"Dra!!" Teriak seseorang dari jauh.
"Kenapa loh?" balas gue.
"Berangkat bareng lahh,gue males jalan hari ini dra," ucap galih.
"Yaudah lu tunggu diruang tamu aja dulu."
"Siap boss."
Galih... dia adalah sahabat indra. dia tau semua masalah indra. Dia juga yang mendukung indra. Dia yang selalu bareng indra disaat sedih maupun senang. Dia doang yang bisa ngertiin sikap indra.
Empat bulan lagi liburan 1 semester, rasanya cepat sekali sekolah. Sebentar lagi semester 2, setelah itu kelas 3 SMA dan habis itu, indra harus menentukan kuliah.
Hmm hari hari berganti, tetapi menurut gue sama sekali tidak ada yang berganti. Hanya hari saja yang berubah, tapi sikap orangtua gue sama sekali tidak berubah.
Kalau dipikirin terus, hanya membuat kepala menjadi pusing dan membuat emosi, mending ikuti saja waktu yang berjalan, biarkan waktu yang menentukan masa depan gue.
"Dra udah belum?!!" Teriak galih dari lantai bawah.
"Iya sebentar!"
Indra pun sudah selesai, tinggal berangkat sekolah. Indra langsung berjalan ke ruang tamu melalui tangga dengan cepat, agar galih tidak berteriak.
"Asik cogan udah selesai," candaan galih membuat gue tertawa.
"Apaan sih gal..Ayo berangkat nanti telat!!" jawab gue.
"Yaelah santai aja, cowo kayak lu ngga mungkin dihukum dra hahaha."
"Bisa aja lu hahaha."
"Naik apaan? Mobil atau motor?" Tanya galih.
"Jalan kaki aja," ucap gue bercanda.
"hah jalan kaki? Kalau jalan kaki, ngapain gua samper lu dra. Yaudah ayo lari, takut telat," Galih menganggap ucapan gue dengan serius.
"Hahaha bercanda doang gal, lu mah baperan deh, uchhh makin sayang sama kamu gal hahah."
"Anjir dih jiji njing!! walaupun lu ganteng gua ngga bakal suka sama lu njirr, gue kan cowo!"
"Udah ahh jangan bercanda mulu, bisa telat nih hahah," gue ketawa dengan kencang.
"Yang ngajak bercanda kan lu bambang."
***Indra dan galih pun sudah sampai sekolah, akhirnya mereka memakai mobil.
Indra dan galih langsung bergegas ke kelas karena takut bel berbunyi duluan. Indra duduk didepan galih dan galih pun sebaliknya, dia duduk dibelakang indra.
Saat melihat jam, waktu bel masuk masih lama. Indra lupa tidak melihat jam dahulu sebelum berangkat. Indra meletakkan kepalanya diatas meja dan memejamkan matanya sebentar.
"Hai dra," sapa seseorang seperti suara cewe.
indra langsung mengangkat kepalanya dan membalikkan badan, dugaan indra benar yaitu seorang cewe dari kelas sebelah.
"Iya kenapa?" gue jawab dengan senyum.
"Ihh kamu ganteng banget sih, nanti mau istirahat bareng ngga?"
"Ya nanti gue tunggu didekat tangga yaa."
"Yaudah bye dra, aku kekelas dulu ya, jangan lupa nanti bareng ya dra!!" dia berlari sambil melambaikan tangan.
"Iya," jawab gue dengan senyuman.
Padahal senyum indra terpaksa, tapi gapapa deh, yang penting nanti ada yang nemenin gue.
"Ciee elah yang dikelilingi cecan mulu hahah," ucap galih sambil tertawa.
"Bisa aja lu hahah," gue pun tertawa.
***
indra nungguin cewe tersebut didekat tangga sambil main hp.
"Halo dra!!" ucap segerombol cewe.
"Halo."
"Mau gabung bareng kita ngga?"
"Ehh sorry gue udah ada janji, kapan kapan aja yaa," balas gue.
"Ohh yaudah kita duluan ya ganteng."
"Iya."
Mereka adalah cewe yang terkenal disekolah ini, mereka bertiga cewe cewe cantik dan kaya raya disekolah. Semuanya bisa diselesaikan oleh uang. Semua tindakannya bebas tanpa batas, pihak sekolah pun hanya diam dengan menberikannya uang.
"Hai dra, ayo turun, sorry agak lama," ucap cewe yang dijanjikan tadi.
"Yaudah ayo."
***
Mereka pun makan hanya berdua, banyak yang melihat kearah cewe yang bersama indra dengan tatapan yang sinis karena melihat indra dengan cewe lain.
"ohh yaa gue mau tanya, nama lu siapa ya?" gue mengawali pembicaraan.
"Ohh iya nama aku seli."
"Oh, hmm lu tau nama gue dari siapa?" tanya gue sambil makan somay.
"Kamu kan terkenal dra, ngga salahkan kalau aku tau nama kamu? Satu sekolah pun kenal kamu dra."
"Hahah gue ngga seterkenal itu ko."
"Yaa terserah kamu aja deh dra."
Akhirnya mereka berdua ngobrol sambil bercanda layaknya teman dekat, padahal indra baru mengenalnya tadi.
Sahabat adalah suatu ikatan persaudaraan tanpa satu aliran darah
KAMU SEDANG MEMBACA
Love changes everything
RomantizmSeorang perempuan mengubah kehidupan indra yang tadinya hening penuh warna hitam dan putih menjadi kebahagiaan yang penuh warna.