Hitam perlahan terbuka bergantikan cahaya terang, kini putih mendominasi penglihatan dibarengi dengan bebauan khas obat-obatan yang membuatnya tersadar sedang berada di mana. Kepalanya masih terasa pusing dan mual sudah berangsur-angsur menghilang, hanya saja masih terlalu lemas seakan tak memiliki tulang untuk menopang tubuhnya. Matanya bergerilya tak ada siapa pun dan Ia merasa lega, setidaknya Ayah dan Bunda masih belum mengetahui apapun untuk saat ini meski dadanya berdebar cukup cepat karena rasa takutnya yang berlebihan.
'Kriek' pintu ruang kamarnya terbuka dan Ia jadi terkesiap merasa harus siap dengan apa yang terjadi selanjutnya. Sebuah embusan napas keluar setelah entah sejak kapan tercekat kala maniknya langsung bersitatap dengan sepasang milik seseorang yang beberapa hari ini sengaja tak Ia hubungi. Tajam, dalam dan menguarkan aura dominasi yang tak ingin ada bantahan membuat miliknya bergetar dengan lapis bening mulai menumpuk di pelupuk.
Langkah demi langkah mengikis jarak antara keduanya, kini telah berada tepat di samping tubuhnya yang masih terbaring lemas. Tangan besar itu meraih miliknya, menggenggam erat dan mengusapnya lembut seakan tak ingin menyakiti, sementara tangannya yang lain sudah lebih dulu bersarang pada surai legam mengusaknya penuh kasih, tubuhnya semakin mendekat kini melancarkan sebuah kecupan hangat pada kening yang terkasih. Minho memejamkan kedua matanya, mencoba sekali lagi merasakan ketulusan di sana meski bulir air matanya harus kembali jatuh membasahi pipi ketika sebuah bisikan lirih tertangkap pendengaran seakan menyayat hatinya yang bahkan belum sempat terobati.
"Aku mencintaimu, sungguh. Tapi belum saatnya kita memiliki buah hati sayang", kalimat itu keluar secara gamblang dari bilah bibir kemerahan milik Kim Taehyung, matanya terpejam menghirup dalam aroma tubuh Minho, menciumi wajah memerah yang sedang menahan isakan keluar dari bibirnya, "musnahkan" lanjutnya lagi dengan nada tak ingin dibantah.
Minho tahu jawabannya, Ia mahfum akan sosok pria yang kini mendekap tubuhnya erat. Bukan setahun atau dua tahun waktu mereka untuk cukup memahami satu sama lain. Taehyung memang pria berengsek, Minho tahu, Ia paham tapi bodohnya lelaki manis itu masih ingin percaya bahwa manusia bisa berubah, tanpa Ia sadari rasa juga sulit bertahan lama tanpa monopoli keyakinan dalam diri dan itu terjadi pada sosok di hadapannya, Ia tahu rasa untuknya tak lagi sama. Binar di mata Taehyung telah hilang, tak bersisa ketika mereka bersitatap dan hatinya terasa mencelos ketika mengingat Ia telah memberikan seluruhnya untuk pria itu dengan hati yang penuh.
"Mencintaiku katamu? Cih", tidak, bukan isakan tangis kali ini. Ia sudah cukup terpuruk dan merasakan sakit yang teramat sangat dengan menumpahkan semua emosinya malam itu, menangis? Tidak untuk saat ini. Minho tertawa remeh meski raut di wajahnya tak bisa dibohongi bahwa Ia sedang merasa ketakutan, "aku tak lagi melihat diriku di matamu dan apa kamu pikir aku akan menurutimu kali ini?", kata demi kata sengaja Ia ucapkan dengan penekanan-penekanan penuh keyakinan, "tidak" telaknya final.
Minho merasakan sepasang tangan yang melingkar ditubuhnya itu semakin mendekapnnya erat sampai Ia merasa kesakitan, embusan napas dalam menyapa kulit leher mulusnya membuat Ia menelan ludah kasar, "ikuti mau ku sekali ini saja sayang atau kau tahu akibatnya" bisik Taehyung kemudian menciumi wajah Minho seduktif dengan lembut penuh kasih.
Ia coba menarik napas dalam karena merasa sudah tak mampu lagi menahan sakit yang menyayat hatinya, Ia tak sekuat itu untuk melawan Taehyung. Hatinya sudah jatuh terlalu dalam pada sosok yang bahkan Ia yakini tak betul-betul menaruh hati padanya karena lagi-lagi Kim Taehyung adalah pria berengsek dan seorang bodoh seperti dirinya tak mampu lagi berbuat apa-apa.
"Berengsek. Berengsek. Berengsek!", ucapnya lirih, setiap kata semakin tinggi nada bicaranya, sepasang tangannya merengut kencang kemeja Taehyung sementara yang lebih tua masih terus melancarkan aksinya menghujani Minho dengan ciuman-ciuman lembut di wajahnya, "BERENGSEK! BERENGSEK! BERENGSEK! Hiks..." akhirnya isakan pilu itu keluar begitu saja dari bibir tipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Couples! (Crack Pair)
FanficBecause every relationship has their own story and the couples here want to tell you all about them. Enjoy!❤ ----------------------------- CRACK AT IT FINEST! : • CRACK PAIR • CRACK POSITION DON'T LIKE, DON'T READ!❤ HIGHEST RANK : #1 IN CRACKPAIR...