Pagi hari yang cerah, terlihat Lascrea sedang bersiap untuk menjalani misi hari ini. Lascrea merasa kesal, karena usahanya untuk bisa menghindar dari Raizel gagal. Baginya, mustahil untuk bisa menghindar dari Raizel. Pada akhirnya mereka memang di takdirkan bersama.
Lascrea melangkah keluar kamarnya. Dia berjalan menuju gerbang istana. Sesampainya disana, terlihat Raizel sudah menunggunya.
"Kau sudah siap?" tanya pria itu.
Lascrea hanya diam. Dia pun berjalan mendahului Raizel. Raizel hanya tersenyum melihat tingkah gadis yang dicintainya.
Lascrea melesat ke udara, di ikuti Raizel di belakangnya. Lascrea merasa tenang saat dirinya diterpa angin pagi. Sesekali dia memejamkan matanya, membiarkan rambutnya di terpa angin. Raizel begitu kagum melihat gadis di depannya. Dia pun tersenyum melihat Lascrea yang sedang merasakan suasana pagi ini.
Lascrea menghela nafas dan kembali melihat keadaan sekelilingnya. Dia melihat sebuah desa dan banyak orang disana. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi kesana. Raizel hanya mengikuti langkah Lascrea dan mengamatinya dari belakang. Selama di perjalanan, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut mereka.
Mereka mendarat di hutan dekat desa tersebut. Lascrea hendak melangkah memasuki desa itu, tapi langkahnya terhenti.
"Tunggu Lascrea.. Kita harus mengubah pakaian kita, agar mereka tidak curiga dengan kedatangan kita.." ucap Raizel.
"Baiklah" tanpa berpikir Panjang Lascrea langsung mengubah pakaiannya seperti gadis-gadis yang dilihatnya disana.
Begitupun dengan Raizel, dia mengubah pakaiannya seperti yang dipakai manusia di tempat tersebut.
Setelah mengubah pakaian, mereka pun berjalan memasuki pemukiman. Orang-orang sangat kagum melihat mereka. Banyak orang yang mengira, jika Raizel dan Lascrea adalah sepasang suami istri yang sedang mengunjungi desa tersebut. Tidak heran jika mereka berpikir demikian, karena posisi berjalan mereka sejajar dengan ekspresi wajah yang sama-sama datar dan dingin.
***
Hari mulai siang, Raizel berpikir untuk mengajak Lascrea istirahat dan makan siang disana.
"Lascrea.." panggil Raizel.
Lascrea menghentikan langkahnya dan menghadap Raizel.
"Ada apa?" tanya Lascrea.
"Hari sudah siang, lebih baik kita istirahat dan mencari tempat untuk makan siang" jawab Raizel.
"Kau benar, kita sudah cukup lama mengelilingi desa ini. Dan sejauh ini situasinya masih aman, mungkin tidak ada salahnya jika kita beristirahat sebentar" Lascrea pun setuju dengan ucapan Raizel.
"Ayo kita cari tempat untuk makan siang.." ajak Raizel.
Lascrea pun mengangguk. Mereka kembali berjalan untuk mencari tempat istirahat dan makan siang. Di perjalanan, Raizel mulai berpikir jika ini saat yang tepat untuk menjelaskan semua masalah yang sedang mereka hadapi. Karena sekarang Lascrea sudah mau bicara padanya.
"Lascrea.." panggil Raizel.
"Ya?" Lascrea pun menghentikan langkahnya dan menatap Raizel.
"Aku.." Raizel terlihat canggung.
"Ada apa?" tanya Lascrea penasaran.
Raizel hanya diam menatap Lascrea yang sedang berdiri dihadapannya.
"Jika aku menjelaskannya sekarang, dia mungkin akan marah lagi padaku. Aku tidak ingin itu terjadi, aku tidak ingin selama kami menjalani misi ini dia dalam keadaan marah dan benci padaku" batin Raizel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse: Lazel Love Story
Fanfiction{Noblesse Fanfiction} Kisah cinta Cadis Etrama Di Raizel sang Noblesse termulia, dan Elga Canesis Di Lascrea sang Lord kaum bangsawan. Kedua bangsawan yang memiliki posisi tertinggi di kaumnya. Mereka saling mencintai, namun tak pernah berani untuk...