Sudah 1 bulan, tidak ada perkembangan dari Felix, laki-laki itu hanya terbaring dengan mata terpejam, seolah menekan alam bawah sadarnya untuk tidak kembali terbangun, begitulah yang dokter jelaskan.
Pasti ada alasan besar kenapa Felix menekan alam bawah sadarnya, ia seperti tidak ingin kembali, ia seperti menyerah dengan hidupnya, Felix tidak berjuang, yang ia lakukan hanya diam, menunggu Tuhan mencabut nyawanya.
Harin sudah mati rasa, menangis pun rasanya sia sia. Maka dari itu Harin mulai jarang menemui Felix. Saat Tahu Felix mengalami kerusakan otak dan koma saat 2 minggu yang lalu, harin tampak terkejut, bersedih, dan terus menangisi Felix. Chan memberi alasan kepada Harin kenapa ia tidak segera memberi tahu Harin soal keadaan Felix. Chan tidak ingin Harin bersedih terlalu lama.
Sedangkan Hyunjin, selama sebulan ini ia hilang, entah kemana. Kabarnya Hyunjin pindah sekolah, tapi Harin tidak tahu kemana Hyunjin pindah. Harin sedih, Hyunjin menyerah untuknya, padahal ia berharap Hyunjin mau memperjuangankannya jika benar-benar mencintainya. Tapi Harin sadar karena telah mematahkan harapan Hyunjin, dan itulah yang membuat Hyunjin menyerah.
Sreettt
Harin terkejut saat Sherren tiba-tiba merebut ponselnya.
"Sherren lo apa-apaan sih?" Harin beranjak dan berusaha kembali merebut ponselnya, namun Sherren yang lebih tinggi darinya terus menghindar.
"Huh... gue kira lo Chattan sama Hyunjin" Ujar Sherren seraya mengembalikan ponsel Harin setelah mengutak atiknya.
"kan bisa nanya secara sopan" ujar Harin dengan kesal, dan Sherren hanya memutar bola matanya malas.
"bukan gaya gue" gumam Sherren, lalu hendak pergi, namun ia kembali membalikan tubuhnya dan menatap Harin dengan penuh selidik.
"Lo pasti tau dimana Hyunjin" tebak Sherren.
"Gue gak tau dimana dia" Sahut Harin, dan Sherren mengangguk-angguk. Harin menarik lengan seragam Sherren, membuat Sherren yang hendak pergi kembali menoleh.
"Apa?" tanya Sherren seraya menepis tangan Harin.
"Lo tau Hyunjin dimana?" tanya Harin, dan Sherren tersenyum licik.
"Gue enggak tau, tanya Shua sana" Sahut Sherren, lalu ia benar-benar pergi dari kelas Harin.
Sherren berpapasan dengan Chan, namun Sherren tampak tak peduli padahal Chan menatapnya dengan tajam. Lalu Chan menghampiri Harin yang tengah terdiam di kursinya. Harin tahu Chan datang, namun ia malah memalingkan wajahnya kearah lapangan, dimana biasanya ia selalu melihat Hyunjin disana yang tengah bermain basket, tapi kali ini tidak ada.
"murung lagi?" tanya Chan, dan Harin menatap Chan seraya menggeleng.
"bohong" ujar Chan.
"apaan si, orang enggak" sahut Harin dengan tidak bersahabat.
"tadi Sherren ngapain kesini? jailin lo?" tanya Chan seraya duduk di tempat Felix.
"enggak, dia cuma nanya gue chattan sama Hyunjin atau enggak"
"Yaelah Hyunjin mulu. Biarin aja itu orang udah di jemput Tuhan kali" celetuk Chan, dan Harin segera memukul bahunya dengan keras.
"jangan ngomong sembarang!!"
"lagian Hyunjin terus, gedeg gue dengernya" ujar chan, dan Harin kembali memandang keluar jendela.
"menurut lo, Hyunjin kemana?" tanya Harin.
"Ya mana gue tau, gue sih bodo amat" sahut Chan lagi, dan Harin diam kembali.
"Rin, lo nangis apa?" tanya Chan seraya menarik bahu Harin, dan Harin menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS +Hwang HyunJin ✔
Fanfiction[END] "Entah kenapa Orang-Orang selalu larang gue buat deket sama Hyunjin" "Gue gak tau, kapan waktunya dia tersenyum. Karena setiap harinya gue biasa liat muka dinginnya yang sialnya gak bisa gue lewatin sedikitpun!"