Keesokan harinya, Raizel kembali menemui Lascrea. Pagi-pagi sekali dia berangkat menuju lukedonia. Dia berharap, Lascrea mau mendengar penjelasannya.
Sampailah Raizel di pintu istana. Kedatangan Raizel di sambut oleh Gechutel.
"Selamat datang tuan.." ucap Gechutel dengan hormat.
"Aku ingin menemui Lascrea.. Tolong katakan padanya, aku menunggunya di pintu istana.." pinta Raizel.
"Saya akan segera memberitahu lord.." Gechutel pun pergi untuk memanggil Lascrea.
Setibanya di depan pintu kamar Lascrea, Gechutel langsung mengetuk pintu kamar tersebut. Menyadari ada yang mengetuk kamarnya, membuat Lascrea bangkit dari tempat tidurnya. Dia membereskan pakaiannya dan segera membuka pintu kamarnya.
"Ada apa?" tanya Lascrea.
"Maaf lord.. Tuan Raizel ingin menemui anda.." jawab Gechutel.
"Tolong katakan padanya.. Aku tidak ingin menemuinya.." Lascrea seakan ingin menjauh dari Raizel.
"Tapi.. Tuan Raizel sudah menunggu anda di pintu istana.." ucap Gechutel.
"Tolong biarkan aku sendiri.." ucap Lascrea menutup pintu kamarnya.
Gechutel tidak bisa berbuat apapun, melihat keadaan Lascrea yang sedang tidak ingin di ganggu. Dia pun segera menemui Raizel, yang masih menunggu di pintu istana.
Sesampainya di pintu istana, terlihat Raizel yang masih menunggu kedatangan Lascrea.
"Dimana Lascrea?" tanya Raizel.
"Maaf tuan.. Lord tidak ingin menemui anda.." ucap Gechutel.
Raizel terdiam. Dia berpikir, Lascrea masih mengingat kejadian semalam. Jika dia tidak menjelaskan semuanya pada Lascrea, mungkin Lascrea akan terus larut dalam kesedihan.
Raizel pun memutuskan akan terus berusaha menemui Lascrea. Dia pun melesat ke udara, meninggalkan Gechutel.
Raizel singgah di depan jendela kamar Lascrea. Dari balik jendela, dia melihat Lascrea terbaring di ranjang dengan balutan selimut di tubuhnya. Raizel mengetuk jendela tersebut, dan membangunkan Lascrea.
"Lascrea.." panggil Raizel.
Lascrea menatap kearah jendela, dia melihat Raizel sedang berdiri di depan jendela kamarnya. Lascrea hanya diam dan mengabaikan Raizel. Dia pun kembali berbaring di tempat tidurnya.
"Lascrea.. Tolong dengarkan penjelasanku.." Raizel terus berusaha agar Lascrea mau menemuinya.
Lascrea yang sedang terbaring, akhirnya bangkit dan berjalan kearah Raizel.
"Tolong buka jendela ini.. Aku ingin menjelaskan semuanya padamu.." Raizel meminta Lascrea membuka jendela kamarnya.
Lascrea yang terdiam, perlahan bibirnya berucap.
"Tolong jangan temui aku lagi.."
"Aku mohon.. Dengarkan penjelasanku.." Raizel terus berusaha agar Lascrea mau mendengar penjelasannya.
Lascrea hanya diam dan mengabaikan Raizel. Dia berbalik, perlahan meninggalkan Raizel yang masih berdiri di luar jendela kamarnya.
"Tunggu.. " Raizel mencegah Lascrea.
Lascrea pun menghentikan langkahnya. Dia menghela nafas, dan berbalik. Lascrea berjalan menghampiri Raizel. Perlahan, dia membuka jendela kamarnya.
Raizel merasa senang, melihat Lascrea membuka jendela kamarnya. Dia berpikir, Lascrea mau mendengar penjelasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse: Lazel Love Story
Fanfiction{Noblesse Fanfiction} Kisah cinta Cadis Etrama Di Raizel sang Noblesse termulia, dan Elga Canesis Di Lascrea sang Lord kaum bangsawan. Kedua bangsawan yang memiliki posisi tertinggi di kaumnya. Mereka saling mencintai, namun tak pernah berani untuk...