Lintas Alam Part 4 Kebebasan

19 2 0
                                    

*** (Ci Rachel story)

       Mengangis dan berdoa hanya itu yang bisa kulakukan. Tiba-tiba perasaanku ingin melihat HP. Begitu juga karena kakiku mulai keram dan mataku lelah menangis. Ku lihat jam kecil milik Meli,untuk membangunkan kami biasanya menunjukan pukul 2.30 pagi. Entah sudah berapa jam aku menangis dan berdoa. Banyak notif SMS maupun Whatsapp bagai berterbangan masuk ke HP ku yang sedari tadi kumatikan. Notif grup yang aku punya menunjuk angka 999++,namun aku tak peduli dengan notif grup alumni,apalagi grup organisasi,aku hanya mencari info tentang adikku Meli. Bolak-balik aku buka setiap medsos tak ada satupun kabar tentang Meli. Dan baru aku ingat Meli ga bawa HP,gimana dia kabarin aku.

***(Meli Story)

       Seandainya aku bawa HP,aku pasti sudah calling-calling cici tercinta. Aku yakin dia lagi cemas sekarang. Kala kami berdoa,tanpa sadar satu per satu dari teman-temanku ikut berdoa bersamaku. Sepertinya mereka tau kalau aku sedang mendoakan ci Achel. Saat aku mulai mengetahui mereka ikut mendoakan ci Achel, perasaanku bergejolak,sejak kecil aku tak pernah punya sahabat sejati, makasih my friends.
Orang bilang,doa itu senjata yang paling ampuh,itu berlaku bagi kami sekarang. Doa yang tulus itu membuka kunci mantera kurungan, dan ada sebilah pedang cinta dan ketulusan. Begitu mengetahui pintu sudah dibuka,lantas Tina menendang pintu itu. Baik penyihir dan raksasa sama-sama merasa takut,karena pedang ketulusan dan cinta di tangan Pa Untung. Begitu kami keluar,segera Pa Untung menghunus pedang itu tepat di leher si penyihir,dan menebas leher penyihir maupun raksasa. Pedang itu kami bawa,saat melarikan diri.

*** (Ci Rachel story)

     Jam kecil Meli menunjuk pukul 5.30,namun aku masih belum bisa tidur. Langit mulai membiru,mentari akan segera terbit. Perasaan damai mulai meliputiku lagi. Kuhapus air mataku,mulai beranjak mencari HP Meli,siapa tau dia mau pake HP gurunya untuk mengabariku. Kulihat notif Meli kosong,berbeda dari notif HP ku. Mata sembab sehabis menangis dan tidak tidur semalaman, tak bisa aku sembunyikan. Tiba-tiba aku teringat Meli lagi,dia pernah mengajariku cara menyembunyikan tangis dan mata sembab. Ku ambil bedak milik adikku itu,kupakai untuk menyembunyikan wajah asliku. Kalian tau,walaupun Meli orang yang baperan kaya aku,tapi dalam menyembunyikan perasaan,anak itu paling jago. Berbeda jauh dari aku kakaknya yang sama sekali tidak bisa menyembunyikan perasaan. Bahkan, sekarang pun setelah aku memakai make up ala-ala Meli,yang ada make up nya luntur kena air mata. Huaaa Meli kemana sih.

*** (Meli story)

      Lari terus beralari,entah aku kini ada dimana. Berlari tanpa arah membuatku kelelahan,namun kami tak merasakan kelelahan itu. Langkah kami terhenti,melihat sesosok penyihir lain dihadapan kami. "Mengapa kau membunuh adikku." Ujar sosok itu. Apa?! Adik,tapi penyihir itu mengatakan dia benci saudara,apa yang terjadi sebenarnya. Belum hilang keheranan kami,tiba-tiba penyihir baru ini menangis dan mengeluh "Andai kau mengikuti jalan kebaikan,kau tak akan seperti ini de." Lirih si penyihir. "Aku mulai paham sekarang." Bisik Gracel. "Yap aku juga." Ujar Tina. "Apa?" Ujar bu Uli. "Jelasin Grace." Bisik Tina. "Sut kelamaan,kurasa adenya itu adalah penyihir tadi yang ditebas lehernya oleh pa Untung,sementara ini adalah kakaknya yang menyesali perbuatan adiknya itu." Ujar Maria.

Tina : "Mel kamu kenapa,kok malah ngelamun dari tadi?"
Meli : " Ehh.... Gpp kok Na,cuma...."
Tina : "Ci Rachel?"
Meli : "Heeh."
Tina : "Sabar aku juga kangen keluarga kok."

     Tiba-tiba bak kesatria sejati,Pa Untung berlutut dan meminta maaf pada si penyihir. "Maafkan aku telah membunuh adikmu,aku memang bersalah,aku tidak tau dia punya seorang kakak." Ujar Pa Untung. Sepertinya julukan super provit itu memang cocok baginya. "Tidak apa Nak,saya tau kamu mau menyelamatkan regumu,aku iri pada kalian yang walaupun tidak punya hubungan darah tapi bisa bekerja sama,sementara aku..." Ujar si penyihir terpotong.

Story Of My LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang