"Tak Akan Pernah"

7.9K 675 33
                                    

"T-Tee.. sudah" Jimin mendorong kepala Taehyung yang sibuk membubuhkan kecupan kupu-kupu dilehernya. "Aku ada kelas sore ini, jadi aku harus bergegas"

Taehyung mendesah kecewa. "Padahal aku masih menginginkanya, satu kali lagi.. ya?"

Jimin terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Tak bisa Tae... mungkin nanti setelah pulang kuliah"

"Sungguh?"

Jimin mengangguk lalu mengecup sudut bibir Taehyung. "Tentu, sayang..."

"Baiklah"

Setelah menyingkirkan Taehyung dari atas tubuhnya Jimin segera bangkit dari kasur, namun saat kakinya sudah menyentuh lantai dan hendak berdiri ia merasakan sakit dibagian selatannya.

Jimin meringis, ia baru saja bercinta dan Taehyung terlalu kasar dalam menyetubuhinya. Namun Jimin tak merasa kesal, karna ia selalu menyukai apapun yang Taehyung lakukan untuknya. Jadi ia hanya bisa tersenyum tipis lalu melirik Taehyung yang kini sedang memainkan handphonenya dengan masih bertelanjang dan hanya terbalut selimut.

"Tae"

Taehyung menoleh sambil menaikan sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Tolong bantu aku ke kamar mandi, bokongku sakit"

"Ah.. baik" Taehyung segera bangkit lalu memakai celana dalamnya, setelah itu segera menghampiri Jimin dan tanpa aba-aba langsung menggendong laki-laki mungil itu ke kamar mandi.









Jimin memarkirkan mobilnya di basement, setelah itu ia segera menuju lift dengan kaki terpincang. Bagian selatannya masih sakit akibat sex yang telah ia lakukan bersama Taehyung.

Lift naik ke lantai dimana unit apartemen Jungkook berada. Jimin hendak mengambil laptopnya yang ia tinggalkan disana, juga mengajak Jungkook untuk berangkat kuliah bersama. Namun sepertinya Jungkook sudah berangkat duluan, terlihat ketika Jimin memasuki apartemen Jungkook sudah tak ada disana. Ia segera mengambil laptopnya yang tersimpan di meja nakas dan saat hendak melangkah keluar matanya tak sengaja melihat hal yang membuat atensinya tertarik.

"Bukankah ini proposal yang harus dikumpulkan hari ini?" Jimin mengambil proposal itu yang kini terletak di atas meja ruang tengah, setelah memastikan isi dari proposal itu Jimin segera berdecak. "Anak itu... ceroboh sekali"






"Kau membuatku malu, Jungkook" Jimin mendesis dengan wajah kesal, ia sangat malu ketika Jungkook meneriakan namanya dengan sangat kencang dan itu membuatnya menjadi bahan perhatian mahasiswa-mahasiswa lain yang sedang berlalu lalang dikoridor.

Namun matanya segera mengerjap ketika melihat wajah Jungkook yang terlihat ketakutan. K-kau... kenapa?"

"Jim.. aku bingung, bagaimana ini? Aku tak membawa tugas makalah dari dosen Ahn. Bisa mati aku, Jim. Bisa mati aku. Bisa-bisa aku diturunkan ke semester awal lagi oleh dosen killer itu. Bagaimana Jim? Ia akan murka jika aku tak menepati janji untuk mengumpulkan tugasnya hari ini, bagaimana Jim? Aku harus bagaimana? Dosen itu tak mentolerir keterlambatan walau hanya seperkian sekon saja. Ia membenci mahasiswa yang tak disiplin. Bagaimana ini Jim? Bagaimana? Aku harus bagaimana? Jim... Aku harus bagai--"

"Yak! Hentikan! Sudah cukup kau memberondongiku dengan kata bagaimana!"

Jimin menyodorkan proposal yang ia temui tadi di meja ruang tengah apartemen. "Ini! Dasar teledor! Untung aku sempat ke apartemenmu tadi"

Dan dengan wajah cerah Jungkook langsung mengambil proposal itu lalu memeluk Jimin dengan sangat erat. Ia merasa hidupnya terselamatkan oleh Jimin dan ia merasa sangat beruntung telah memiliki Jimin dalam hidupnya.
"Terima kasih, Jim. Terima kasih... terima kasih telah menyelamatkan masa depanku, aku tak akan kembali ke semester awal lagi. Terima kasih banyak, ah... Aku benar-benar tak bisa membayangkan jika hidupku tanpamu, kau sangat berharga, aku sangat menyayangimu Jim..."

Dan tahu apa yang berada dipikiran jimin ketika mendengar itu?

Hanya satu.

Pengkhianatannya.

Tapi sekali lagi Jimin tak ingin menyesali apapun, dan ketika Jungkook pergi menuju kelasnya bibirnya segera tersungging tipis.

"Kau harus membiasakan hidupmu tanpaku, Jungkook"

Ya, seperti itu. Kali ini Jimin hanya ingin berpihak pada kebahagiaannya.

Dan ia tak akan mengalah lagi. Tak akan pernah.

Jika Cinta Dia [VKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang