thirty two

211 11 2
                                    

"Jika semua orang menuntut ingin bahagiakan. Lantas, siapa yang akan membahagiakan?"

-------

"Lo ngapain si ngelakuin kek gini? Itu bener bener ga perlu lo lakuin!" ucap Bella pada sang saudari.

"Iya, Milla makasih ya udah nolongin kita semua! Lo berhak buat bahagia" ucap salah satu dari segerombolan yang ada disekitar Milla.

"Gini ya, gue liat orang bahagia gue ikut bahagia, jadi kalian gausah khawatir, sekarang kalo kalian pengin liat gue tambah bahagia kalian bisakan selesein masalah kalian sendiri? Dan oiya, jangan lupa sama semua yang gue pernah kasih tau ke kalian ya?" segerombolan yang ada disana langsung mengangguk dan pergi dari tempat itu.

"Mill, kenapa lo lakuin itu?" ucap Belva pada Milla. Milla tersenyum menghapus sisa sisa air matanya "ya gapapa, mengisi kegabutan!"

"Boong lo!"

"Yaudah, ni ya, gue bakal kasi tau, tapi ga disini"

----

Cafe bunga.

"Jadi gini, gue ngelakuin itu karena, sebenernya gue pengin gue selalu diinget sama banyak orang. Selalu bermanfaat buat seseorang"

Kinan yang baru saja meminum jus alpukat langsung ikut berbicara "tapi, apa lo ga ngerasa dimanfaatin?"

"Dimanfaatin? Enggak. Buktinya tadi mereka dukung gue. Btw kok lo gak bilang kalo lo it--" Kinan sudah membekap mulut Milla erat erat sembari berbisik "iya, gue managernya netta, udah ya?" kinan melepaskan tanganmu yang ada di bibir Milla.

"Aish! Lo bikin gue sesek nafas gila!"  ucap Milla yang membuat semua sahabat sahabatnya melihat kearahnya.

"Kalian berdua aneh" ucap Belva dengan polosnya.

"Biar!" ucap kinan dengan ketus yang disambut dengan uluran lidah dari Belva.

Tiba-tiba Milla merasa dirinya pusing sekali hingga matanya memburam dan tak lagi melihat apapun sekarang.

"Mill! Weh! Gimana nih? Aduh, bawa rs aja bawa rs!" ucap Manda dengan panik.

"Iya, ntar gue telfon orang tuanya suruh dateng ke RS! Udah ayo! Alan! Lo bantuin kek! Alvin! Lo ngapain disitu?! Buru bantuin bego! Sam?!" Semua yang merasa terpanggil oleh Bella langsung mendekat kearah jay dan Milla untuk membantunya membawa Milla ke dalam mobil milik Mentari.

--------

15 menit setelahnya.

Dokter keluar dari ruang UGD dan langsung menghampiri segerombolan siswa yang ada disana "dimana keluarganya?" semuanya panik, sebab hingga sekarang orang tua Milla belum juga datang. Bella langsung mendekat kearah dokter dengan nama Laura di nametagnya.

"Saya adiknya dok" Dokter Laura tersenyum langsung menyuruh Bella mengikutinya keruangannya.

"Jadi gimana keadaan kakak saya dok?" ucap Bella dengan serius.

"Kakak kamu terserang penyakit tumor, tumor itu ada dititik paling berbahaya. Tumor itu tumbuh dibagian tulang belakang sekitar leher yang berhubungam dengan bagian vertikal otak" Bella langsung mengedipkan matanya berkali kali mencari kebohongan dalam rait wajah sang dokter. Namun hasilnya nihil, ia tak menemukan itu.

Behind The Smile [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang