Warning : typo menyebar
Happy reading:)
Wonyoung melangkahkan kakinya memasuki ruang kerja pribadi ayahnya. Dapat wonyoung lihat ayahnya yang tengah sibuk dan serius membaca beberapa dokumen ditangannya.
"Ayah!" panggil wonyoung. Tuan Im mendongak saat mendengar suara putri keduanya memanggilnya.
"Eoh wonyoung-ah ada apa?" tanya tuan Kim. "Kemarilah!" lanjut tuan kim menyuruh putrinya mendekat.
"Ayah aku ingin mengatakan sesuatu." ucap wonyoung sesaat ia mendudukan dirinya di kursi di depan meja ayahnya.
Tuan kim menaikan sebelah alisnya saat mendengar perkataan anaknya. "Dan apa yang ingin kau katakan?"
"Ayah janji kan tidak akan marah?"
"Kenapa ayah harus marah. Katakan saja." ucap tuan kim lembut.
"Aku ingin ayah mempercepat pernikahan ku dengan seunghwan oppa!" seru wonyoung.
Tuan Im tertegun saat wonyoung menyelesaikan kalimatnya. "Kau serius sayang? Dengar pernikahan bukanlah sesuatu yang mudah, harus ada persiapan yang matang."
"Aku serius ayah. Kumohon."
"Baiklah aku akan membicarakan pada keluarga Lee."
"Terimakasih ayah aku benar-benar menyayangi ayah." wonyoung dan tuan kim berpelukan.
Seharusnya yang menikah adalah putra pertamaku Junseo bukannya Wonyoung. Batin Tuan Kim.
Pada akhirnya seunghwan oppa akan menjadi milikku seutuhnya. Wonyoung menyeringai senang.
.
.
.
Sekarang sudah jam sembilan malam dan kedua orang yang sekarang tengah duduk berdua di bangku taman sambil memandang bintang di langit malam kota Seoul yang tak lupa sekaleng cola ditangan masing-masing masih belum punya niatan untuk pulang.
"Gomawo." ucap si pria salah satu dari dua orang itu. Seunhwan terus menatap lurus ke langit.
Junseo mendengar kata terimakasih yang keluar dari bibir tipis pria di sampingnya membuatnya mengalihkan perhatiannya.
"Untuk?"
"Semuanya. Kau membuatku melupakan masalahku untuk sejenak." sehun menatap Junseo sambil tersenyum tampan.
"Ck memang apa yang sudah kulakukan."
"Tidak ada. Hanya saja terkadang saat bersamamu aku merasa tenang dan beban pikiranku jadi sedikit berkurang. Maka dari itu gomawo."
"Ck menggelikan." Junseo beranjak dari duduknya dan seunghwan menatap heran kearah junseo.
"Kau mau kemana?"
"Tentu saja pulang."
"Ini baru jam sembilan."
"Memang kenapa jika masih jam sembilan? Ah sudahlah aku sudah mengantuk."
"Jam sembilan sudah mengantuk? Kupikir preman sepertimu tidak punya jam tidur."
"Heh dengar ya preman juga manusia yang butuh tidur." junseo lalu berbalik dan mulai berjalan. Seunghwan langsung saja mengikuti junseo dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled
FanfictionKisah tentang seorang pemuda cantik berandal dan seorang dokter muda tampan. Dipertemukan dalam kondisi yang tidak terduga membuat mereka terjerat dalam sebuah perasaan yang rumit.