Motor beroda empat dengan warna metalic grey, melaju dengan kecepatan kencang di pagi akhir pekan yang memang jalanan cukup lengang. Suara hening mendominasi ruang karena dua insan penghuninya merasa berat bahkan hanya untuk membuka suara, terlampau bingung harus memulai dari mana.
Sepasang tangan menggenggam erat sabuk pengaman karena laju yang tak biasa, hampir ugal. Sementara sepasang lain tak geming pada stir mencoba menyibukkan diri, pandangannya lurus ke depan tak perhatikan insan di sampingnya sama sekali. Kepalanya hampir saja terantuk pada dashbor ketika dengan mendadak pedal rem dipijak tiba-tiba karena lampu merah, masih untung karena pria yang berada dibalik kemudi dengan sigap merentangkan tangan kanannya tepat di depan tubuh bergetar itu, menjaga agar tak terluka.
Napasnya tercekat, merasa sulit untuk sekedar menghela saja, dadanya terasa sesak oleh perlakuan dingin pria terkasihnya tersebut. Ia kemudian hanya mampu memalingkan wajah, menyembunyikan isakan yang masih berusaha ditahannya. Ia membekap mulutnya sendiri agar isaknya tak pecah, air mata sudah lebih dulu membasahi wajah sembab memerah miliknya, pria di sampingnya itu tak pernah memperlakukannya sedingin ini.
Tak sampai dua puluh menit, mobil mereka sudah terparkir sempurna di kawasan apartemen. Sepanjang jalan setelah lampu merah tadi, seorang Im Jaebum hanya mampu terisak sementara Seungyoon seakan tak mengambil pusing dan hanya terfokus pada jalanan di depannya saja.
'Clack! Clack! Clack!' Jaebum berusaha membuka pintu mobil yang masih terkunci otomatis, sudah tak tahan dengan sikap dingin Seungyoon terhadapnya.
"Salah gak, kalau aku kecewa?", mendengar pertanyaan itu, Jaebum memejamkan matanya. Tubuhnya seakan lemas tiba-tiba, "enam minggu ini kamu sibuk sendiri, susah banget dihubungin, sampe aku ngerasa kayaknya aku bukan lagi prioritas kamu", Seungyoon berhenti sesaat, suaranya hampir bergetar, entah mengapa rasanya sesak sekali, "kamu gak ngerti sekalut apa aku semaleman nunggu kabar dari kamu yang gak pulang-pulang. Aku udah berusaha untuk tahan semuanya selama beberapa minggu ini, tapi lihat Hyunwoo selancang itu sama kamu pagi ini...", suara Seungyoon bergetar hebat, air matanya sudah menumpuk di pelupuk mengingat insiden pagi tadi saat manik matanya menangkap sosok terkasihnya itu dilecehkan oleh mantan kekasihnya, "....hhhh....aku gak tahu apa yang kalian lakuin tanpa sepengetahuan ku..."
Jaebum tentu saja terkejut, matanya membulat sempurna dengan dada yang semakin sesak tertohok. Kini Ia berbalik menghadap Seungyoon yang bersandar pada bangku kemudi dengan tatapan lurus ke depan, "demi Tuhan, aku gak lakuin apa yang kamu pikir aku lakuin sama dia mas! Demi Tuhan, aku hiks aku...aku...huhuhuhuhu... Demi Tuhan, aku selalu ingat kalau aku punya kamu hiks..." Jaebum tertunduk sambil terisak, sakit sekali rasanya ketika orang terpercayanya ternyata tak balik mempercayainya.
Seungyoon kini berbalik, menatap Jaebum dari ujung rambut hingga ujung kaki dan maniknya terhenti pada dada putih Jaebum yang tak tertutup kemeja karena kancingnya terlepas entah kemana. Beberapa bercak merah memenuhi dari leher hingga dadanya, bukan ulahnya dan rasa-rasanya Seungyoon ingin sekali meledak hebat. Ia berusaha untuk mengendalikan emosi yang membuncah.
"Sampai mana dia menyentuhmu?" tanya Seungyoon dengan gigi bergemeretak, Ia benci dengan apa yang dilihatnya.
"MAS!", elak Jaebum dengan suara meninggi, Seungyoon masih geming dengan tatapan tak beralih dari Jaebum membuat lelaki itu jadi ciut sendiri, "orang yang benar-benar aku percaya nyatanya tak mempercayaiku. Apa aku serendah itu dimatamu mas?", setelah pertanyaan itu isaknya semakin kencang, "apa aku serendah itu untukmu? Hiks berengsek!", Jaebum kemudian memukul dada Seungyoon kencang berkali-kali masih dengan isakan yang sama, "kamu gak tahu setakut apa aku! Sesakit apa aku! Hiks dan kamu juga gak percaya aku hiks huhuhuhuhu jahat!" kata terakhir diucapkannya dengan lirih, "kamu bahkan belum peluk aku...hiks huhuhuhu hiks" Jaebum jadi merengut baju Seungyoon, wajahnya masih tertunduk dengan air mata yang terus turun membasahi wajahnya. Terlampau sesak dan dingin, terlebih tak ada tanggapan berarti dari pria terkasihnya itu. Ia hanya butuh sebuah dekapan menenangkan dan Seungyoon masih geming.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Couples! (Crack Pair)
FanfictionBecause every relationship has their own story and the couples here want to tell you all about them. Enjoy!❤ ----------------------------- CRACK AT IT FINEST! : • CRACK PAIR • CRACK POSITION DON'T LIKE, DON'T READ!❤ HIGHEST RANK : #1 IN CRACKPAIR...