✨Dua minggu berlalu...
Doyoung masih setia berada dirumahnya, ia enggan menemui Jaehyun, masih sedikit kecewa kepada pria itu. Memang seharusnya hal kecil begini tak perlu terlalu di bawa ke hati, tapi Doyoung sangat tidak suka soal percintaan. karena ia hanya akan mencintai satu lelaki di hidup nya dan tidak pernah berubah, Jung Jaehyun.
Mungkin karena Jaehyun telah memiliki kekasih Doyoung menjadi sangat tidak menyukai cinta-cintaan. Karena cinta hanya membuat hatinya sakit.
"Nak diluar ada seseorang yang mencarimu, keluarlah dan temui dia!" teriak Yoona dari luar kamar Doyoung.
Doyoung tambah mempererat pelukannya kepada gulingnya dan tak menghiraukan panggilan Yoona. Mood nya sangat buruk hanya untuk menemui tamu itu, dia sendiri tak tau siapa seseorang yang dimaksud Ibu-nya.
"Doyoung bangun ada yang mencarimu!" kesal Yoona, ia membuka pintu kamar Doyoung dan memukul pelan punggung anaknya.
Doyoung pun bangun dengan malas. "Iya Bu."
Yoona berpenampilan sangat rapi, di sampingnya telah berdiri koper besar entah apa isinya.
Doyoung hanya mengehela nafasnya, ia tahu sekali Ibu dan Ayah-nya pasti akan meninggalkanya ke luar negeri. Terlalu sering ditinggal hingga ia sudah terbiasa dengan kesendirian.
"Sayang Ibu dan Ayah harus pergi sekarang, kami akan ke luar negeri. Kau jaga diri dirumah ya, jangan pernah bolos!" Doyoung mengangguk dengan wajah malas.
"Tidak bisakah kalian sehari ini saja dirumah bersamaku! Apa gunanya rumah besar ini jika tidak ada kebahagiaan didalamnya? Kalian terlalu sibuk bekerja hingga tidak memperdulikan aku! Aku masih butuh perhatian dari kalian bukannya perhatian dari maid-maid yang kalian sewa untuk melayaniku!"
"Doyoung! Kami bekerja untukmu, jika kami tidak bekerja maka kau akan hidup susah! Bersyukurlah sekarang karena kau adalah putri dari pemilik perusahaan Kim family, kau lihat diluar sana banyak anak seumuranmu yang tak dapat melanjutkan pendidikan karena tidak ada biaya dan kau seharusnya bersyukur karena hidupmu serba berkecukupan."
Doyoung menundukkan kepalanya, ia rasa percuma berbicara pada Ibu-nya ini. Setiap ditanya mengapa mereka selalu sibuk bekerja, pasti jawabannya karena mereka mencari uang untuknya.
Doyoung butuh kasih sayang bukan uang! Ingin sekali ia mengatakan itu kepada kedua orangtuanya namun urung, ia tidak ingin memperbesar masalah ini.
~o0o~
Doyoung membukakan pintu mansion mewahnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat Mark yang berada didepan pintu rumahnya.
"Maaf aku sedang tidak enak badan." Doyoung berniat menutup kembali pintunya lalu lengan Mark menahannya.
"Doyoung please maafkan aku..." Mark memohon-mohon agar dimaafkan.
Doyoung menggeleng lalu mendorong paksa pintunya, Mark menahan kembali sekuat tenaga.
"Pergi kau jangan dekati aku, kau bahkan baru mengenalku tetapi sudah lancang seperti ini!"
Karena terus ditahan oleh Mark, akhirnya Doyoung menyerah dan menghadapi Mark yang tengah menatapnya penuh harap.
"Doyoung aku memang baru mengenalmu, bisakah kita berbicara satu sama lain?" pria berwajah blasteran itu ingin sekali dekat dengan Doyoung.
"Bicara perihal apa? Kalau tidak penting segeralah pulang karena aku tidak akan pernah menerima pria pemaksa sepertimu."
"Bagaimana kalau kita belajar bersama saja?" usul Mark karena pria itu kehilangan alasan.
"Kenapa tiba-tiba kau ingin mengajakku belajar bersama. Aku bisa belajar sendiri dengan tutorku." Doyoung hendak menutup pintunya namun lagi-lagi tertahan.
"Kim Doyoung sebelum kau benar-benar meninggalkanku ingatlah...aku mencintaimu."
"Bagaimana bisa baru mengenal langsung jatuh cinta, kau terlalu banyak menonton sinetron." Doyoung menatap remeh Mark.
Dia membalikan tubuhnya membelakangi Mark dan berniat masuk kembali ke dalam rumah, namun perkataan Mark menghentikan langkahnya....
"Aku mencintaimu tak butuh waktu lama...bahkan satu detikpun aku bisa jatuh cinta padamu
Mark menjedanya sejenak dan kembali berbicara.
--Walau kau tak mencintaiku tak mengapa, biarkan aku menjadi temanmu... just be my freinds, apakah permintaanku berat untukmu?"
Doyoung membeku ditempat, tak tau harus bereaksi bagaimana. Kata-kata Mark mengiang di telinganya, tersirat rasa kasihan di hati Doyoung yang terdalam. Mengingat bagaimana lelaki di belakangnya ini rela berhujan demi dirinya yang tadi malam kehujanan saat keluar dari mobil. Lelaki ini rela mengejarnya ditengah derasnya hujan. oh apakah yang harus dilakukan Doyoung?
Doyoung akhirnya berbalik mengahadapi Mark yang tengah menatap sedih dirinya.
"Maaf jika ucapanku tadi menyakitimu...." ucap Doyoung merasa benar-benar tidak enak.
Mark tersenyum, dia bahagia sekali karena Doyoung mau berbicara dengannya. Ya, cukup itu saja sudah membuatnya luar biasa bahagia.
"Tidak apa-apa, apa kita bisa berteman?" tanya Mark hati-hati, takut jikalau Doyoung marah lagi padanya.
Doyoung mengangguk dan tersenyum. Oh astaga! Mark bisa-bisa meninggal di usia muda hanya karena melihat sosok bidadari yang baru saja tersenyum padanya.
Ketika semilir angin berhembus tenang. Dua orang yang berbincang-bincang dikursi taman itu terlihat bersemangat.
"Memangnya apa sih yang kau suka dariku?" tanya Doyoung dengan polosnya.
"Ketika segala hal punya alasannya tersendiri hanya kau gadis yang kucinta tanpa alasan
--cinta itu terkadang menyulitkan dan terkadang pula membuat kita nyaman. Seumur hidup baru kali ini aku merasakan cinta. Maafkan aku waktu itu. Aku seorang lelaki yang sebelumnya awam akan cinta, karena begitu semangat dan merasakan tidak ingin kehilangan aku berani mengungkapkan cinta kepadamu. Aku tidak bisa memaksakan hati seseorang, karena segala yang terpaksa akan berakhir buruk."
Doyoung menangis memeluk Mark. Mark lelaki yang sangat baik. Tipikal lelaki setia, tetapi mengapa ia sama sekali tak memiliki perasaan apapun kepada Mark? Sungguh Doyoung merasa bersalah kepada Mark yang sepertinya sangat mencintainya.
Setelah itu Doyoung merutuki diri sendiri mengapa dengan mudahnya ia menangis?
.
.
.
.
.
.TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Agony | Jaedo
Romance[COMPLETED] [PROSES REVISI] Summary; Doyoung dan Jaehyun adalah sahabat sejak kecil, namun semua berubah saat Jaehyun telah memiliki kekasih... ©Nitaprasil15 ↪Start writing [ 17 april 2019 ] ↪Finish [ 26 juli 2019 ]