Warning : typo bertebaran
Happy reading:)
Pagi telah menjelang,matahari terbit telah terbit dati timur.
Dua orang dengan jenis yang sama masih terlelap dalam mobil sedan hitam meski hari telah pagi.
Salah satu dari mereka lebih tepatnya si namja terlihat mulai terusik tidurnya oleh sinar matahari yang menerobos kedalam retina matanya.
Mata seunghwan mulai mengerjap perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya.
Dan saat ia benar-benar sadar dan nyawanya sudah terkumpul ia mengalihkan perhatiannya pada dadanya yang terasa berat seperti tertimpa sesuatu.
Saat ia menunduk dan ia dapati adalah wajah polos pemuda cantik yang sedang terlelap di dadanya.
Deg! jantung seunghwan rasanya sungguh menggila saat melihat wajah polos pemuda cantik yang tengah tertidur bersandar pada dadanya.
"Bagaimana bisa pemuda aneh ini sangat cantik saat sedang tertidur."monolog seunghwan sambil tetap terus memandangi wajah junseo.
"Ya ya! Bangunlah!" seunghwan mengguncang pelan bahu pemuda itu.
"Eungh..." junseo melenguh pelan saat dirasa tidurnya ada yang mengganggu.
Bukanya bangun junseo malah semakin membenamkan wajahnya pada dada bidang seunghwan.
"Yak! Kubilang bangun. Yak orang aneh."
"Astaga kau sungguh berisik."ucap junseo sambil meregangkan tubuhnya.
"Ya cepatlah bangun. Kita harus segera kembali ke kota."ucap seunghwan.
.
.
.
Seunghwan dan junseo berjalan berdampingan menelusuri jalan pedesaan yang mereka lewati semalam.
Selama mereka berjalan seunghwan tidak hentinya mencuri pandang pada pemuda cantik disebelahnya. Suasana canggung menemani langkah mereka berdua.
Sampai seunghwan berinisiatif untuk memulai pembicaraan.
"Lee Seunghwan." seunghwan menyodorkan tangannya kedepan junseo.
Junseo mengangkat sebelah alisnya saat melihat namja yang sekarang ia ketahui bernama Lee Seunghwan itu menyodorkan tangan kearahnya.
"Begini aku baru sadar jika kita belum berkenalan. Jadi perkenalkan namaku Lee Seunghwan, lalu kau?"
"Kim Junseo."jawab junseo singkat.
"Kim Junseo? Nama yang cantik..." seunghwan menggantung kalimatnya dan seulas senyum tipis menghiasi bibinya.
"Tapi sayang sikapmu kemarin tidak ada cantik-cantiknya."lanjut seunghwan dengan tatapan tajamnya lalu seunghwan berjalan meninggalkan junseo.
"Hah apa-apaan dia itu. Yak tunggu!!!" Junseo akhirnya berlari mengejar Seunghwan.
.
.
.
Sekarang disinilah mereka berakhir,disebuah minimarket terdekat yang bisa mereka temukan.
Seunghwan sedari tadi tidak henti-hentinya memakan ramyeon dan sekarang bahkan sudah ramyeon ketiganya.
Junseo sejak tadi hanya bisa melihat sehun yang sedang makan sambil melongo.
"Kau makan lahap sekali. Seperti orang yang tidak makan berhari-hari."sindir junseo.
"Sebaiknya kau diam saja, jika bukan karena kau aku tidak akan kelaparan seperti ini."ujar seunghwan.
"Aku kan sudah minta maaf jika kau lupa. Lagi pula kau kan seharusnya bisa menelpon seseorang untuk menjemputmu."
"Memangnya hanya dengan 'maaf' aku bisa kenyang eoh. Dan jika aku bisa menelpon seseorang untuk menjemputku sudah kulakukan sejak semalam,sayangnya batrai ponselku habis jadi tidak bisa."
Junseo mendengus pelan saat mendengar ocehan panjang lebar yang keluar dari bibir tipis namja tampan dihadapannya.
.
.
.
Disebuah mansion mewah seorang wanita paruh baya yang telihat masih cantik diusianya yang sudah tidak muda lagi terlihat sangat gusar.
"Eomma tenanglah."ucap seorang wanita muda yang tadi memanggil wanita paruh baya itu eomma.
"Bagaimana aku bisa tenag jika putraku belum pulang sejak semalam."
"Eomma anak itu sudah besar,dia bisa menjaga dirinya sendiri."ucap si wanita muda pada wanita yang lebih tua.
"Jieun kau tidak mengerti. Bagiku seunghwan tetaplah putra kecilku, bagaimana jika dia terluka, apakah dia sudah makan atau belum..."dan masih panjang lagi kata-kata yang diucapkan oleh nyonya Lee -si wanita paruh baya-.
Lee Jieun -si wanita muda- hanya memutar bola mata nya malas saat mendengar penuturan dari ibunya.
.
.
.
"Tuan ini ponsel anda."ujar kasir mini market sambil menyerahkan ponsel pada seunghwan. Tadi seunghwan menumpang mengisi daya ponselnya ngomong-ngomong.
Tut
Tut
Tut
"Yeoboseo?"terdengar suara disebrang line.
"Chan bisa kau menlongku?"tanya seunghwan tanpa basa-basi pada orang yang ia panggil chan,atau bernama lengkap Shin Yechan sahabat karibnya.
"Ck dari sekian banyaknya teman yang kau miliki. Kenapa kau selalu meminta bantuan Padaku."
"Ayolah chan, tolong aku. Aku terjebak bersama seorang pemuda aneh."yang sayangnya sangat cantik - lanjut seunghwan dalam hati- seunghwan sekilas menatap junseo yang masih asik makan.
"Katakan dimana kau,akan segera ku jemput."
"Kau lacak sajalah lewat gps. Aku juga tidak tau ini dimana."
"Ck merepotkan."
Tut berakhirlah sambungan telpon itu.
Seunghwan mengalihkan atensi nya pada pemuda yang berada didepannya yang terlihat masih asik makan.
Jika berharap seunghwan akan melihat pemuda itu makan dengan anggung kalian salah. Karena meski junseo memiliki paras yang cantik dan menawan cara makan pemuda itu benar-benar urakan.
"Hei pelan-pelan makannya. Kau ini seperti anak kecil,berantakan sekali."tangan senghwan terulur menyentuh sudut bibir junseo yang terdapat noda saos.
Junseo yang diperlakukan seperti itu hanya bisa diam. Lalui setelah tersadar akan perlakuan seunghwan ,ia segera menepis tangan seunghwan.
"Aku bisa melakukannya sendiri." seunghwan yang melihat pemuda itu seperti sedang salah tingkah hanya bisa tersenyum tipis.
'Oh astaga pemuda ini ternyata sangat manis. Berbeda dengan Jieun noona yang galak seperti singa kelaparan.'batin seunghwan.
Tbc
Sekian untuk chapter 2nya
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled
FanfictionKisah tentang seorang pemuda cantik berandal dan seorang dokter muda tampan. Dipertemukan dalam kondisi yang tidak terduga membuat mereka terjerat dalam sebuah perasaan yang rumit.