thirty

185 13 0
                                    

Yoyooooooo readers! Selamat datang di story terkece tersuper terkeren di indonesia broh! Halah sok sokan jadi atta lagih! Ok back! Mon maap lama ga update!

Enjoy!!

------

"Mungkin sekarang aku berada setitik terlemahku, dan yang ku tau semua orang akan mengalami semua itu dalam dirinya, dan pasti akan ada kejutan dibalik ini semua"
-camilla aurora elvaretta

-----

Keesokan harinya.

Milla masih belum juga berangkat kesekolah, dan yang teman sekelasnya tau Milla hanya mengirimkan surat dengan keterangan sakit. Itu membuat seisi kelas runyam. Milla yang tegas dikelasnya hilang. Milla yang selalu tegar hilang. Milla yang selalu disukai oleh guru guru hilang. Milla yang selalu sabar menghadapi cacian cacian ketika dirinya menjadi waketos hilang. Semua yang ada dalam diri Milla hilang, lenyap seketika, hanya karna ulah semua sahabatnya.

Mentari mengacak rambutnya frustasi saat bel pulang sekolah berbunyi. Bingung harus melakukan apa, seolah semua yang dilakukan olehnya selalu salah. Semangatnya hilang.

Mentari menunduk sembari memegang setir mobilnya hingga ada seseorang yang mengetuk kaca mobilnya. Mentari mendongak dan menyipit ketika melihat orang yang mengetuk kaca mobilnya. Alan.

Mentari membuka kaca mobilnya "apa?" ucapnya dengan sangat dingin, tatapannyapun ikut berubah menjadi dingin.

"Bisa kita ngomong sebentar? Bentar aja Tar!" Alan memohon pada Mentari "masuk!" Mentari melirik pada kursi yang ada disebelahnya.

Ketika Alan sudah masuk, Mentari langsung menatapnya dingin membuat Alan sedikit gugup ditatap seperti yang dilakukan Mentari. "Tar, gu-" belum usai berbicara Mentari langsung berbicara "lo kenapa sih lan? Lo tau kalo gue itu jahat sama Milla dulu kan? Terus kenapa lo ninggalin dia hah? Lo tuh gak tau rasanya kehilangan orang yang disayang! Lo gak tau semua itu Alano Bridge!"

Alan langsung menenangkan Mentari "tar, lo tuh gatau ya kalo dia itu e-" Mentari langsung menyerobot omongan Alan "e apa? Egois? Dia gak egois bodoh! Dia cuman mau yang terbaik buat lo semua! Cuman salah paham doang aja lo udah bikin dia gak berangkat hari ini puas lo?!" emosi Mentari dan Alan sama sama naik.

"Apa kabar sama lo hah? Lo yang udah nyebarin Manda, Alvin jadi ngikut lo kan?" ucap Alan pada Mentari. Mentari meghela nafasnya kasar dan memukul setirnya "argh! Ya gue tau! Tapi sampe sekarang, gue gatau alasan yang dimiliki sama mereka buat ngikut gue itu apaan!" Mentari memegang erat setir mobilnya.

Alan menyipitkan matanya melihat Mentari yang berbeda dengan apa yang ia lihat dulu "lo berubah Tar!" ucapan alan sukses membuat Mentari menoleh dan menatap tajam Alan, lebih tajam dari sebelumnya.

"Iya! Gue berubah! Asal lo tau! Gue! Kayak gini gara gara lo!" Mentari berteriak mungkin orang yang ada didekat mobilnya bisa mendengarnya.

Alan terkejut dengan pernyataan Mentari "kok gue?"  Mentari mengacungkan jari telunjuknya pada Alan "gara gara lo! Iya lo! Lo mau tau kenapa?" Alan mengangguk, Mentari menitikkan air matanya dan mengalihkan pandangannya pada kaca mobilnya.

"Lo kemana aja pas orang tua gue meninggal?" ucapan itu lolos dari mulut Mentari tanpa menatap Alan yang sudah menatapnya terkejut, bingung harus menjawab apa.

Mentari yang sadar akan Alan yang masih diam membuatnya mengusap jejak jejak air matanya dan menoleh pada Alan dengan sorot mata yang berbeda dari sebelumnya "kenapa alan? Disaat itu! Gue butuh orang yang sayang sama gue! Sedangkan lo sendiri tau! Kalo gue itu cuman punya lo dan keluarga gue, dan ketika keluarga gue gak ada lo hilang gitu aja! Gue telfon lo! Tapi yang ada suara operator! Lo kemana aja alan?" Alan langsung diam, tak berniat membalas ucapan Mentari.

"Dan setelah itu ketika gue tau lo sayang sama Milla, gue berharap lo gak ngelakuin hal yang sama kayak lo ke gue dulu, tapi apa?! Lo ngelakuin lagi! Kedua kalinya alan!" Mentari menangis dalam diam "gue udah ga punya siapapun! Jangan buat gue kehilangan Milla setelah dia mau maafin gue! Jangan buat gue kehilangan rasa itu lagi alan!" Mentari menghapus air matanya kasar "hati gue itu dah mati! Dan yang gue pengen sekarang, lo jauh jauh dari kehidupan gue alan! Keluar!" Alan langsung membuka pintu mobil Mentari dan langsung disambut oleh semua sahabat sahabatnya.

-------

Semua orang yang dekat dengan mila khawatir dengan keadaannya, termasuk keluarganya. Milla yang pergi entah kemana ketika ia pulang sekolah kemarin. Itu membuat semua keluarganya khawatir, dan membuat papa Milla harus mengundur kepergiannya ke luar negeri lagi.

Ponselnya yang mati, membuat mereka makin Khawatir. Tiba-tiba ada suara telfon dari neneknya Milla pada sang mama.

Ketika diangkatnya telfon tersebut, yang mama Milla dengan adalah suara curhatan seseorang yang suaranya sangat ia kenali beserta suara tangisnya.

Ia mendengarkannya hingga usai, dan langsung berdiri dari posisi awalnya yang duduk di sofa ruang tamu beserta keluarga kecilnya "Milla ada dirumah oma!"

----

Hollaaaa!! Backk!
Yampon mau  harus bentar aja susah banget yak! Gila!

Au ah! Yaudah maap ni dikit! Kan mau harus dulu:v

Oke bay! Jan lupa vote komennyaaa!!

Luv💖
Author yang lagi pusing sama banyaknya project!

Behind The Smile [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang