Apa aku pernah menjelaskan seperti apa dia?
"Tuan sepertinya sangat bahagia," itu suara Tobias ketika kami masih berada di mobil.
"Seperti yang kau lihat."
"Saya turut senang, semoga berhasil," tambahnya tak lupa tersenyum. Entah ia mendapat jakpot apa hingga akhir-akhir ini wajah Tobias terlihat ceria.
"Thanks, aku selalu bisa mengandalkanmu."
"Kita sampai tuan."
Aku turun dan langsung masuk menuju ruang reservasi di restoran milik sahabatku.Semua orang pasti selalu berdetak jantungnya, tapi kali ini milikku sudah keterlaluan. Ia berdetak terlalu cepat dan keras. Biasanya aku akan selalu mencari tahu siapa wanita itu, tapi kali ini aku biarkan pelan-pelan mengetahuinya sendiri. Aku ingin disetiap hari ada kejutan baru dalam dirinya untukku.
Setelah pertemuan singkat di rumah Javier, kemudian pertemuan tak sengaja di pantai dan bandara, baru kali ini aku bertemu lagi. Satu hal yang selalu aku ingat ketika melihatnya.
Dia sexy.
Tak lama setelah aku menunggu.
Dia datang, aku tahu dari suasana ruangan yang tiba-tiba menjadi hening, detak jantungku yang semakin cepat, dan suara ketukan sepatu.Dia harum.
Ya, tak diragukan lagi feeling ku, ia sudah datang bersama Javier. Aku segera berdiri dan berbalik badan siap menyambut mereka.
"Kau sudah datang," sapa Javier.
"Ya, nice to meet you Javier and Jasmine," suaraku yang keluar, tidak terlalu buruk.
Briana,ia mengulurkan tangannya yang padaku, tak menyiakan kesempatan segera aku genggam tangannya yang luar biasa halus dan putih. Aku suka saat tangan itu di genggaman.
"Dustin," balasku sedikit gugup.
Aku suka penampilannya kali ini, totally sexy.
Dia sangat cantik.
Padahal hari ini ia mengenakan gaun selutut berwarna hitam polos dengan tali spageti, yang terlihat biasa namun sebenarnya mewah.
Ketika sedang menikmati makan malam dan hanya terdengar suara denting sendok, garpu serta pisau. Entah aku yang memang berlebihan atau dia yang takut, ketika aku memandangnya ia selalu mengalihkan tatapan.
Come on, look at me. I wanna see your eyes, sangat beruntung ketika aku merapalkan mantra itu dalam hati, seketika tatapan kami bertemu. Warnanya biru jika aku tak salah atau sebenarnya coklat? Entahlah.
Satu, dua, tiga, aku menghitung dalam hati, pipinya tiba-tiba memerah. Aku segera ikut mengalihkan tatapanku. Aku mungkin membuatnya malu."I will go to toilet," ucapnya lalu menatapku sejenak seperti juga meminta ijin dan pergi. Seketika aku berusaha untuk menghembuskan nafas lega.
Disaat seperti itu Javier menyuruhku untuk tidak terlalu tajam menatapnya. Ok, aku akan mencoba. Tapi tak akan bisa semudah itu ternyata.
Tiba disaat Javier pergi dan kini hanya aku dan dia. Aku tidak ingin mengulur waktu lagi, berusaha menyemangati diri untuk berseru sekarang, sekarang. Maka ketika aku akan memulai,aku blank. Aku berusaha mengingat kalimat apa yang sudah aku siapkan. Tapi tidak satu pun membekas dan aku ingat.
Setelah cukup lama terdiam, Aku hanya ingat satu kalimat, be my wife and I'll be your man. Hanya Tuhan dan aku sendiri yang tahu betapa beratnya mengucapkan itu. Lalu tiba-tiba mengalirlah semuanya tanpa rencana. Semua kalimat yang aku ungkapkan tidak ada dalam rencanaku, itu mengalir secara spontan. Spontan terucap ketika menatap matanya dan berusaha menyelami hatinya. Aku ingin mendapatkan bukan hanya tubuhnya, tapi hatinya.Hingga sekarang aku menunggu jawabannya di toko jewelry store.
Speechless.
Aku tidak bisa mengatakan apapun ketika mendapati kotak itu kosong. Masih memandangi kotak menyedihkan itu, berharap cincin tersembunyi di baliknya atau terselip, namun nihil-tidak ada apapun.
Ini kali pertama rencana besarku gagal, padahal prosesnya begitu panjang dan melelahkan. Tapi aku menghargainya, ia baru saja putus hubungan dengan Carlos. Bagaimana mungkin ia mau membuka lagi lukanya pada laki-laki yang terlalu nekat seperti aku.
Ya kalau menurut temanku, aku terlalu nekat. Tanpa perkenalan dan pendekatan tiba-tiba melamar seseorang. Berusaha kuat aku menegakkan kepala, tidak bisa tersenyum. Akupun mengajaknya pulang dan itu berat sekali.
Langkah ini terhenti, sebuah jemari hangat melingkupi lenganku yang sudah tergulung hingga siku. Nervous, maka penampilanku seketika berubah seperti ini. Mungkin ia ingin mengatakan sesuatu, aku berbalik dan menatapnya.
Oh God, apa aku tidak bermimpi? Inikah hasil dari usahaku? Cincin designku sendiri melingkar di jarinya yang lentik.
"Thank you Mine,"kata ku sambil mencium cincin dan jemari itu lama. Aku suka melihatnya memakai cincin ini. Tangan dan jemarinya makin indah untuk dilihat dan digenggam.
"Mine?" Ia bersuara setelah aku melepaskan ciumanku di tangannya.
"I will call you Mine."
Seketika raut wajahnya kaku, aku berharap ia tersenyum disana tapi tidak. Justru ekspresi tegang dan rona merah di pipi yang semakin menampak cantik.
"This is gorgeous," ucapnya sambil menunjukkan cincin berlian itu. Tapi tidak secantik dirimu, kataku dalam hati.
Setelah melewati menit-menit menegangkan dalam hidup. Dengan anggun ia berjalan keluar dan mengibaskan rambut panjangnya. Shit, dia berhasil membuatku tersenyum lagi.
Tak banyak kata yang keluar dari bibirnya hingga sampai di rumah. Akupun tidak terlalu pandai lagi berkata-kata. Padahal saat melamarnya, deretan kalimat begitu lancar terucap dari bibir ini. Hingga ia masuk ke rumah dan menutup pintu, tak ada kata sapaan good bye, good night or anything else. Sebenarnya, sangat ingin kulakukan untuk menciumnya dalam, di bibir merah merona itu. Merangkum wajahnya, menggesekkan kedua hidung dan menghirup aroma nafasnya lalu mencecap benda kenyal menggoda itu. Aku ingin setidaknya, memeluk dan menggandeng tangannya. Sekali saja sebelum menikah. Aku ingin merasakan seberapa halusnya kulit itu menyentuk telapak tanganku.
I call you Mine, itu lah yang aku ingat sebelum tertidur.
Versi lengkapnya ada di Karya Karsa dan Google Play Book ya
Jangan lupa vote, commet atau follow akun author ya guys.
Revisi 090420
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasmine For Dustin [End]
RomanceDustin merupakan pria pekerja keras yang baru merasakan ketertarikan pada seseorang ketika menginjak umur 30 tahun. Hidupnya dulu penuh kesedihan dan kesendirian. Tidak ada keluarga ataupun kekasih. Kali ini dia mulai menginginkan seseorang. Bukan y...