Hate

11 6 0
                                    

Indra dan galih langsung ke restoran untuk makan. Karena mereka sebelum menemui riyan,belum sempat makan.

"Eh dra, gua ngga bawa duit loh," ucap galih saat sudah dimeja makan.

"Nah loh, yaudah nanti lu bayarnya cuci piring aja hahah."

"Serius dra," galih melirik indra dengan kesal.

"Selama ada gue, gue yang bayarin gal, ngga usah khawatir elah."

"Anjay sultan mah bebas hehe."

"Nama gue indra bukan sultan."

"Terserah lu."

Makanan dan minuman yang mereka pesan pun dihantarkan oleh pelayan tersebut.

"Lu tambah jago aja berantemnya, perasaan gua ngga pernah liat lu latihan bela diri loh." ucap galih

"Yaelah biasa aja tuh, masih jagoan lu ko."

"Apaan sih lu, ngga usah sok muji deh."

"Udah udah, makan dulu sampai kenyang."

Setelah selesai makan. Mereka berdua langsung bergegas pulang. Indra menghantar galih pulang terlebih dahulu.

"Dra! Besok gua ngga berangkat bareng lu ya," ucap galih saat mobilnya sudah berhenti didepan rumahnya.

"Lu mau berangkat sama siapa?" tanya indra.

"Biasa lagi deketin cewe lah. Capek jomblo mulu heheh," ketawa galih dan meneruskan ucapannya, "ohh ya dra? Boleh ngga? Hmm minjem motor lu?"

"Yaelah bawa aja noh motor, besok gue tinggal bawa mobil. Yaudah ayo lu kerumah gue, jadi lu pulangnya pake motor gue."

"Ehh boleh?"

"Bolehlah masa iya ga boleh. Jangan sungkan ngapa sama gue, lu butuh apa tinggal bilang aja selagi gue bisa dan begitupun sebaliknya oke."

"Oke deh, makasih banget loh dra."

"Iye."

***

"Bentar ya gal, gue ambil kuncinya dulu dikamar."

"Ehh iya, gua tunggu disini ya."

Indra langsung berjalan kekamarnya untuk mengambil kuncinya sekalian mengganti bajunya.

"Nih gal," indra memberikan kuncinya ke tangan galih.

"Oke, sekali lagi makasih ya dra. Besok pulang sekolah langsung gua kembaliin."

"Santai. Yaudah sono pulang, udah malem."

"Siap."

Galih keluar dari rumah indra sedangkan indra langsung kembali menuju kamarnya.

"Gal sebisa mungkin gue bakal bantuin lu. Gue masih inget saat dimana ayah lu meninggal karena seseorang dan disaat itu juga gue ngga bisa bantuin lu. Sekarang gue akan bantuin lu sebisa mungkin," indra bicara sambil memegang sebuah foto mereka yaitu indra, galih, dan ayahnya galih. Dulu indra sangat disayang oleh ayahnya galih sampai sudah dianggap sebagai anaknya.

"Den!!!" tiba-tiba bibi teriak dari luar kamar indra.

"Kenapa bi?" indra kaget dan langsung keluar dari kamarnya.

"Udah makan belum?" tanya bibi.

"Ya ampun, dikirain kenapa. Indra udah makan tadi bareng temen," jawab indra sambil menyenderkan badannya ke pintu dengan perasaan lega karena tidak terjadi apapun.

"Ohh, dikirain belum makan. Yaudah bibi kembali kebawah ya, jangan tidur malam malam."

"Iya bi."

Indra langsung menutup pintu kamarnya dan langsung memegang sebuah foto yang tadi dia pegangi sampai tertidur pulas.

***

"Gimana lancar ga?" tanya indra saat dikelas.

"Haha lancar lah."

"Udah jadian belum?"

"Baru tadi gua jadian hahaha."

"Hah? Yakin lu? Tapi inget jangan sampe salah pilih oke."

"Oke dong hehehe."

"Karena lu jadian, nanti anak tim basket gue traktir semua dikantin," ucap indra.

"Lah seharusnya mah gua dra, kan yang jadian gua," ucap galih bingung.

"Yaelah gapapa kali, lu kan jomblo mulu, nah sekarang lu udah punya pacar. Kapan lagi coba? Hahah."

"Terserah lu dah hahah," galih menyerah.

Disaat indra dan galih sedang saling tertawa, masuklah seli yang membuat ekspresi senangnya galih berubah menjadi kebencian.

"Dra," seli memanggil.

"Ehh ngapain sel?"

"Boleh bicara sebentar?"

"Ohh oke."

Indra akhirnya mengikuti omongannya seli. Karena dia ingin tau apa yang diinginkan perempuan tersebut. 

"Langsung ke intinya, kenapa lu ngajak ngobrol gue?"

"Aku mau ngejelasin ke kamu. Kalau riyan itu bukan pacar aku. Dia memang suka sama aku, tetapi aku ngga suka dia."

"Lalu?" tanya indra dengan cueknya.

"Ya aku hanya kasih tau kamu doang, agar kamu ngga salah paham."

"Wahai cewe licik, jangan sampai gue nyakitin lu ya," ucap indra sambil memegang beberapa helaian rambut seli dengan senyuman sinisnya itu.

Indra langsung meninggalkan seli sendirian. Tanpa memandang dia perempuan, sekalinya benci tetap benci. Baru kali ini dia dibuat berantem oleh satu cewe yang bersikap sok polos.

"Dra? Ngomongin apa?" tanya galih saat indra baru masuk kelas.

"Ga ngomongin apa apa," indra langsung mendengarkan musik melalui headphone yang baru dia beli.

"Dih lu sekarang ngga pake headset?" tanya galih.

"Ngga. Biar lu liat dan ngga teriak ditelinga gue lagi!"

"Hehe sory sory."

Bel masuk berbunyi, masuklah guru fisika. Mereka semua diam dan memperhatikan dengan baik, karena takut diceramahi oleh guru killer tersebut.

Terlalu dibutakan oleh cinta? Salah, sebenarnya cinta itu tidak buta melainkan orang tersebut menutup hatinya demi orang yang tidak mencintainya.

Love changes everythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang