"Aku Harus Bagaimana...?"

8.3K 776 69
                                    

Suara nada sambung terus terdengar dalam kamar Jungkook, namja manis itu berusaha menelpon kekasihnya untuk menemaninya di apartemen. Sesekali ia akan meremas kepalanya saat terasa berdenyut pusing, bahkan tangannya bergetar dan hampir tak sanggup menahan beban berat handphone nya yang bahkan tak seberapa.

Sepertinya disetiap detik berlalu, tubuhnya terus menerus melemah.

Dan Jungkook merasa jantungnya berhenti berdetak saat melihat ada banyak helaian rambut rontok ditangannya setelah ia meremasnya tadi.

Ia tertegun, terus menatap rambut rontoknya dengan mata terkejut.

Perlahan, dadanya bergemuruh oleh rasa takut. Menyeruak ke dalam hatinya hingga membuat Jungkook tak kuasa menahan air matanya. Ia menangis. Tubuhnya bergetar. Ia takut. Ia butuh seseorang. Butuh kekuatan. Butuh dukungan... maka ia terus memohon dalam hati agar Taehyung segera menerima panggilannnya.

"T-Tae... syukurlah kau--"

"Jangan menelponku terus Jung! Bisa tidak sih?! Kau berisik!"

Pip.

Seketika itu dada Jungkook terasa bergelenyar perih. Tangannya langsung melemas hingga membuat handphone nya terjatuh ke lantai. Ia diam membisu sambil menatap dinding didepannya dengan mata penuh binar kesedihan.

Perlahan, air matanya mengalir. Membasahi pipinya hingga kemudian menggenang di dagunya selama beberapa saat, lalu sedetik kemudian menetes membasahi pakaian yang ia kenakan.

Disaat seperti ini, Jungkook sungguh membutuhkan kata-kata semangat penuh motivasi. Ia butuh dukungan dari kekasihnya, butuh dorongan energi hingga Jungkook mampu melawan penyakitnya.

Lalu apa ini?

Kim Taehyung malah menghardiknya.

Maka Jungkook tak akan menyalahkan siapapun jika suatu saat nanti ternyata penyakitnyalah yang akan memenangkan kuasa atas tubuhnya. Lalu membuatnya lenyap, dari pandangan semua orang.

.

.

.

Ribuan buku berjejer rapi dengan berbagai judul yang menghiasi setiap jilidnya. Poetri, Thriller, Crackfic, romance, dan berbagai genre lainnya memenuhi setiap bagian buku dalam banyak rak. Tempat seperti ini, menjadi surga dunia bagi seseorang yang suka membaca, juga sangat bermanfaat bagi orang-orang yang berusaha menuntaskan rasa ingin tahunya.

Dan Jeon Jungkook, ia tak berada dalam situasi keduanya. Ia berdiam diri di perpustakaan kota hanya untuk duduk, berdiam diri, dan membisu sambil merenungkan banyak hal. Ia menatap keluar jendela sambil tangannya menumpu kepala, menatap kosong pemandangan luar yang terlukiskan warna putih akibat salju yang turun deras di bulan Januari.

'Taehyungie... kenapa kau tak mencoba jujur padaku jika kau mulai mencintai orang lain? Kenapa kau tak membenarkan tuduhanku jika kau memang berselingkuh? Kenapa...? Kenapa kau tak jujur padaku, sayang?'

Jungkook menghela napas hingga membuat mulutnya mengeluarkan embun akibat napas panasnya yang menyatu dengan suhu rendah musim dingin. Kini ia menatap nanar ke atas meja, hidupnya terasa begitu pelik.

"Jungkook"

Jungkook terperanjat saat seseorang menepuk bahunya.

"Jim?"

Jimin mendudukan dirinya di kursi yang terletak didepan Jungkook. "Maaf karena kemarin aku tak bisa ke rumahmu seperti biasa, aku harus pergi ke suatu tempat untuk mengunjungi seseorang"

Jungkook tersenyum penuh pengertian. "Tak apa"

"Tapi kemarin kau baik-baik saja kan? Aku melihat beberapa panggilan tak terjawab darimu"

Jika Cinta Dia [VKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang