Bismillah, semoga cerita ini berkesan.
**
Terik matahari siang membuat para siswa siswi SMK Taruna memilih berdiam diri diteras, membaca buku di perpustakaan dan ada juga yang berada dikantin.
Namun teriknya matahari tidak membuat semangat sepasang siswa siswi yang tengah berlari keliling lapangan itu surut.
Arkano dan Karessa. Dihukum lari lapangan 10 keliling karena sama sama ketiduran dijam pelajaran.
Arkano melihat kebelakang, dimana Karessa tertinggal jauh dibelakang nya.
Memasukkan tangan didalam saku celana putihnya, tersenyum simpul melihat betapa manis sahabatnya yang kini sudah terlihat seperti habis mandi.
"Ar, jangan terlalu kenceng larinya. Ingat kata dokter." Karessa memperhatikan wajah Arkano yang memerah.
Bukannya mengkhawatirkan dirinya sendiri karena sudah terlalu lama berlari, justru mengkhawatirkan orang lain yang jelas-jelas lebih kuat darinya. Karessa memang selalu begitu.
"Kata dokter apa kata kamu?" Bukannya menggubris nasihat Karessa, Arkano justru hanya tersenyum sambil menaik turunkan alisnya. Berniat menggoda Karessa.
"Iya kata dokter dan aku. Udah kamu istirahat aja, kalau nggak kuat biar aku yang gantiin kamu lari." Karessa mendorong Arkano keluar lapangan, namun sang empunya tidak bergeming sedikitpun.
"Cukup aku lari dari perasaan aja, Sa. Ngga untuk lari dari hukuman." Arkano tersenyum, mengusap surai hitam Karessa yang tergerai bebas diterpa angin.
"Tapi aku takut kamu kenapa-napa." Air muka Karessa berubah semakin khawatir.
"Aku akan selalu baik-baik saja, Sa." Arkano tersenyum simpul menatap Karessa yang kini menunduk, menatap sepatu biru favorit nya. Hadiah atas keberhasilan Karessa karena berhasil tidak sakit perut selama 3 hari dari Arkano.
"Kamu tau alasan jantungku masih berdetak hingga kini.?" Karessa mengangkat wajahnya, menatap iris cokelat Arkano. Memberi sang empunya iris tatapan bertanya.
"Karena kamu Sa. Jantungku masih berdetak karena kamu. Bukan karena obat yang dokter berikan, terimakasih sudah menjadi alasan untuk jantung ku agar tetap berdetak, Ressa." Arkano menatap Karessa yang tertegun dengan ucapannya, entah dapat mukjizat apa dia sampai berani mengungkapkan isi hatinya.
"Jika aku alasan jantung mu berdetak, maka kamu alasanku bertahan hidup hingga kini Ar. Cukup rasaku yang sia-sia, jangan lagi hidupku." Lagi-lagi Karessa menunduk menatap ujung sepatunya. Menelan kepahitan cinta nya yang hancur sebelum dibangun.
"Tidak ada yang sia-sia Ressa, walau pada akhirnya semua yang ingin dan kau pertahankan, perlahan harus kau lepas dengan rasa Ikhlas."
Sedetik berikutnya yang terdengar hanya suara teriakan Arkano yang menyebut nama Karessa Khawatir.
Tapi apakah takdir sejahat itu.?
Apakah takdir memang berniat memisahkan mereka.Alam seolah menghukum mereka atas dosa yang tak pernah mereka buat.
Masa remaja yang seharusnya indah, berubah begitu kelam ketika sebuah fakta yang disembunyikan oleh keluarga Arkano dan Karessa terkuak.
Karessa dihantam kenyataan yang selama ini dianggap mustahil.
Rasanya ingin menyalahkan keluarga, tapi dia tau. Bahwa mereka tidak salah.Finally.
Setelah disembunyikan semenjak tahun 1900, Arkano dan Karessa dibebaskan juga. Mehehehe.Sampai jumpa pada tanggal 11 juli Arkano & Karessa.❤❤
Butuh 50 kali dibaca sama 50 vote buat lanjut ke part selanjutnya aja kok susah banget ya.😨😨😨😨😨
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkano & Karessa
ActionKau masih percaya aku.? Jika iya, maka teruslah berjalan kedepan. Iya aku tau jalan mu seakan buntu, tapi tetaplah melangkah. Aku akan menjemputmu. Sebentar lagi. -Dion Arkano Galeandra Katamu aku alasan jantung mu berdetak, tapi kenapa sekarang aku...