"Hyunjin?"Chan tersadar dari lamunannya, ia mengikuti arah pandang Harin, dimana Hyunjin tengah berdiri tak jauh darinya.
Chan beranjak, lalu pergi tanpa sepatah katapun. Sedangakn Harin, ia tetap tinggal menunggu Hyunjin berjalan menghampirinya, lebih tepatnya menghampiri makam Viken.
"Jin-
"Pergi, gue lagi pengen berdua sama Viken" Sela Hyunjin. Lalu Hyunjin menyingkirkan bunga dari Chan, di gantinya dengan bunga darinya.
"Gue tau lo gak tuli" Gumam Hyunjin.
"Gue tunggu di taman depan pemakaman, gue mau ngomong" Ujar Harin, lalu pergi meninggalkan Hyunjin.
Selama 15 menit Harin menunggu Hyunjin, tidak terlalu lama pikirnya.
Hyunjin datang, ia duduk di samping Harin.
"Mau ngomong apa?" Tanya Hyunjin to the point.
"soal kak Chan sama Viken"
"Gue gak mau denger-
"Jin, bentar aja" Harin menahan tangan Hyunjin, dan Hyunjin kembali duduk di sampingnya.
"Gue tau banget, lo sama ka Chan deket, sampe lo sering main kerumah. Tapi setelah kejadian itu lo jadi dingin, dingin sama kak Chan, benci kak Chan-
"Kalo lo di posisi gue, gue yakin lo bakal ngelakuin hal yang lebih dari itu" Sela Hyunjin.
"Kalo gue di posisi lo, gue bakal terima semuanya. Kenyataannya semua emang udah takdir"
Hyunjin beranjak, begitu pun dengan Harin.
"Lo gak tau apa-apa soal posisi gue" Desis Hyunjin.
"Gue cuma mau ngelurusin aja, gue gak bisa liat kak Chan ngerasa bersalah terus"
"Terus gimana sama adek gue? Gue? Keluarga gue? Apa yang bakal Chan lakuin buat keluarga gue? Minta maaf aja gak cukup!"
Harin mencengkram kedua sisi roknya.
"Malah gue berarap, Chan bisa ngerasain apa yang keluarga gue rasain"
"Dia ngerasain semuanya-
"Lo gak ngerti Harin! Lo sama Chan bukan siapa-siapa Viken. Gue sebagai kakaknya jauh lebih sakit hati saat adek gue mati di tangan kakak lo!"
"Terus, sampe kapan lo bakal kayak gini terus? Sampe kapan lo terus nyalahin kak Chan?" Tanya Harin dengan suara yang sedikit gemetar.
"Sampe dia ada di posisi gue" Sahut Hyunjin, lalu pergi meninggalkan Harin.
Harin terduduk kembali di kursi, ia menghela nafasnya dan mengatur nafasnya agar tenang. Ia cukup terkejut dan takut saat mendengar bentakan Hyunjin.
**
Bughh
"Ahk!" Pekik Felix, itu adalah pukulan ke empat sejak Hyunjin datang dan memukulinya di dekat toilet sekolah. Tadi Felix baru saja selesai english club.
Bugh
BughBugh
"Ahk stop! Sakit jin!" Bentak Felix seraya menahan tangan Hyunjin di depan wajahnya. Tatapan Hyunjin sangat tajam.
Bugh
"Uhukk...uhuk" Felix terbatuk saat kaki Hyunjin yang bekerja menendang perutnya. Hyunjin sejak tadi memukuli tubuhnya menghindari wajah.
"Rasanya gue pengen pukul Harin, tapi gak bisa. Jadi lo harus siap gue pukul saat gue kesel sama Harin" Ujar Hyunjin, lalu menendangi tubuh Felix lagi. Membuat Felix berulang kali memekik kesakitan memohon agar Hyunjin berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS +Hwang HyunJin ✔
Fanfiction[END] "Entah kenapa Orang-Orang selalu larang gue buat deket sama Hyunjin" "Gue gak tau, kapan waktunya dia tersenyum. Karena setiap harinya gue biasa liat muka dinginnya yang sialnya gak bisa gue lewatin sedikitpun!"