Krrriiinggg...."Lee's noodle, ada yang bisa dibantu? Oh, maaf sementara restaurant kami tutup untuk waktu yang belum ditentukan."
Untuk sementara waktu, restaurant milik Taeil terpaksa tutup dan tidak menerima pesanan. Berkali-kali pelayan mengangkat telpon hanya untuk menolak pesanan para pelanggan. Sementara pelayan-pelayan yang lain membantu mengangkut barang milik keluarga Taeil yang masih bisa diselamatkan dari puing rumah mereka untuk diletakkan di lantai 2 restaurant tersebut.
"Astaga!!" Jerit paman Kim terkejut saat melihat boneka kingkong berukuran sangat besar jatuh dari dalam mobil.
"Benda jelek apa ini?" Gumamnya.
"Paman!! Itu milikku!!" Protes Haechan saat mendengar perkataan paman Kim. Dari semua boneka dan mainan milik Haechan, hanya boneka kingkong itu yang selamat dan tidak mengalami kerusakan sama sekali. Mungkin boneka itu mempunyai kemampuan menyelamatkan diri? Ah tidak, Haechan lah yang menyelamatkan boneka itu secara tidak sengaja saat meletakkan boneka itu di bawah ranjang karena begitu tak menyukainya. Tapi siapa sangka, Haechan justru jadi menyayangi benda itu karena ia merasa kalau mereka memang ditakdirkan saling memiliki. Ughh... romantisnya...
"Benda mengerikan ini milikmu?" Tanya paman Kim tidak percaya.
"Yak!! Paman jangan berkata seperti itu pada Aegi!!" Haechan merampas boneka menyeramkan itu dan menggendongnya di punggung.
"Aegi? Kau menamainya seperti itu?"
Paman Kim tak henti tertawa dan Haechan masih saja melontarkan omong kosong menyebalkan, membuat Taeil yang sudah pusing menjadi semakin pusing.
"Diamlah kalian!! Dan kau Haechan, buang jauh-jauh anakmu itu!"
"Anak? Anak apa?"
"Bukankah boneka hitam itu anakmu dan Lucas?"
"Ayaaaahh!! Ucapan adalah doa! Jahat sekali ayah mengatai aku memiliki anak dengan Lucas!!"
Berisik sekali anak ini. Tanpa mengerti situasi Haechan tak henti mengomel, sementara di depannya ayahnya sudah sangat pening dan memegangi tengkuknya yang terasa sakit sekali akibat terlalu banyak berfikir.
Setelah keributan yang menyebalkan yang diakhiri saat Taeil memukul meja menggunakan sapu, kini Haechan menyodorkan teh hangat untuk ayahnya.
"Minumlah ayah. Jangan difikirkan."
"Bagaimana aku tidak memikirkannya? Tabungan kita selama ini lenyap begitu saja. Maafkan ayah tidak bisa memberikan yang lebih baik untukmu." Taeil menunduk penuh penyesalan.
Haechan tidak suka ayahnya itu sedih. Ia langsung memeluk ayahnya yang sedang duduk itu dari belakang, lalu menghujani pipi ayahnya dengan ciuman. Taeil hanya bisa pasrah menerima perlakuan anaknya, walaupun sebenarnya agak menjijikan karena Haechan meninggalkan jejak liur di pipi ayahnya.
"Ayaahh ~ apa yang ayah katakan? Aku tidak apa, asalkan bersama ayah aku senang."
"Tapi...."
"Ayah... Apado gwaenchanha.." Haechan tersenyum lucu sembari menepuk pundak ayahnya.
Taeil membulatkan matanya. Ia langsung berdiri dan memegang kedua pundak Haechan. Dengan bodohnya ia melanjutkan perkataan anaknya itu "saranghagi ttaemune!!!!"
Tak butuh waktu lama, restaurant itu beralih menjadi tempat konser dadakan...
"One...two...one...two..three!!" Haechan memukul-mukul meja mengiringi Taeil yang siap bernyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISSING YOU (MARKHYUCK)
FanfictionHaechan yang selalu menempati 4 besar ranking terbawah di sekolahnya tak pernah menganggap pelajaran dan sekolah adalah hal yang penting, hingga seorang siswa pindahan dari Vancouver membuatnya bersemangat berangkat sekolah setiap pagi. Sebuah kisah...