"Haechan, kau dan ayahmu akan selamanya tinggal di lantai 2 restaurant kalian?" Tanya Renjun pada Haechan."Umm?? Tentu saja tidak. Sementara kami akan tinggal di rumah teman ayah."
Jaemin yang sedari tadi hanya menyimak sambil mengikat-ikat rambut Haechan akhirnya menjadi penasaran.
"Teman ayahmu? Teman yang mana?"
Haechan mengedikkan bahu tak tau. Yang dia tau tadi pagi sebelum berangkat sekolah, ayahnya tiba-tiba bilang bahwa teman lamanya menawarkan tinggal sementara di rumah mereka.
"Ayah bilang, dia dan orang itu berteman sangat dekat. Seperti kita ini."
"Heol.. menurutmu kita berteman dekat? Kalau suatu saat nanti kau mengalami bencana seperti sekarang, aku tidak akan sudi menampung kau dan anakmu di rumahku." Jawab Renjun.
Jaemin tertawa keras. Ia mengikat rambut Haechan membentuk apple hair yang menggemaskan, lalu duduk dan merangkul pundak Renjun.
"Injun sayang, tidak boleh begitu. Aku tidak keberatan kalau Haechan menumpang di rumah kita."
Renjun mengerutkan dahi tak suka.
"Tapi aku keberatan. Kau tau kan Haechan itu makannya banyak, dia akan menghabiskan makanan di rumah kita. Lalu bagaimana dengan air, listrik, dan lain-lain? Setidaknya dia harus membayar sewa untuk itu semua."
Harusnya Haechan marah, harusnya. Tapi ia menunda ledakan amarahnya sejenak saat mendengar kata yang membuat telinganya gatal.
"Apa maksudnya "rumah kita"? Kau dan Injun mau tinggal bersama?" Tanya Haechan penasaran.
"Tentu saja!" Jaemin berkata penuh semangat.
"Bagaimana bisa begitu?! Kalian tinggal bersama dan tidak mengajakku? Lalu aku dengan siapa?"
"Tentu saja bisa. Bukankah semua pasangan tinggal bersama? Kau juga akan tinggal bersama Lucas nantinya. Hahahaha..!!!" Renjun menatap malas pada Jaemin dan Haechan yang saling melontarkan ejekan satu sama lain. Menggoda Haechan memang merupakan kegiatan menyenangkan untuk mereka berdua.
Setelah puas adu mulut, Haechan dan Jaemin menarik nafas terengah-engah, terlalu lelah berteriak satu sama lain.
Tak lama kemudian Haechan kembali melotot.
"Jadi... kalian... BERPACARAN??!!!" jerit Haechan tidak terima.
Renjun menggeleng, Jaemin mengangguk.
"Injun...!!!" Protes Jaemin.
"Apa?! Kita kan memang tidak berpacaran"
"Lalu kenapa tadi Jaemin bilang kalian adalah pasangan?" Haechan masih bingung.
"Ya karena kemungkinan besar di masa depan kami akan menikah. Lagipula siapa yang tahan padaku selain dia? Lagipula, aku yakin hanya aku yang mau menerima si bodoh ini apa adanya." Jawab Renjun membuat Jaemin tersenyum lebar.
"Ugghhh... kau benar sekali Njun!!!"
"Lalu bagaimana dengan aku? Aku bisa menerima kalian apa adanya. Ayo, kita menikah saja bertiga!!" Jawab Haechan dengan bodohnya.
"Kau tentunya denganku, Haechanieeee...." Lucas yang muncul entah darimana akhirnya memutus pembicaraan tiga orang bodoh tadi.
****************
Haechan mengusap keringat dari pelipisnya. Ia baru selesai mengepak barang-barangny kembali untuk dibawa ke rumah teman ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISSING YOU (MARKHYUCK)
FanfictionHaechan yang selalu menempati 4 besar ranking terbawah di sekolahnya tak pernah menganggap pelajaran dan sekolah adalah hal yang penting, hingga seorang siswa pindahan dari Vancouver membuatnya bersemangat berangkat sekolah setiap pagi. Sebuah kisah...