chapter 4

493 71 6
                                    

Warning : typo menyebar
























Junseo memasuki kamarnya, ia lalu merebahkan tubuhnya diatas ranjang miliknya.

Hari masih terlalu siang. Namun junseo seakan malas untuk melakukan apapun.

Ia mengalihkan perhatianya pada lengan yang terbalut oleh robekan kemeja yang dijadikan perban. Junseo terus mengamatinya, ia berpikir kenapa namja yang bernama sunghwan itu mau merelakan pakaian nya untuk dijadikan perban.

Junseo juga tidak bodoh untuk tau jika kemeja seunghwan pasti sangat mahal.

"Seunghwan? Dia itu bodoh atau apa. Lelaki itu tidak marah saat aku tiba-tiba membawanya dan mobilnya tapi dia malah merawat lukaku."

"Walau kuakui dia itu namja yang tampan."ucap junseo yang tanpa sadar sebuah senyum manis terlukis dibibirnya.

"Aish junseo apa yang kau pikirkan. Dasar pabo." junseo mengacak rambutnya sabil berguling-guling dikasurnya. "Ah sudahlah dari pada pikiranku semakin kacau lebih baik aku tidur." junseo mulai memejamkan matanya.

Namun tak lama kemudian dia membuka kembali matanya.

"Tunggu dulu, tapi kenapa namja yang mengaku sahabat dari seunghwan itu seperti tidak menyukaiku?"

"Apa aku pernah bertemu dengannya? Ah tapi seingatku tidak. Ah sudahlah memikirkannya membuatku pusing lebih baik tidur." junseo merebahkan kembali dirinya lalu tak lama kemudian ia pun jatuh tertidur.

Hanya dirumahnya junseo dapat bersikap apa adanya, sebenarnya dulu junseo adalah pemuda yang sangat ceria namun hanya karena sebuah alasan ia pun berubah menjadi seperti sekarang.

.

.

.

Disebuah ruangan yang didominasi oleh warna abu-abu dan putih itu terlihat seorang namja tampan diusianya yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi, tengah terduduk di meja kerjanya sambil memeriksa semua berkas yang ada di atas mejanya.

Tok tok tok...

Pria itu mengalihkan perhatiannya pada pintu yang baru saja diketuk. Pria itu pun mengatakan 'masuk' pada orang yang tadi mengetuk pintu ruang kerjanya.

Pintu itu terbuka dan menampilkan seorang pria yang lebih muda darinya mengenakan jas formal dan jangan lupakan sebuah dokumen yang dibawanya.

"Apa kau sudah mendapatkan apa yang aku mau?"

"Tuan ini berkas yang anda inginkan."namja muda itu pada pria yang tadi ia panggil tuan.

"Baguslah, sekarang kau bisa kembali ketempatmu."

"Kalau begitu saya permisi tuan." namja itupun pergi dari ruangan tuannya.

Pria paruh baya itu mengambil dokumen yang baru saja bawahnya berikan. Ia membuka dokumen itu, dan didalamnya ada sebuah atau mungkin banyak foto seorang pemuda cantik namun dengan gaya yang urakan.

"Kau masih saja cantik seperti ibumu. Maafkan ayah yang tidak bisa berbuat banyak untukmu." pria itu mengusap foto yang menampilkan wajah pemuda cantik itu seakan-akan ia tengah mengusap wajah putranya.

Ia menyimpan kembali foto itu dan meletakan foto itu beserta dokumen tadi dilaci meja kerjanya.

.

.

.

Brak Yechan membuka kasar pintu ruang kerjanya. Membuat Jeon Doyum adik sepupu sekaligus sekertarisnya tekejut.

Doyum mengerutkan keningnya saat melihat hyungnya seperti itu. Tidak biasanya si tiang itu membanting pintu,pasti ada sesuatu yang membuatnya marah-batin doyum.

"Hyung ada apa denganmu?"tanya doyum.

"Pemuda itu kembali."ucap Yechan sambil mengusak kasar surai hitamnya.

"Siapa yang kau sebut 'pemuda itu'?"

"Menurutmu siapa lagi memang." yechan menatap adiknya tajam.

Mendapat tatapan tajam dari hyungnya membuat doyum bergidik. "A ah kakaknya wonyoung?"

"Ini tidak bisa kubiarkan, aku tidak ingin melihat wonyoung bersedih. Maka dengan itu harus kusingkirkan gadis itu."

"Hyung aku heran denganmu. Kenapa kau sampai rela melakukan berbagai cara gila hanya demi wonyoung, bahkan gadis itu tak pernah melihat kearahmu. Kau bahkan tega membuat seorang pemuda malang yang tidak bersalah diusir keluarganya."

Setelah mengatakan itu doyum keluar dari ruangan kakaknya meninggalkan chanyeol.

Chanyeol sendiri hanya diam. "Kau tenang saja wongyoung-ah,
tidak akan kubiarkan orang lain merusak kebahagianmu.























Tbc





Chapter 4 selesai, maaf ya ceritanya pendek dan garing










🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗

EntangledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang