Prolog

8K 275 12
                                    

Christopher Renard Dustin, umurnya sudah menginjak 30 tahun, dimana saat ini hampir seluruh kesuksesan sudah ada dalam genggaman tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Christopher Renard Dustin, umurnya sudah menginjak 30 tahun, dimana saat ini hampir seluruh kesuksesan sudah ada dalam genggaman tangan. Bisnisnya berhasil, kehidupannya sehat tak tercampur dengan obat terlarang, ataupun percintaan satu malam dengan wanita random. Dia bukanlah pria seperti itu. Memiliki paras tampan yang disukai banyak wanita, namun tak satupun yang ia respon dan jadikan kekasih.

Bagi pria, umur 30 tahun adalah saat emas mereka. Mereka berada di puncak performa, baik itu pesona fisik dan gairah.

Dustin belum pernah berkencan dengan wanita, ia menutup diri. Bukan karena masa lalu, trauma ataupun orientasi seksual yang menyimpang. Ia sehat dan masih menyukai sosok yang diberi nama wanita.

Ada satu sisi hatinya yang selalu memberitahu, ini waktu yang tidak tepat untuk berfikir tentang wanita. Maka ia akan langsung mundur pelan-pelan, beralih mengerjakan hal lain. Sejujurnya ia menunggu saat-saat dimana bertemu dengan seorang wanita, memandanginya sepanjang hari, memeluk dan menciumnya.

Ia ingin membangun keluarga, dimana ada dia dan satu wanita yang akan mengurus, memperhatikan dan mencintainya seumur hidup. Perasaannya selalu menginginkan kehangatan di dalam rumah, ada tawa, sedih, cemas, marah yang terkumpul disana. Tapi sesuatu itu belum juga ada di rumahnya. Mansion besar yang sudah dia bangun sepi, sunyi, tak ada hal menarik yang membuatnya ingin selalu pulang.

Di tengah lamunan yang terus-menerus memikirkan masa depan. Lagi-lagi ia terusik melihat seorang asisten yang berumur sudah hampir 50 tahun menelepon seseorang dari balik kaca ruangannya. Ia merasa tak terganggu, hanya saja, timbul rasa hangat dan ingin tahu. Siapakah yang ia telepon di seberang sana? Sehingga membuat wajah tua itu selalu menyunggingkan senyum.

"Yes, don't forget to back home before summer. I miss you too" jawab pria tua itu semangat.

Dustin segera keluar ruangan dan menemuinya. Ia berdiri tepat di depan meja asisten dengan wajah datar. Untuk kesekian kalinya ia menanyakan hal ini.

"who is that?" tanyanya basa basi.

"Seseorang yang sedikit merepotkan Tuan," kata pria itu kemudian memasukkan ponsel itu ke dalam saku. Bibirnya berucap negatif tapi matanya berbinar, dan senyum selalu tersungging tipis saat menerima telepon. Tentu ia tidak bisa menipu seorang Dustin.

"Tapi aku melihat ada kebahagian di matamu"

Javier kelihatan berpikir lebih dulu untuk mengungkapkan jawabannya.

"Walaupun merepotkan, dia sudah lama menjadi bagian dari hidupku"

"Kau harus segera resign dan menunggu masa tuamu" pesan Dustin. Sisi baik dari Dustin terlihat. Hanya ia perlihatkan pada orang tertentu saja. Baginya Javier salah seorang teman setianya, menemaninya dari nol hingga sekarang. Javier pasti tahu bagaimana kerasnya hidup Dustin.

"I will do, setelah memastikan sesuatu"
Memastikan apa lagi?

"Berapa usia wanita itu?"

Jasmine For Dustin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang