"Ayah tidak begitu caranya mengikatkan rambut!" Haeun merasa risih karena Taeyong dari tadi mengacak-acak rambutnya, bukannya mengikatkan, malah jadi berantakan.Taeyong tertawa seolah tak merasa bersalah. "Aku tak tau bagaimana cara mengikat rambut anak perempuan sepertimu." jawabnya disertai kekehan, ia gemas melihat putrinya kesal.
"Aku ingin diikatkan Bunda Doyoung saja, Ayah ayo antar aku, aku ingin bertemu Bunda Doyoung." ajaknya.
~o0o~
Taeyong mulai penasaran dengan kehidupan Doyoung, ia tidak percaya ada perempuan sebaik Doyoung yang dengan baik hati merawat anaknya.
Karena penasaran Taeyong memutuskan untuk berkunjung ke rumah Doyoung.
Haeun dari tadi memaksa sang ayah untuk ke rumah Doyoung, tapi, walau tak dipaksa oleh Haeun pun Taeyong tetap akan datang kesana, karena ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya ke pada Doyoung dan sekalian memberi bingkisan untuk gadis itu.
Sepanjang perjalanan Haeun bercerita banyak tentang perempuan itu, katanya Doyoung itu cantik seperti bidadari, yah Taeyong akui itu memang benar.
Saat kemarin ia bertemu Doyoung memang perempuan itu sangat cantik di mata nya. Lalu kata Haeun kalau dia nakal Doyoung tak pernah memarahinya.
Taeyong menanggapi anaknya sembari tersenyum. Ia lega anaknya diperlakukan dengan baik oleh perempuan itu.
~o0o~
Haeun menarik tangan Taeyong, membawa sang Ayah ke depan rumah yang sangat sederhana. Rumah itu bercatkan putih dikelilingi bunga-bunga cantik di sekelilingnya.
Yang pertama Taeyong rasakan adalah...kagum! bagaimana bisa perempuan itu menata dengan sangat indahnya padahal rumah nya terlihat biasa saja, disaat asik-asiknya melamun Haeun kembali menarik tangannya.
Tangan Haeun bergerak membuka knop pintu, dengan cepat Taeyong lepaskan pegangan Haeun di knop pintu.
Anak itu menatapnya seolah bertanya 'mengapa?'
Taeyong yang peka pun langsung menasihati anaknya. "Haeun-a siapa yang mengajarkan mu lancang seperti itu. Kalau bertamu itu yang sopan, seperti ketuklah dahulu pintu rumahnya, Arraseo?" nasihat Taeyong dengan nada lembut.
Belum sempat Haeun menjawab tiba-tiba Doyoung telah berdiri membelakangi mereka.
"Haeun, Taeyong-ssi annyeong haseyo." Doyoung menunduk 90°
Taeyong menatap Doyoung. "Dari mana? Sepertinya lelah sekali." tanya Taeyong, pasalnya wajah Doyoung berkeringat menambah kesan seksi.
"Oh saya dari toko tadi, berkeringat karena saya lari-lari haha, maaf bau ya?" ucap Doyoung canggung.
Dengan cepat Taeyong menggeleng. "Tidak sama sekali, boleh saya dan Haeun masuk? Ada yang ingin saya sampaikan padamu."
"Oh tentu saja! silahkan masuk." Doyoung membukakan pintu rumahnya.
Didalam rumah Doyoung, Taeyong duduk di sofa diikuti dengan Haeun yang masih bergelut manja dengan Doyoung. Haeun seperti nya sangat merindukan Doyoung, padahal kan baru berapa hari saja mereka tidak bertemu.
"Oh iya apa ingin dibuatkan kopi atau teh?" tawar Doyoung dengan sopan.
"Aniya, tidak perlu repot repot! Saya kesini ingin mengobrol dengan anda saja...tak keberatan kan? dan Haeun juga katanya merindukanmu...."
Doyoung mengangguk lalu mengelus kepala Haeun. "Baru berapa hari tak bertemu Bunda saja sudah rindu." Goda Doyoung sembari mencolek pipi gembul Haeun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Agony | Jaedo
Romance[COMPLETED] [PROSES REVISI] Summary; Doyoung dan Jaehyun adalah sahabat sejak kecil, namun semua berubah saat Jaehyun telah memiliki kekasih... ©Nitaprasil15 ↪Start writing [ 17 april 2019 ] ↪Finish [ 26 juli 2019 ]