Mencintai dalam diam ada 2 kemungkinan.
Kandas atau berbalas.
~Hanya Allah yang bisa menentukan~***
Suara-suara yang bersahutan di sekeliling Fatur sama sekali tidak membuatnya terselamatkan dari suasana canggung saat ini. Ia hanya tersenyum kaku menatap Fiza yang hanya menunduk. Meskipun Fatur tidak bisa melihat dengan persis ekspresi wanita itu, ia bisa mengetahui kalau Fiza tersenyum malu-malu dari pipinya yang bullshing.Saat ini Fiza dan Fatur sedang berada di aula kampus, mereka berdua sedang gladi dan mempersiapkan untuk acara Expo yang di selenggarakan besok. Para mahasiswa-mahasiswi yang lain pada berlatih dengan tugas yang sudah diberikan kepadanya. Fiza dan Fatur masih dalam keadaan keheningan, dan masih dengan pikirannya masing-masing.
"Emm." Fiza membuka suaranya.
Fatur tersenyum kecil menatap Fiza yang mulai mendongakkan kepalanya, hanya menatapnya sekilas kemudian langsung mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Emm ini—" Fiza menggantungkan ucapannya.
"Ya?" Fatur dengan sabar menunggu kelanjutan ucapan Fiza.
"Yaudah..iya" cicit Fiza.
Dengan canggung Fatur mengusap lengannya entah dengan tujuan apa. "Iya," ucapannya tidak jelas.
"Kalau begitu, ini saya bawa?" Tanya Fiza mengangkat kertas yang berisi susunan acara Expo.
"Iya," Fatur mengangguk. "Nanti kamu print lagi 2 lembar yang satu kasih ke saya lagi."
"Baik kak." Fiza mengangguk kecil. "Emm ada yang mau dimongin lagi?"
Fatur menggeleng dengan cepat. Sedetik kemudian ia merutuki tindakannya itu karena mungkin akan terlihat memalukan.
"Kalau begitu saya duluan deh, assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam"
Setelahnya Fiza berdiri dari tempat duduknya, berlalu pergi dari hadapan Fatur. Sedangkan Fatur hanya bisa menahan jeritannya yang tiba-tiba meluap.
"Tarik nafas... Keluarkan hah" Fatur bergumam pada dirinya sendiri. Ia tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya, yang memperhatikan serta menganggapnya aneh.
Fatur lebih memilih untuk pergi juga dari tempat itu, dan berlalu menuju masjid untuk menjernihkan pikirannya kembali. Ia ingin bicara kepada Fiza secara langsung tentang apa yang dirasakan hatinya beberapa hari ini, entah sudah beberapa lama Fatur berdebat dengan pikirannya karena keberanian yang sudah ia kumpulkan selama beberapa hari menghilang entah kemana.
Semua bermula ketika Fatur menolong Fiza yang waktu itu diganggu oleh preman. Meskipun saat ini Fatur ingin menceritakan kepada Fatar mengenai perasaannya kepada Fiza untuk mengajaknya ta'aruf, ia benar-benar merenung mengenai perasaannya.
Hal itu membuat Fatur menggedor pintu kamar Fatar dimalam harinya karena ia benar-benar butuh teman cerita. Fatur perlu pencerahan dari kembarannya itu, bagaimanapun Fatar sudah mempunyai berpengalaman dengan seorang perempuan meskipun tidak berakhir sesuai yang direncanakan.
Flashback on
Memang dulu, Fatar mengajak seorang perempuan ta'arufan. Perempuan itu satu sekolah sama Fatar di London, karena pada waktu itu Fatar dan perempuan itu lulus dan lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pada saat itu Fatar sudah lama menyukai perempuan itu tapi ia tidak mau mengajaknya pacaran, maka dari itu Fatar mengajak perempuan itu ta'aruf. Tapi Allah sudah berkehendak, perempuan itu sudah dijodohkan oleh orang tuanya sejak kecil, mau tidak mau Fatar harus merelakan dan harus merasakan kesakitan didalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is My Senior
Short StoryUntuk seseorang di penghujung waktu Seseorang yang mengakhiri penantianku Seseorang yang memiliki mata teduh itu Jangan bosan memperbaiki diri Tugasku disini menjaga diri.. Menanti hingga waktu nya tepat Kau dan aku berubah menjadi KITA Menanti keti...