Bab 7 What?!

4.6K 212 14
                                    

Dara POV

Mama sama ayah udah pulang kemarin malam. Aku juga awalnya gak tau kalau mereka mau pulang, soalnya gak ngasih kabar ke aku sama Zavi. Orang tua Zavi juga udah pulang. Dia sendiri bingung mau balik ke rumahnya atau tetep tinggal di rumah aku.

"Hemm Tante apa lebih baik aku pulang aja yah? Soalnya kan Tante sama Om udah pulang, gak enak aja kalau aku tetap di sini." Ujar Zavi yang merasa gak enak sendiri sama orang tua aku.

"Gak usah ngerasa gak enak nak Zavi. Kan kamu bukan orang lain di rumah ini. Ingat, sebentar lagi kamu akan jadi menantu dirumah ini." Kata mama tersenyum ke Zavi.

"Mama ih, ngomong apa sih! Aku masih sekolah mah, aku gak mau nikah cepet-cepet aku masih mau lanjut kuliah setelah lulus nanti." Kata ku protes tidak setuju dengan ucapan mama.

"Kan mama gak bilang bakal nikahin kamu diwaktu dekat ini." Kata mama sambil ketawa geli ngeliat aku cemberut.

"Ya tetep aja aku gak mau cepet-cepet nikah." Sumpah yah gue gak kebayang gimana jadinya nanti kalau aku sama Zavi nikah. Bukannya dijadiin istri tapi malah lebih kaya babysister nya Zavi. Mengingat kelakuan Zavi yang sering kekanakan.

"Kalau begitu tunangan aja dulu, gampang kan?" Kali ini ayah yang nyeletuk.

Aku sempat kesedak air yang aku minum. Pasalnya ayah ngomongnya enteng banget kaya ngga mikirin perasaan aku kaya gimana.

"Ayah kalau ngomong enak banget yah?!" Kata ku geram sambil natap tajam ke arahnya.

Ayah cuman cengengesan lihat aku natap tajam ke arahnya. Nyebelin gak sih, dari dulu gak berubah selalu aja buat aku kesal.

"Bener kata ayah kamu, lagian sebenarnya kami pulang itu mau bicarain masalah ini. Gimana Zavi kamu setuju gak kalau misalnya kamu sama Dara tunangan dulu?"

Zavi mandang mama sebentar.

"Kalau Zavi sih terserah kalian. Toh pada akhirnya nanti juga bakal tunangan kan? Aku sh nurut aja."

Anjirlah Zavi, dia ngomong kaya gak ada beban begitu lancarnya. Entah keberapa kali aku udah melototkan mata setiap kali mendengar orang di sekeliling ku bicara.

"Tuh liat Zavi, dia itu nurut sama ucapan orang tua. Gak kaya kamu bawaannya melawan mulu. Belajar lah dari Zavi biar kamu berubah jadi penurut. Dan mama gak menerima protes dari kamu." Ucapan mama diakhiri dengan tatapan tajam yang menusuk.

Kita berempat itu sebenarnya lagi pada makan malam dimeja makan. Tapi gara-gara pembicaraan masalah tunangan aku sama Zavi, nafsu makan ku jadi ilang. Nyebelin juga, kenapa aku harus dibanding-bandingkan sama Zavi.

"Ya.... Baiklah kalau itu mau mama." Akhirnya aku hanya bisa pasrah.

"Mama sama ayah udah bicarain ini sama orang tua Zavi. Dan kita sepakat kalau tunangan kalian akan dilangsungkan Minggu depan."

"APA?!"

Makan malam kali ini bener-bener rame dengan suara teriakan aku yang menggema di seluruh ruangan.

Dara POV end

+++

"Dara...... Gue pulang!!!"

Orang yang tidak memiliki sopan santun emang. Main masuk ke rumah orang aja. Mungkin itu yang ada dipikiran Zavi, yang kini tengah duduk di sofa sambil baca buku. Sampai suara yang melengking menyakitkan telinga itu terdengar.

Zavi melotot ke arah orang yang kini masih diam ditempat sambil menatap ke arahnya.

"Siapa lo? Kok ada dirumah baby gue?!" Kata orang itu setengah teriak.

Spoiled Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang