Ga kerasa,pagi hari pun datang. Hari ini tanggal 24 Februari,agenda kita hari ini adalah lintas alam. Regu-regu kami dipisah-pisah,kebetulan sekali 9 kesatria bergabung dalam satu regu dengan guru pembimbing Bu Uli dan Pa Untung. Kami harus melintasi berbagai rintangan di lintas alam ini,dan mungkin juga hingga malam kita belum kembali ke tenda karna lintasannya cukup panjang. Kita ga dibolehin bawa tenda kita agar kita belajar bertahan hidup tanpa dibantu. Mula-mula kami melewati jalan lurus dan ramai. Seneng lah sebagai orang yang terkurung mulu,sekarang di bebasin rasanya tuh bagai seekor burung yang dikurung selama 12 tahun dan kini dibebasin. Track masing-masing regu berbeda dengan tantangan yang berbeda juga,supaya kita bisa belajar hanya itu alasannya.
Jalan mulai ga mulus lagi,begitu kami melewati jalan-jalan raya yang ada kami akhirnya melewati pedesaan. Suasana pun langsung berubah,sungguh menyegarkan, aroma rumput yang menyegarkan, suara-suara sapi dari peternakan,dan lainnya. Yah walaupun aku dikurung terus yah tapi seenganya aku juga pernah ke gunung begitu walau hanya di dasar,itu sangat menyegarkan. Kita harus melewati jalan setapak di sawah dan mencari rute sendiri karna tidak ada petunjuk jalannya. Tujuannya ya cuman satu apalagi kalo bukan belajar. Desiran air terjun di daerah itu membuatku damai. Kami memutuskan pergi ke air terjun itu untuk mengisi bekal minum agar lebih banyak. Sesampainya di sana aku langsung teringat Ci Rachel saat melihat batu-batu licin,dulu kami pernah ke air terjun bersama,waktu itu aku dan Ci Rachel sepertk biasa saling buly,sampe dia ngejar aku yang kabur ke batu-batu,sayangnya batu di sekita air terjun itu agak licin sehinga ciciku itu jatuh di pijakan pertama,dan nyungsep ke dalam kolam di bawah air terjun. Itu adalah kali pertama aku melihat kakak tersayangku itu hampir menangis kesakitan. Awalnya sih lucu,namun aku ga tega liat satu tetes air matapun jatuh dari matanya,lantas aku segera menolongnya yang setengah takut hanyut ke sungai.Bu Uli : " Hei... Mel,kenapa ngelamun? Sini duduk dulu ga cape apa?
Aku : "Eh..... Iya Bu... Hehehe"
Bu Uli : " Kenapa kamu ngelamun tadi?"
Maria : " Paling juga kepikiran cicinya Bu."
Bu Uli : " Rachel maksud kamu?"
Maria : " Cicinya yang mana lagi coba Bu,kalo bukan ci Rachel."
Bu Uli : "O iya yah. Emang ada apa sama cici kamu Mel."
Tina : " Cicinya kan pernah jatoh dari batu air terjun bu."
Bu Uli : "Hah?! Kok bisa sih?"
Tina : "Bisa atuh bu,tuh gegara ngejar si Meli,kan Incess kita ini tukan buly bahkan ke kakaknya sendiri."
Bu Uli : " Astaga kalian ini yah. Tapi kok kamu bisa tau Na?"
Tina : "Kan,waktu itu kita perginya bertiga aku,Meli,sama ci Rachel."
Aku : " Paan sih Mel aku ga buly ci Achel,tapi dia yang buly aku duluan Tina. BTW lucu yah kita ga janjian waktu itu tapi malah ketemu di aer terjun,jadi weh kita maen bareng."
Tina : " Iya yah. Itu tuh aku lagi ngambek,gegara ortu sama kakak aku ga mau ngajak pergi,ya udah aja aku kabur pergi sendiri ke aer terjun,eh malah ketemu kamu sama ci Rachel."
Aku : "Wah iya? Mantab juga yah."
Bu Uli : "Kalian ini."================================
"Hayu,lanjut lagi perjalanannya. Atau kalian masih mau main di sini?" Ujar suara yang membuyarkan lamunan kami berempat. "Eh... Pak,udah beres ngisi perbekalan airnya?" Ujar Sinta. "Iya udah." Ujar suara itu yang tak lain adalah Pak Untung. "Ayo atuh ! Kita jalan lagi." Ujar Bu Uli. "Tar lagi atuh Bu,kakiku masih mati rasa nih cape bangettttttt naik jalan nanjak di jalan raya tadi,nanjaknya idah 90° kali tuh Bu." Ujar Maria sambil meringis dan memegang kakinya yang sakit. "Alaaaah kali weh ada jalan 90° ya ga naik atuh neng mobil sama motornya." Ujar Tina manasin suasana.
Maria: " Eh beneran tau,itu coba liat meni jiga naon wae eta jalan. Meni jiga jalan di Spongebob,yang pas dia nyasar ke kota apa itu namanya? Yah pokoknya mah itulah."
Sinta: " Iya tapi bener kata si Tina,ga mungkin juga kalo jalan nanjak nyampe 90°,ya kali gitu.
Maria: "Ihhh tau ahh."
Aku : "Ehhhh..... Bu Uli aku mau nanya donk."
Bu Uli : "Nanya apa?"
Aku : "Sejak kapan yah aku punya temen kaya mereka?"
Bu Uli : "Lah,mana saya tau,saya aja ga inget punya murid kaya mereka."
Maria : "Ihhh ibu mah jahat huhhh."
Aku : "Ari kamu Bu Uli mah baik tau."
Sinta : "Iya Bu Uli mah baik tau Mar."
Maria : " Tau ah bomat."
Pa Untung : " Aduh,para fansnya Bu Uli pada ngumpul di sini yah. Bu Uli mah emang fames kali yah."
Tina : "Jangan cemberut gitu atuh Pak,tenang aja kan masih ada Meli."
Aku : "Naha aku dibawa-bawa?"
Sinta : "Halah halah."
Aku : "Kumaha kalian weh lah. Si aku nya udah pusing dengerin kalian."
Pa Untung : "Udah-udah hayu jalan lagi,tar kemaleman di sini gera."
Gracel : "Lah Pak,masih pagi tenang aja."
Celine : "Wah si Gracel mah yah,tidak paham IPA dia. Kalo dah siang dari sini yah berarti di hutannya kita nyampenya malem lah."
Tina : "Mau dari sini jam berapa pun pasti kita bermalam di hutan mba."
Bu Uli : "Mel,sejak kapan yah saya punya murid kaya mereka?"
Aku : "Itu yang aku tanya tadi Ibu ku sayang."
Bu Uli : "Ok Ok."================================
Singkat cerita setelah perdebatan yang super panjang,kami pun lanjut jalan ke arah hutan,lokasi selanjutnya. Setelah air terjun, dimulailah rute tanpa petunjuk kami semua. Waktunya Pa Untung yang bisa pakai kompas beraksi. Dan filling kami bekerja satu-satu. Kalau sampai kita kesasar di sini cuma Tuhan yang tau apa yang akan terjadi.
Pada awalnya kami seneng banget,kita nyanyi-nyanyi,cerita sama temen,ngelawak,debag dkk. Begitu sampai hulu sungai......Pa Untung : " Wah ini kemana yah jalannya?"
Maria : "Ga tau kan Bapa yang megang kompas."
Tina : "Kita teh kaya cari harta karun yah."
Bu Uli : "Emang iya,kan ada surprise kalo udah sampe,katanya."
Pa Untung : "Ga ga .... Ini seriusan,saya ga tau arahnya kemana?"
Aku : "Pak jangan bilang kita kesasar loh yah."
Gracel : "Tenang Mel,belum di hutan ga mungkin kesasar."
Pa Untung : "Kita ga kesasar,cuma ga tau arah doang."
Aku : "Sama aja Bapak ku sayang."
Tina : "Ekhem.... Ekhem....."
Aku : "Na kamu pernah dilempar ke sungai ga."
Tina : "Belum tuh."
Aku : "Mau ngerasain?!!!"
Tina : "Iya iya Mel canda kali,kamu mah gitu."
Aku : "Au ah."
Pa Untung : "Sutt jangan berantem,ini beneran kemana."
Aku : "Menurut prakiraan saya yang jarang benar,kata aku mah kita haru nyebrang sungai ini. Kenapa? Soalnya jalan ke depan itu kurasa hutan,dari gelap-gelapnya."
Gracel : "Harus banget JARANG BENAR yah Mel."
Pa Untung : " Tapi kayanya iya deh,nyebrang."
Bu Uli : "Hai kawan,liat aku nemuin apa."
Kita ber 8 : "PERTANDA HUTAANN."
Bu Uli : "Iya donk."
Aku : "Kan bener kata aku kita harus kesebrang."
Gracel : "Iya tapi kita kesebrangnya pake apa my friends."
Tina : "Iya yah kok ga kepikiran."
Pa Untung : "Iya itu masalahnya,jadi gimana cara kesebrangnya."
Aku : "Tenang....."
Maria : "Gimana cara tenangnya Meli. Sementara kita berpotensi kesasar gini,gimana caranya tenang Mel."
Tina : "Gini nih yang Pramukanya mabal mulu emang,kita teh anak Pramuka my friends,ga liat apa ada pohon,kan bisa sama kita dibuat rakit buat seberang sana."
Aku : "Yap bener,tadi aku emang mau ngomong itu,jago kamu Na. Makanya jangan pada mabal lamun Pramuka teh."
Pa Untung : "Ada yang bawa tali Pramuka ga?"
Celine : "Ada Pak semua bawa da."
Pa Untung : "Ya udah ada yang bawa piso?"
Sinta : "Ga ada Pa."
Pa Untung : "Terus,kita motong pohonnya pake apa my friends?"
Aku : "Pake batu."
Bu Uli : "Gimana caranya pake batu?"
Aku : "Zama praaksara juga pisonya pake batu Ibu cantik. Kalo mereka bisa napa kita ga bisa?"
Pa Untung : "Nah bener tuh. Cari batu asah sana kalian."
Tina : "Caranya Pak?"
Pa Untung : "Tanya si Meli."
Aku : "Ari Bapak. Kalo aku mah 2 batu digesek weh tar ge tajem."
Pa Untung : "Nah tuh bener."
Gracel : "Ya udah Meli aja yang buat."
Meli : "Enak aja."
Pa Untung : "Sutt udah cepet sana."
Tina : "Iya iya."Alhasil kami pun membuat piso dari batu,memotong ranting pohon dan membuat rakit. Rakit itu hanya muat 3 orang,jadi Pa Untung membuat 3 rakit untuk kami. Kami juga dibagi 3 kelompok. Kelompok ke 1 isinya aku,Pa Untung,dan Bu Uli. Kelompok ke 2 isinya Tina,Gracel,dan Maria. Kelompok ke 3 isinya Celine,Sinta,dan Laura.
Pa Untung : "Sungainya cukup terjal,ada 3 jalur dan tanda itu hanya bilang di seberang sungai ada hutan, tapi jalur mana yang harus kita ambil?"
Bu Uli : "Ga tau Pak,ini sungai mau jalur manapun tetep aja deres airnya,batunha juga banyak. Cukup bahaya sih. Apalagi kita ga pake pelampung."
Aku : "Jalur tengah."
Bu Uli : "Kenapa harus yang tengah?"
Aku : "Pertama lurus itu adalah jalan terbaik,kedua kalo di film Dora The Explorer biasanya dia ngambil jalan lurus terus berhasil heheheh."
Bu Uli : "Ihhhh kamu yah."
Aku : "Ibu jangan ngacak-ngacak rambut aku donk."
Pa Untung : "Tapi bener juga,coba kita lurus aja yah. Tapi kalo nyasar..... Ya sudahlah."
Bu Uli : "Pak kalo nyasar bahaya tau !!!"
Pa Untung : "Kalo nyasar salahin Meli."
Aku : "Naha jadi si aku yang kena."
Pa Untung : "Gapapa kali-kali. Hayu jalan."Kita pun akhirnya menyebrangi sungai berbatu dan berarus deras. Hanya rakit sebagai transportasi,jelas itu bukan hal yang mudah. Belum lagi tidak ada pelampung atau pengaman lainnya. Terutama 5 diatara kami ga bisa berenang. Untung aja si aku dan Bu Uli ga nyampe meluk Pak Untung, kalo iya, wah bahaya banget apalagi kalo Ci Rachel tau sudah habislah aku dibuly kakakku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of My Live
RandomTemen-temen makasih yah yg udh baca novel pertama aku maaf kalo masih banyak yang kurang. Tolong vote dan komen.Terimakasih 🙏🙏🙏. O iya cerita ini Tamat and warning typo yah. Tapi kalian harus baca The Froze Heart 2 kalo dah beres cerita ini. Ken...