Jungkook tersenyum.
Ini adalah keputusannya.
Berhenti kuliah dan memfokuskan diri pada kesehatannya.
Ah, tidak-tidak. Tidak berhenti. Ya, hanya break saja. Suatu saat nanti jika Tuhan mengangkat penyakitnya dan memberkatinya dengan tubuh yang sehat maka Jungkook akan kembali kuliah lagi.
Ya, semoga. Tak ada yang salah dengan yang namanya berharap kan? Siapa tahu dengan selalu mengisi hari-hari dengan harapan maka akan memperpanjang umur. Ya, siapa tahu.
"Ah, jam dua nanti aku ada janji dengan dokter Kyungsoo. Hmm.. jangan sampai lupa, "Jungkook terkekeh rendah sambil kepalanya menunduk, ekspresinya sendu.
Terlihat menyedihkan, tapi ia benci dianggap menyedihkan.
"Sudah lama semenjak aku memeriksakan diri dua tahun lalu," tangannya menggaruk main-main paha yang dibaluti oleh jeans hitamnya, "lalu... bagaimana upgrade kabar tubuhku sekarang?"
Jungkook penasaran, namun sebenarnya hatinya dipenuhi oleh seruak kekhawatiran. Tapi ia menolak mengakui itu.
"Hhhh..."
Jungkook berdiri dari duduknya. Sekarang sudah pukul 01:23 siang, dan ia harus segera bersiap-siap.
.
'Sudah lama ya...? Ya, sudah sangat lama dan akhirnya aku kembali ke tempat seperti ini lagi. Tempat... yang sangat ku benci. Dan lebih memuakkan lagi, tempat inilah yang begitu ku butuhkan. Bodoh memang.
"Semua pemeriksaan telah selesai dan hasilnya akan keluar sekitar satu minggu lagi. Mari kita buat janji.. silahkan datang hari rabu depan nanti pukul empat sore, dan seperti biasa kita bertemu di ruangan ini kembali"
Jungkook tersenyum dan mengangguk. "Baik dok, saya mengerti"
"Emm... Jeon Jungkook-ssi?"
"Ya?"
Dokter Kyungsoo tersenyum. Senyuman yang terlihat formal. Ya, memang hanya sebatas formal belaka. Namun jauh di lubuk hatinya ia merasa miris. Miris akan kondisi orang yang kini sedang duduk dihadapannya, juga merasa miris akan atmosfer diantara mereka yang kini sudah berbeda.
Ya, berbeda. Tak lagi sama seperti dulu.
"Terima kasih"
"Sama-sama. Ngomong-ngomong... dimana orang tuamu? Apa mereka tak berniat menjemputmu pulang?"
"Mereka tidak ada"
"Tidak ada?"
"Ya"
"Kemana?"
Kyungsoo melihat anak itu mengacungkan jari telunjuknya ke atas. "Disana, mereka sudah bahagia diatas sana"
"O-oh." Kyungsoo tertegun atas jawaban remaja SMP didepannya, hatinya merasa bersalah karena telah menyinggung hal sensitif yang pastinya menyakiti perasaan remaja itu. "Maafkan aku"
"Tak apa. Ngomong-ngomong... dimana aku harus membayar administrasiku? Aku akan memohon pada rumah sakit agar mau menerima bayaran dengan donor darahku"
Dahi Kyungsoo mengerut. "Kenapa harus dengan donor darah?"
"Karena aku tak punya uang untuk membayar biaya rumah sakitku"
"Kau hanya terluka kecil, biayanya tak akan mahal"
"Justru itu, aku terlalu miskin untuk sekedar membayar walau itu hanya berjumlah sedikit nominal saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Cinta Dia [VKOOK]
FanfictionJungkook menggigit bibirnya, terlampau sakit melihat perubahan yang sangat menonjol pada kekasihnya. Kekasihnya yang dulu selalu bertutur kata lembut padanya, selalu menatapnya penuh afeksi, selalu memperlakukannya penuh kasih sayang kini telah beru...