Sampai keesokan hari, wajah Haechan masih saja memerah membayangkan hal-hal yang sebenarnya tak perlu muncul dalam imajinasinya. Dia lebih diam dari biasanya, dia juga tidak memakan sarapannya sampai habis dan langsung pergi ke sekolah mendahului Mark.
"Apa terjadi sesuatu semalam? Kenapa Haechan jadi seperti itu?" Tanya ibunya penasaran.
"Entahlah." Jawab Mark sekenanya. Dia segera menyusul Haechan yang entah kenapa seolah menghindar darinya.
"Apa?!" Bentak Haechan tak bisa menutupi rasa terkejut ketika Mark menarik kerah bajunya dari belakang. Haechan baru saja keluar dari gerbang rumah ketika Mark mengganggunya. Dia masih ngambek ya karena pelecehan semalam!!
Srekk...
Mark menyodorkan beberapa lembar kertas yang hanya ditatapi Haechan dengan penuh tanya.
"Rangkuman soal yang kemungkinan akan keluar di ulangan."
Haechan mengambil kertas itu dan membacanya sekilas. Daebak! Mark bahkan memberikan kunci jawaban dan cara penyelesaiannya. Haechan kan jadi tak bisa marah lebih lama pada Mark.
"Kau membuat ini untukku? Betapa perhatiannyaaa...Terimakasih Mark, aku mencintaimu!!" Jerit Haechan seraya berlari menjauh dari Mark, berusaha menutupi wajah merona yang sejujurnya tak terlalu nampak karena kulitnya yang sedikit gelap.
Mark tak merespon perkataan aneh Haechan. Memasukkan kedua tangan di saku, Mark pun berjalan santai menuju sekolah.
**************Hari ujian yang dinanti pun tiba. Sarapan pagi ini terasa sedikit berbeda, karena Haechan terus menerus mual tak bisa menelan sedikitpun makanan. Taeil sudah membuatkan sup pereda mual, namun tak mempan juga. Anak itu terlalu gugup.
"Haechan, kau harus makan. Bukankah ayah pernah bilang kalau kau tidak perlu memikirkan pelajaran jika tidak menyukainya?! Anak ini.... kalau kau sakit ayah bisa sedih.."
Semua sibuk membujuk Haechan sampai tak menyadari kalau Mark belum juga muncul di ruang makan. Beberapa saat kemudian, sosok tampan itu muncul dengan membawa nampan berisi makanan dan dua gelas teh.
"Mark.. kau membuat sarapan sendiri? Kenapa tidak bilang pada ibu?"
"Tidak apa-apa. Aku membaca kalau teh jahe dan kayu manis sangat baik untuk meredakan gugup. Jadi aku membuatnya. Entahlah, aku sedikit gugup menghadapi ujian." Jawaban tidak masuk akal keluar dari mulut Mark. Sejak kapan dia gugup menghadapi ujian? Biasanya saja dia tidak pernah belajar, tapi tetap mendapat nilai sempurna. Apalagi setelah belajar bersama Haechan berminggu-minggu... sudah pasti nilainya tidak akan jelek!
"Pereda gugup? Apa kau masih ada sisa teh nya Mark? Boleh paman minta? Anak ini daritadi mual terus." Pinta Taeil pada Mark. Dan kebetulan, Mark membuat dua gelas teh hangat itu beserta waffle dengan taburan serbuk kayu manis dan gula halus yang akhirnya dia berikan pada Taeil.
Ajaibnya, setelah minum teh dan memakan waffle itu Haechan berhenti mual.
"Fighting Haechanie!!" Jaehyun, Taeyong dan Taeil memberi semangat pada Haechan, melupakan fakta kalau Mark juga ulangan hari ini.
Seperti biasa, Mark akan berjalan duluan meninggalkan Haechan yang berjalan sendirian di belakang. Entah kenapa setiap langkah yang diambil Haechan rasanya lebih berat dari biasanya. Dia tidak pernah loh segugup ini melewati ujian. Huft, padahal biasanya tidak belajar. Ini ketika sudah belajar, kenapa justru semakin takut tidak lulus? Apa ini yang dirasakan siswa-siswi pintar di luar sana yang memilih bunuh diri karena tidak kuat belajar?? Ahh... akhirnya Haechan mengerti perasaan itu. Haechan jadi teringat perkataan Mark semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISSING YOU (MARKHYUCK)
FanfictionHaechan yang selalu menempati 4 besar ranking terbawah di sekolahnya tak pernah menganggap pelajaran dan sekolah adalah hal yang penting, hingga seorang siswa pindahan dari Vancouver membuatnya bersemangat berangkat sekolah setiap pagi. Sebuah kisah...