu menunjukkan pukul 11 siang, aku segera menghubungi Jungkook

"Jungkook.."

"Kenapa Y/n?"

I love you too || jungkook fanfic ⭑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang