Pagi hari tiba, Lascrea bangun lebih awal. Dia menatap Raizel yang tertidur nyenyak di sampingnya. Lascrea mengecup pipi Raizel. Lalu segera bangkit dari ranjang dan pergi ke kamar mandi. Setelah membersihkan diri, Lascrea berpakaian rapih. Kemudian menata rambut panjangnya. Ketika Lascrea sedang menatap dirinya di cermin, tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang.
"Selamat pagi," ucap Raizel sambil mengeratkan pelukannya.
"Bagaimana semalam?" tanya Lascrea.
"Tidurku sangat nyenyak, karena aku tidak tidur sendiri," jawab Raizel.
"Aku senang mendengarnya." ucap Lascrea.
Keheningan mulai melanda. Raizel masih memeluk Lascrea dan tak ingin melepaskannya.
"Raizel, lepaskan pelukanmu. Aku mau pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan," ujar Lascrea berusaha melepas tangan Raizel.
Perlahan Raizel melepas kedua tangan yang melingkar di pinggang Lascrea. Namun, dia tidak benar-benar ingin melepaskan Lascrea. Pria itu malah menarik tangan istrinya, hingga jatuh ke pelukannya. Kini, wajah Lascrea tepat berada di dada Raizel. Dia bahkan bisa mendengar detak jantung Raizel.
Lascrea sadar, jika Raizel hanya menggunakan celana panjang tanpa baju di badannya. Lascrea menatap tubuh kekar Raizel. Seketika dia menundukkan wajahnya, pipinya pun tiba-tiba merona.
"Kenapa kau menundukkan wajahmu?" tanya Raizel.
"T-tidak, a-aku hanya--"
Belum sempat Lascrea melanjutkan ucapannya, Raizel mendorong Lascrea ke sudut ruangan.
"A-apa yang kau lakukan?" tanya Lascrea gugup.
Raizel tidak menjawab, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Lascrea. Lascrea sangat gugup, dia bahkan tidak bisa mengontrol detak jantungnya yang semakin kencang. Raizel semakin mendekat, hingga bibir mereka bersentuhan. Lascrea hanya bisa pasrah, tidak ada cela untuk kabur.
Tidak lama kemudian, Lascrea melepas ciuman Raizel.
"Sudah cukup," ucap Lascrea dengan napas terengah-engah.
Raizel kembali mendekatkan wajahnya, tapi Lascrea berhasil menghindar.
"Sebaiknya kau mandi dulu. Aku akan menunggu mu di meja makan," ucap Lascrea.
Raizel pun menghela nafas.
"Baiklah, istriku," balas Raizel, membuat wajah Lascrea merona.
Lascrea pergi ke dapur menyiapkan sarapan. Sedangkan Raizel bergegas menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi, Raizel langsung memakai pakaiannya. Terlintas di pikiran Raizel untuk melakukan sesuatu yang berkesan dan menyenangkan bersama Lascrea.
Raizel berpikir keras, bagaimana cara sepasang suami istri bersenang-senang setelah menikah. Dia pun mengambil handphonenya, lalu duduk di sofa. Dia mulai mencari tahu jawaban dari pertanyaan yang membuatnya bingung. Raizel terlihat serius menjelajahi internet, sampai dia lupa mengancing bajunya.
Setelah beberapa menit menatap handphone, Raizel tertarik dengan sesuatu yang dilihat di handphonenya.
"Bulan madu untuk pasangan yang baru menikah," ucap Raizel membacakan tulisan di layar handphonenya.
Raizel diam sejenak, mencerna kata-kata yang di bacanya tadi.
"Bulan madu?" tanya Raizel dengan wajah bingung.
Sepertinya penjelasan dari internet kurang di mengerti oleh Raizel. Dia pun memutuskan untuk menanyakannya pada Frankenstein. Raizel bangkit dan berjalan menuju pintu kamar. Ketika dia membuka pintu, secara bersamaan Lascrea melakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse: Lazel Love Story
Fanfic{Noblesse Fanfiction} Kisah cinta Cadis Etrama Di Raizel sang Noblesse termulia, dan Elga Canesis Di Lascrea sang Lord kaum bangsawan. Kedua bangsawan yang memiliki posisi tertinggi di kaumnya. Mereka saling mencintai, namun tak pernah berani untuk...