21

14.2K 2.4K 270
                                    

Maaf typo bertebaran
.
.
Tolong hargai karya aku yang belum sempurna ini, setidaknya Vote udah bikin aku seneng.
.
.
Sedih juga liat banyak siders, padahal mereka menikmati cerita aku 😊
.
.
.
Terimakasih yang sudah mau menghargai karya aku❤❤❤
.
.
.

Harin berjalan dengan gontai memasuki kelasnya, entah kenapa rasanya malas sekali pergi kesekolah, ia hanya ingin istirahat sepanjang hari ini.

"Harin.." Panggil Ara saat Harin sudah duduk di tempatnya. Harin mendengar panggilan Ara, namun Harin tak ingin menoleh. Harin merasa, lebih baik seorang diri dari pada harus berteman hanya karena kasihan padanya. Ia hanya takut orang-orang terdekatnya kembali menyakitinya.

Harin melirik kursi di sampingnya, Felix masih belum datang, namun ia kembali memalingkan wajahnya, berusaha untuk tidak peduli.

"Rin, Felix masuk rumah sakit" Ujar Ara yang membuat Harin menoleh seketika. Harin terdiam menatap Ara dengan tatapan biasa saja, namun dalam hati ia merasa sangat cemas.

"Iya" Sahut Harin, lalu Harin bermain dengan ponselnya.

"Rin, lo kenapa?" Tanya Ara bingung, karena Harin tak mencemaskan Felix seperti biasanya.

"Gak apa-apa" Sahut Harin tanpa menoleh.

"Rin-

"Ra, gue mau sendiri" Sela Harin saat Ara hendak duduk di sampingnya.

Ara memandang Harin tak percaya "Rin! Lo kenapa? Felix masuk rumah sakit, lo gak ngerasa cemas?"

"Kalo lo cemas ya jenguk ajah" Sahut Harin.

"Sumpah Rin, lo aneh. Lo kenapa sih? Ada masalah?"

"Bukan urusan lo"

"Rin, jangan gini-

"Gue bilang gue mau sendiri Ra, lo gak denger?" Harin menatap Ara dengan frustasi, lalu Ara menghela nafasnya, dan pergi tanpa mengucapkan apapun lagi.

Harin memandang sendu kepergian Ara, ia bingung dengan dirinya, dengan perasaannya, rasanya....entahlah seperti apa, sulit di jelaskan.



Harin beranjak dari kursinya, ia fikir mencoba untuk melakukannya seorang diri adalah yang terbaik, tidak seharusnya ia selalu bergantung pada orang lain.

Harin pergi ke kantin yang ramai di kunjungi murid, ia tampak berulang kali menghindar saat berpapasan dengan orang lain, membuat orang-orang itu mencemoohnya dan memandang sebal kearahnya.

Harin membeli satu roti dan satu susuk kotak dengan terburu-buru, sampai akhirnya menabrak seseorang membuat susu kotak dan rotinya terjatuh. Tidak, Harin merasa berjalan di jalan yang benar, namun orang itu tiba-tiba saja berada di hadapannya, mengahalangi jalannya, membuatnya menabrak orang itu. Orang yang ia kenal, orang yang selama ini telah mengisi hatinya, orang yang telah menyakitinya.

Harin memundurkan langkahnya saay tatapan matanya bertemu dengan orang itu, yang tak lain adalah Hyunjin.

"Kenapa sendiri?" Tanya Hyunjin seraya mengambil roti dan susu kotak Harin, lalu menyerahkannya pada Harin.

Di luar dugaan, Harin bukannya menerima tapi malah menepis tangan Hyunjin.

"Buang aja" Ujar Harin dengan suara sedikit bergetar, membuat Hyunjin tersinggung. Sebenci itukah Harin padanya? Hingga sesuatu yang baru saja ia pegang harus di buang.

"Kenapa harus dibuang?" Tanya Hyunjin, namun Harin malah melangkahkan kakinya untuk pergi, tapi dengan sigap Hyunjin menahan tangan Harin, membuat Harin meronta meminta di lepaskan.

DANGEROUS +Hwang HyunJin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang