"Universitas? Astaga... ujian tinggal sebentar lagi dan kita masih harus memikirkan universitas? Tega sekali." Haechan menghentakkan nampan makan siangnya dan menggerutu sebal.Ujian tinggal seminggu lagi, tapi guru Byun malah menambah beban bagi otak Haechan yang kini meronta-ronta tak sanggup menanggung beban hidup. Universitas tak pernah sekalipun difikirkan oleh Haechan. Dan kini, saat dihadapkan pada masalah yang satu itu, tentu saja Haechan bingung.
Jaemin hanya menggeleng pasrah. Dia tak ingin kuliah. Ingin kerja yang santai tapi berpenghasilan banyak. Apa ada ya?
"Kau juga harus makan sayur!" Protes Renjun saat melihat Jaemin memindahkan seluruh sayuran miliknya ke nampan Haechan, ditukar dengan seluruh daging asap milik Haechan.
Sejak memutuskan untuk diet, Haechan tak lagi makan daging dan nasi, hanya sayuran saja. Pokoknya dia harus kurus!
"Dan kau, makanlah sedikit daging dan nasi. Beratmu sudah berkurang 8 kg dalam sebulan, itu tidak sehat sama sekali!"
"Aku tidak akan berhenti sebelum wajahku tirus. Titik."
Sungguh mengesalkan karena walaupun beratnya berkurang, pipinya tetap saja chubby. Padahal dia ingin punya rahang setajam belati agar bisa mengiris-iris hati Mark yang beku itu. Ya... segala fikiran tidak masuk akal memang memenuhi otak Haechan sejak persiapan ujian. Tingkat ketidakwarasannya naik drastis.
"Sepertinya aku akan memilih memangkas habis rambut ini dan mendaftar wajib militer setelah lulus nanti. Bagaimana, mau ikut?" Haechan menaik turunkan alisnya, memberikan ide tidak waras lain kepada dua sahabatnya.
"Dan membiarkan paman Taeil menangis bergulung-gulung di lantai karena ditinggal anak kesayangannya? Apa kau waras Haechan?" Renjun menyentuh dahi kawannya itu, mengecek apakah Haechan sedang sakit atau apa. Karena demi apapun, semua yang dikatakan Haechan makin tidak berfaedah.
Saat mereka masih terus berdebat, Lucas muncul membawa nampannya. Tapi ada yang aneh, Felix Hyunjin tidak mengekorinya. Padahal sejak pagi mereka tidak masuk kelas, Haechan fikir mereka bolos bersama.
Ternyata, tadi pagi Lucas pamit berangkat sekolah namun dia berbelok dan berlari secepat kilat menuju perhentian bus yang berbeda arah dari sekolahnya.
"JYP??!!!" Jerita tiga makhluk di depan Lucas.
"Iya, sebulan yang lalu aku mengirim ribuan pesan ke email JYP, membawa CD rekaman sampai ke gedung mereka beberapa kali. Awalnya aku kena marah oleh staff perusahaan itu, tapi tadi subuh Felix dan Hyunjin diminta ke gedung JYP jam 7. Tentu aku harus bertanggung jawab atas kelakuanku. Tapi ternyata mereka mendapat panggilan audisi. Sayang sekali aku tak bisa melihat audisinya..."
Tentu saja Lucas tidak boleh masuk ke ruang audisi, jadi dia menunggu sangat lama di ruang tunggu sambil makan camilan yang katanya sih makanan organik. Entahlah, tapi yang jelas makanan dan minumannya sangat enak.
Yang ikut audisi bukan hanya mereka sih, banyak sekali yang datang. Makanya Lucas memilih kembali ke sekolah karena nampaknya audisi itu akan memakan waktu lama.
"Apa mereka akan jadi idol? Aku harus minta tanda tangan dan foto bersama dari sekarang. Dan saat mereka terkenal, aku akan jual tanda tangan beserta foto-foto aib mereka, hahahaaa...." Celetuk Haechan.
Memang benar, Haechan sepertinya agak error karena terlalu banyak belajar.
********************
Suasana riuh di kantin berbeda dengan heningnya ruang rapat guru. Kepala sekolah sedang mengomeli guru Byun habis-habisan karena tak satupun muridnya yang berpotensi lolos universitas. Yang membuat kesal adalah kenapa dia harus dibandingkan dengan si Park bodoh itu??
KAMU SEDANG MEMBACA
KISSING YOU (MARKHYUCK)
FanfictionHaechan yang selalu menempati 4 besar ranking terbawah di sekolahnya tak pernah menganggap pelajaran dan sekolah adalah hal yang penting, hingga seorang siswa pindahan dari Vancouver membuatnya bersemangat berangkat sekolah setiap pagi. Sebuah kisah...