chapter 15

461 68 2
                                    

Warning : typo menyebar

Happy reading:)


Nyonya Lee dan seynghwan masih berdiam diri ditempat mereka semula sedangkan jieun sudah kembali ke kamarnya setelah tuan Kim pergi dari mansion kediaman keluarga Lee.

"Eomma?!"seunghwan akhirnya mengeluarkan suaranya setelah keheningan yang melanda cukup lama. Nyonya Lee menatap putranya lekat.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa wonyoung memutuskan seenaknya? Ibu taukan aku sebenarnya tidak menyukai gadis itu. Dan apa maksud Jieun noona?" mendapatkan pertanyaan beruntun dari putranya, nyonya Lee hanya dapat menghela nafas berat sebelum ia menjawab.

"Seunghwan dengar sebelum kau pulang tuan Kim dan wonyoung datang kerumah dan mengatakan jika pernikahan mu dan wonyoung dipercepat dan ibu tidak bisa menolak nya. Kau tau tuan Kim sudah membatu keluarga kita bahkan berkat tuan Kim lah perusahaan ayahmu terhindar dari kebangkrutan. Jadi ibu berharap kau mau mengerti."jelas nyonya Lee.

"Lalu apa maksud jieun noona tentang calon tunangan ku yang sesungguhnya?"

"Sebenarnya tunanganmu sebelumnya bukanlah wonyoung tapi kakaknya. Putra pertama dari tuan Kim. Tapi Dia  menolakmu dengan perantara sebuah surat yang berisi umpatan kasar dan hinaan untuk keluarga kita."ucap nyonya Lee dengan tatapan sendu.

"Lalu kenapa jieun noona lebih mendukung ku dengan kakaknya wonyoung? Aku bahkan baru mengetahui jika wonyoung memiliki seorang kakak."

"Entahlah seunghwan, ibu juga tidak mengerti. Dan untuk kakaknya wonyoung wajar jika kau tidak tau karena kakaknya wonyoung selama ini hidup bedua dengan nenek dari pihak ibunya." ucap nyonya Lee. "Sebaiknya kau istirahat besok kau dan wonyoung akan fitting baju pengantin kalian."

.

.

.

Junseo mengerjapkan matanya dan perlahan mata itu terbuka. Saat mata itu terbuka yang pertama pemuda itu lihat adalah sebuah ruangan kotor dengan penerangan yang minim.

Junseo mengedarkan pandangannya dan seketika tatapan matanya terkunci pada sebuah pintu coklat usang. Pintu itu terbuka dan diikuti oleh guanlin yang memasuki tempat di mana junseo berada.

"Oh kau sudah sadar rupanya."

"Brengsek apa yang kau lakukan padaku?"

"Aku hanya melalukan apa yang diperintahkan padaku."

"Lepaskan aku keparat!"junseo berteriak tepat di depan wajah guanlin.

"Brengsek berani-beraninya kau berteriak padaku." guanlin melayangkan sebuah tamparan ke pipi junseo.

"Dengar nikmatilah waktumu selagi bisa karena tidak lama lagi aku akan melenyapkan mu."

.

.

.

Pagi yang tenang di kantor milik yechan. Ia tengah duduk sambil membaca beberapa berkas penting.

Tapi kegiatannya terganggu dengan suara ketukan pintu yang membuat konsentrasinya buyar. Setelah chanyeol memberi ijin agar orang yang mengetuk pintu itu masuk.

Ternyata orang yang mengetuk pintu itu adalah Doyum, sepupu sekaligus sekertarisnya.

"Ada apa kau kemari. Dan tumben kau mengetuk pintu biasanya kau langsung masuk tanpa permisi."

"Hyung aku sedang tidak ingin berdebat denganmu. Dan ini aku mengantar kan undangan perikahan dari Wonyoung."

"Apa? Bukankah mereka menikah tahun depan?"

EntangledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang