Chapter kali ini lebih dari 3400 words, sebagai permintaan maafku karena kelamaan update. Maaf sudah mengecewakan karna ngebuat kalian kelamaan nunggu, tapi aku udah berusaha sebaik mungkin, lebih dari yg kalian pikirin. Jadi, tolong terima permintaan maafku🙏 Dan tolong, jangan bosen-bosen baca karyaku ya🙏💝
-Chapter 14 : "Tepat Setelah Matahari Terbit"-
*****
Jimin terus memandang Taehyung dari samping. Kini mereka sedang duduk berisisian di sofa dalam kamarnya. Dan Jimin mengerutkan dahinya saat Taehyung terus mengeraskan rahang, menghajar-hajar telapak tangannya yang lain dengan tangan yang mengepal kencang, terkadang akan mengusap wajahnya kasar dan mengacak-acak rambutnya dengan raut wajah frustasi.
Jimin sudah tak tahan. Runtutan pertanyaan yang tertahan ditenggorokannya sejak tadi sudah tak lagi bisa ia bendung. Namun baru saja belah bibirnya terbuka, Taehyung sudah menoleh padanya lalu berkata dengan suara dalam. "Jungkook... Jungkook tahu tentang kita"
Jimin terdiam untuk sesaat, memproses ucapan Taehyung yang barusan ia dengar. Perlahan raut wajahnya berubah, ada seringai licik dibibirnya. Sangat tipis hingga Taehyung tak mampu untuk melihatnya. Jujur, hatinya merasa sangat senang, benar-benar senang. Dalam hatinya ia bergumam penuh kemenangan, Taehyung sudah tahu, baguslah.
"Lalu bagaimana kabar Jungkook sekarang?"
Taehyung membuang wajahnya sambil menghela napas kasar. Setelahnya bergumam lirih. "Aku tidak tahu"
Jimin terdiam sebentar. "Apakah Jungkook melakukan hal-hal diluar kendali?"
"Dia memutuskanku"
Seolah mendapat lotre jutaan dollar Jimin langsung tersenyum lebar dengan hati yang berkali-kali lipat lebih bahagia dari sebelumnya. Bahkan sangat bahagia. Namun sesegera mungkin ia menormalkan ekspresinya kembali sebelum Taehyung memergokinya bersikap ganjil seperti ini yang akan membuatnya terlihat mencurigakan.
Jimin mengusap lembut bahu Taehyung. "Maafkan aku, Taehyung. Aku tak mampu berbuat banyak atas hal ini, ini juga diluar kendaliku. Aku benar-benar tak menyangka jika hubungan kita akan diketahui oleh Jungkook seperti ini" ucap Jimin yang berusaha mengucapkannya dengan nada penuh penyesalan, ia terdiam sebentar sebelum melanjutkan bicara. "Sepertinya... Ini adalah waktu yang tepat untuk kita keluar dari hubungan backstreet seperti ini. Dan detik ini, aku bukan lagi kekasih gelapmu kan? Sekarang akulah satu-satunya kekasihmu. Tak ada Jeon Jungkook, tak ada siapapun.Taehyung.. dengar ini, Park Jimin begitu mencintaimu dengan sempurna. Ayo mulai lembaran baru denganku? Kau mau kan?"
Taehyung menatap Jimin begitu dalam, dan Jimin tersenyum sangat manis, juga berusaha meyakinkan Taehyung dengan binar matanya.
"Aku... tidak bisa"
Jawaban tak terduga yang Jimin dapatkan membuat senyumannya langsung menghilang. Binar matanya tergantikan oleh sorot mata penuh tanya. "Kenapa?"
"Aku... " Taehyung terdiam cukup lama "a-aku mencintai Jeon Jungkook"
Mata Jimin membola. Terselip amarah dalam raut wajahnya. "Tapi... bukankah kau juga mencintaiku, Taehyung?"
"Ya, aku mencintaimu Jim" ucap Taehyung yang mampu membuat Jimin tersenyum " tapi tidak sebesar rasa cintaku untuk Jungkook"
Seperti tersambar petir di siang bolong, Jimin dibuat tak mampu berkata-kata mendengar ucapan Taehyung barusan. Ia tertegun beberapa saat sebelum memandang Taehyung dengan mata marah. "Kau sangat mencintai Jeon Jungkook? Lebih dari rasa cintamu untukku? Begitukah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Cinta Dia [VKOOK]
FanfictionJungkook menggigit bibirnya, terlampau sakit melihat perubahan yang sangat menonjol pada kekasihnya. Kekasihnya yang dulu selalu bertutur kata lembut padanya, selalu menatapnya penuh afeksi, selalu memperlakukannya penuh kasih sayang kini telah beru...