Warning : typo menyebar
Happy reading:)
Jam lima sore Jieun meminta kepada seunghwa untuk pulang dari rumah sakit dengan alasan tidak ingin membuat sang ibu khawatir karena jieun belum pulang sejak pagi tadi. Awalnya seunghwan menolak permintaan sang kakak, bagaimana pun juga jieun baru beberapa jam bangun dari pigsannya dan dokter kim menyarankan agar jieun dirawat satu atau dua hari untuk memulihkan kondisinya. Tapi dengan segala bujuk rayuannya akhirnya seunghwan mengiyakan keinginan kakaknya.
Sekarang mereka sudah sampai di mansion keluarga Lee. "Noona sebaiknya sekarang kau langsung istirhat di kamarmu!" seru seunghwan.
"Aku ingin duduk disini."jieun mendudukkan dirinya di sofa yang terdapat di ruang keluarga.
Seunghwan menghela napas, kakaknya nya ini sangat keras kepala. "Baiklah, aku akan ke kamarku. Jika kau butuh sesuatu panggil saja maid."
Sepeninggal seunhwan, jieun duduk di ruang keluarga seorang diri dan tak lama nyonya Lee datang dari arah dapur. "Sayang kau sudah pulang?"nyonya Lee mendudukkan dirinya didekat sang putri.
"Ibu ada yang ingin aku bicarakan denganmu."nyonya Lee mengernyit saat mendengar jieun berbicara dengan nada serius.
"Ada apa sayang? Bicara saja."
"Aku ingin ibu membatalkan pertunangan sunghwan dan wonyoung."jieun menatap dalam sang ibu tepat di manik matanya.
"Apa maksudmu hem?"
"Kumohon bu, dia bukan gadis baik seperti kelihatannya dan seingatku calon tunangan seunghwan bukanlah gadis itu."
"Jieun mengertilah. Semuanya sudah diatur lagi pula tidak enak juga pada keluarga Kim jika kita membatalkan pertunanga sepihak. Sudah yah ibu harus pergi super market."
Nyonya Lee melenggang pergi dan bertepatan dengan seunghwan yang datang dari lantai dua dengan gayanya yang casual.
"Kau akan pergi kemana?" Jieun bertanya pada adiknya.
"Aku ingin pergi ke taman sebentar. Aku butuh menjernihkan pikiran."
"Kau tidak bekerja?"
"Tidak. Aku sudah memberi tahu pada perawat Jung untuk mengijinkan aku tidak masuk."
"Sudah yah aku pergi dulu. Dan sebaiknya kau istirahat di kamar untuk memuliakan tenagamu."
.
.
.
Seunghwan berjalan tanpa tujuan menyusuri taman. Lalu ia mendudukan dirinya di salah satu kursi yang tersedia di taman tersebut.
Sungguh ia bingung memikirkan perkataan Yechan belum lagi saat dirumah ia tak sengaja mendengar pembicaraan Jieun dan ibunya yang lagi-lagi membicarakan soal pertunangannya dengan wonyoung.
Larut dalam lamunannya Seunghwan tak menyadari jika ada seseorang yang duduk di sampingnya.
"Sedang apa kau disini?"seseorang yang duduk disebelah seunghwan membuka pembicaraan.
Seunghwan menoleh ke sampingnya dan ia dapat menemukan seorang pemuda cantik yang sudah beberapa hari ini ikut mewarnai harinya. Hanya gelengan yang didapakan junseo sebagai jawaban dari pria disampingnya.
"Yasudah."
"Junseo!"panggil seunghwan tiba-tiba.
"Apa?" seunghwan diam dan memandang junseo dengan tatapan yang sulit diartukan lalu tanpa aba-aba seunghwan langsung memeluk pemuda cantik itu. Mata junseo terbelak saat seunghwan tiba-tiba memeluknya.
"Hey kau ini kenapa?"Yoona mencoba untuk melepaskan diri dari pelukan seunghwan. Namun bukannya lepas pelukan seunghwan malah semakin erat.
"Biarkan seperti ini dulu sebentar. Bukan hanya wanita yang butuh pelukan saat menghadapi masalah tapi aku juga." seunghwan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher junseo.
Perlahan tangan junseo terangkat dan membalas pelukan seunghwan.
"Kau ada masalah? Kau bisa cerita padaku."seunghwan hanya bergumam tidak jelas sebagai jawaban.
Lima menit mereka bertahan dengan posisi saling berpelukan. Seunghwan yang pertama melepaskan pelukannya dan menatap junseo tepat di manik matanya.
"Terimakasih sudah mau meminjamkan bahumu untukku."seunghwan tersenyum kearah junseo.
Untuk beberapa detik junseo sempat terpesona pada lelaki disampinya, namun segera ia tepis dan mendatarkan wajahnya.
"Kau tubuhku kebas gara-gara kau."ujar junseo ketus dan hanya dibalas dengan tawa renyah seunghwan.
Melihat lelaki di sampinnya tertawa lantas membuat seulas senyum simpul juga ikut terpatri di wajah cantik junseo.
Setelah tawa seunghwan mereda. Junseo langsung berdiri dari tempatnya.
"Kau mau kemana?"tanya seunghwan.
"Urusan kita sudah selesai kan. Yasudah aku pergi."Jawab junseo santai lalu berjalan menjauhi seunghwan. Mendengar jawaban dari pemuda itu membuat seunghwan juga berdiri dari duduknya lalu berjalan mengekori junseo.
Selama berjalan junseo terus melirikan ekor matanya ke arah belakang. Ke arah laki-laki yang dari tadi berjalan mengkutinya.
Mulai risih karena terus diikuti junseo menghentikan jalannya dan berbalik kebelakang membuat seunghwan yang berjalan di belakangnya juga ikut menghentikan jalannya.
"Ada apa?"
"Berhentilah mengikutiku!" Seru junseo.
"Aku tidak mengikutimu."
"Kau tidak bisa mengelak. Karena sedari tadi kau terus berjalan dibelakangku dan itu artinya kau mengikuti ku."
"Aku tidak mengikutimu. Aku berjalan di belakangmu karena aku mau pergi ke cafe sana. Sudah ya aku duluan."seunghwan berjalan meninggalkan junseo yang menatap tak percaya kearah punggung seunghwan yang semakin menjauhi nya.
.
.
.
Wonyoung terus mengepalkan tangannya saat melihat interaksi antara kakaknya dan juga tunangannya.
Raut wajahnya sudah cukup menjelaskan jika ia sedang meredam emosinya. "Brengsek kau sudah berani mengganggu milikiku."
Tangannya mengambil ponsel yang berada dalam tasnya setelah wonyoung mendapatkan ponselnya ia langsung mendial nomor seseorang.
"Ada apa nona? Tumben sekali anda menelponku"
"Aku ada pekerjaan untukmu. Siapakan anak buahmu."
"Baik nona. Katakan saja apa tugasnya aku pasti akan menyelesaikan nya dengan cepat."
"Akan kukirimkan lewat pesan. Dan senang bekerja sama denganmu Guanlin-ssi." wonyoung memutuskan sambungan telepon nya lalu melajukan mobilnya meninggalkan taman itu.
.
.
.
Tbc
Chap 13 selesai sampai jumpa di next chapter:)
Bye bye
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled
FanfictionKisah tentang seorang pemuda cantik berandal dan seorang dokter muda tampan. Dipertemukan dalam kondisi yang tidak terduga membuat mereka terjerat dalam sebuah perasaan yang rumit.