Empat

210 16 1
                                    

Sampai hari ini, namamu masih ku lantunkan di setiap doaku. Tanpa mengenal lelah, ku memintamu untuk menjadi imamku.

***

"Wua!" Fiza tersentak setelah mendengar suara cempreng Zahra yang memecahkan lamunannya.

"Astagfirullah Zahra" Fiza kaget dan langsung mengelus-elus dadanya.

"Hehe maaf, habisnya kamu dari tadi ngelamun terus sambil senyum-senyum sendiri, kamu nggak lagi sakit kan?" Tanya Zahra sambil menaruh telapak tangannya ke arah kening Fiza.

"Aku nggak sakit kok"

"Terus, kamu ngelamunin apa sambil senyum-senyum sendiri tadi?" Tanya Zahra sambil memasukkan cilok ke dalam mulutnya.

"Nggak ngelamunin apa-apa kok" Fiza yang tadi sedang melamun karena mengingat ucapan Fatur kemarin. Walaupun hanya bercanda Fiza berharap semoga apa yang diucapkan Fatur suatu saat memang benar terjadi. Aamiin.

"Hm yaudah, eh btw kak Fatur itu asik juga orang nya ya za." Ucap Zahra tiba-tiba.

"Iya, aku juga baru tau,"

"Eh za, bukannya kamu dulu satu smp sama kak Fatur?"

"Iyaa, tapi aku dulu nggak terlalu kenal juga sama kak Fatur. Palingan tau karena dia anggota OSIS." Jawab Fiza mengingat masa-masa smp dulu.

"Oh" jawab Zahra yang hanya ber-oh ria saja.

"Yaudah ah, pulang yuk" Ajak Fiza sambil menarik tangan Zahra.

"Let's go"

Fatur POV

"Woy!" Fatur tersentak setelah merasakan tepukan di bahunya.

"Belum pulang lo?" Lanjut orang itu tanpa rasa bersalah.

Fatur memicingkan matanya kesal, hampir saja handphone yang di pegangnya terjatuh mencium tanah. "Jangan suka ngagetin gua deh, Do"

Aldo terbahak, "sorry, gitu doang ah, lebay Lo!" Ucap Aldo meninju lengan Fatur.

"Masalahnya gue kaget, kalo gue jantungan Lo mau tanggung jawab?" Celetuk Fatur seenaknya.

"Hm, iya deh," jawab Aldo tidak minat. "Fatar lagi ngurusin kafe yang ada di luar ya, luar mana?" tanyanya kemudian.

"Luar rumah" jawab Fatur seenaknya.

Aldo memukul bahu Fatur karena kesal dengan jawaban laki-laki itu. "Gue serius tur"

"Gue kan udah pernah bilang nggak bisa seriusin hubungan kita," timpal Fatur seenaknya. Ia juga membalas pukulan Aldo tadi.

"Sakit!" Umpat Aldo.

"So?"

"Udah ah, ini juga tumben lo belum pulang? Biasanya juga lo kalo nggak ada rapat langsung cabut." Aldo mencoba menahan sakit di bahunya.

"Kepo lo," sela Fatur.

"Orang nanya juga, judes amat pak lagi pms ya?" Umpat Aldo sambil cekikikan. "Betewe, gue pulang nebeng dong"

My Husband is My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang