Akhirnya galih datang menggunakan mobilnya indra. Dia mentap sinis ke arah seli sedangkan dengan rara dia tersenyum.
"Sono dra, lu aja yang nganter rara, biar gua yang nganter seli."
"Ngga!" jawab seli dengan nada tingginya.
"Udah sono lu aja yang nganter rara ya," jawab indra untuk mencairkan suasana.
"Yaudah!!" galih langsung mengantar rara.
***Mereka pun akhirnya sampai dirumah seli.
"Sel? Lain kali jangan bicara dengan nada tinggi ya, didepan rara."
"Emangnya kenapa? Dia kan bukan siapa siapa lu."
"Ya emang bukan siapa siapa si, se engganya lu hargai lah dia."
"Iya iya, sorry."
"Oke, sampai jumpa disekolah."
"Iyaa."
Entah kenapa gue merasa nyaman dideket seli dan gue juga merasa seneng dideket rara, lalu ini hati sebenarnya buat siapa deh heheh, bucin atuh bucin. Ucap dalam hati indra sambil mengendarai motornya.
"Dra! Kenapa si lu ngga nganterin rara aja?!" ucap galih kesal saat sudah dirumahnya indra.
"Ya... Lu tau sendiri kan tadi gimana nada bicaranya seli?"
"Gua tau! Ngapain lu ladenin dia."
"Udahlah ngga usah dibahas, gue pusing nih. Oh ya, lu udah belajar buat besok ulangan fisika? Susah loh gal," indra mengalihkan pembicaraannya.
"Oh iya gua belum belajar dra!! Gimana nih, bisa bisa nilai gua nol dah. Ajarin gua ya dra."
Dih ni anak gampang banget dialihin pembicaraannya heheh, tapi baguslah daripada dia ngomel ngomel kayak emak emak. Ucap dalam hati indra sambil senyum senyum sendiri.
"Woy ajarin gua!!"
"Eh.. Iya besok gue ajarin, udah sana pulang."
"Anjirr gua diusir nih, yaudah jangan php lu besok ajarin gua."
"Iya galih."
Galih pun langsung beranjak pulang karena jam sudah menunjukkan waktu 11.45.
Saat indra baru menaiki satu tangga untuk menuju kamarnya, tiba-tiba bibi mendekatinya.
"Den, masakannya udah selesai, daritadi ditungguin ngga pulang pulang."
"Ya ampun bi, indra udah makan diluar tadi, indra lupa."
"Lah terus gimana makanannya?"
"Bibi makan aja deh, bareng yang lain ya."
"Oke siap den."
"Sip," ucap indra sambil membenturkan tangan mereka berdua seperti tosan.
"Oh ya den, tadi nyonya nyariin aden."
"Ngapain bi?"
"Ngga tau den."
"Sussst yaudah bibi diem aja ya, jangan kasih tau kalau indra udah pulang atau ngga bibi bilang aja indranya udah tidur, oke?" ucap indra berbisik.
"Oke siap," jawab bibi pelan.
***
Ya ampun...kenapa mereka belum berangkat kerja sih? Bukannya ini udah jam enam lewat ya? Tapi kenapa mereka bersantai dirumah? Ucap dalam hati indra sambil menuruni tangga."Hai ma...hai pah," ucap indra.
"Hmm," jawab mamanya.
"Kok kalian belum berangkat kerja? Ini kan sudah jam enam lewat?"
"Mama dan papah selama seminggu ini tidak bekerja, karna ingin beristirahat dan mengawasi kegiatan kamu sehari hari," jawab papah.
What?!! Seminggu ngga kerja? Gila!! Kehidupan gue gimana nih? Aduhh bakal dirumah aja dah selama seminggu itu. Ucap indra dalam hati.
"Ohhh begitu, yaudah indra berangkat dulu ya."
***
"Hai ka" ucap seorang cewe yang indra pun tidak kenal
"Eh... Hai, ada apa ya?" jawab gue sambil tersenyum.
"Ini buat kakak."
"Apa ini?"
"Dibukanya nanti aja ya ka, aku penggemar kakak, kakak sangat keren bermain basketnya."
"Wow terimakasih pujiannya dan terimakasih juga hadiahnya ya," ucap indra dan meninggalkan cewe tersebut.
Hadeh ini hadiah yang keberapa kalinya ya? Adek kelas perhatian banget sih sama gue heheh. Ucap indra dalam hati.
"Gal... Nih buat lu, bagiin aja sekalian sama temen-temen lu," ucap indra saat dikelas.
"Lah ini dari siapa? Dari adek kelas lagi?"
"Hmm iya, udah sono bagiin, lagi ga mood gue."
"Ga mood kenapa lagi sih?"
"Orangtua gue selama seminggu dirumah."
"Apa! Mereka ngga kerja?"
"Katanya mereka pengin libur dan mau ngawasin kegiatan gue."
"Yah terus lu ngga maen lagi dong?"
"Yaelah santai, gue mah pasti selalu maen."
"Oke siap."
Bel masuk berbunyi. Saatnya ulangan fisika dimulai, semuanya hanya terpaku oleh lembaran soal yang mereka pegang masing-masing. Banyak sekali yang berusaha untuk menyontek, tetapi semua usaha mereka sia sia, karena guru yang mengawasi sudah tahu semua trik murid yang menyontek.
"Dra, nomer 12 caranya kayak gimana?" bisik galih dari belakang.
Tetapi indra tetap fokus mengerjakan soal-soal tersebut tanpa memperdulikan ucapannya galih, karena indra tidak ingin mendapat masalah, apalagi menyangkut tentang kepopularitasannya dan prestasinya.
Pintar tentang pengetahuan? Tapi jangan sampai bodoh tentang percintaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love changes everything
RomanceSeorang perempuan mengubah kehidupan indra yang tadinya hening penuh warna hitam dan putih menjadi kebahagiaan yang penuh warna.