Adis membereskan pakaiannya. Hari ini dia pulang agak malam pukul 21.48 Wib. Otaknya masih memikirkan perkataan dari Dosennya tadi. Benar-benar sudah gila Dosennya itu, baru putus sama pacarnya malah ngajak cewek lain buat jadian, mana pura-pura lagi.
"Mbak janet, Adis duluan ya." Ucapnya kepada salah satu pegawai.
"Oke, hati-hati di jalan ya say." sahut mbak janet di balas anggukan kepala oleh adis
Adis merqpatkan jaket yang ia kenakan. Kakinya melangkah keluar dari restoran melewati pintu belakang saat sedang menuju kearah parkiran dia menjerit terkejut saat melihat sosok laki-laki bertubuh tinggi tegab sedang duduk di atas motornya.
"Pak Bram ngapain duduk di atas motor saya?"
"Nungguin kamu," jawab Bram.
"Ngapain nungguin saya?"
Bram berdiri dari tempat duduknya,mendekat kearah Adis. badannya sedikit membungkuk membisikkan sesuatu di telinga Adis
"Kamu pikun atau gimana sih? Waktu di dalam tadi Saya kan bilang, saya mau kamu bantuin saya jadi pacar bohongan saya, " ucapnya dengan nada Cool
Adis yang mendengar ucapannya mendadak ngeri. Sekaligus heran karena detak jantungnya menjadi up normal selain itu, ia juga menahan nafasnya sendiri. Suasana di parkiran tak begitu ramai. Bahkan, Bram bisa mendengar degub jantung Adis. Ia merasa sedikit gugup dan langsung menjauhkan tubuhnya dari hadapan Adis.
"Sorry tadi tu cuma ... " Bram menghentikan ucapannya lantara melihat wajah Adis yang melamun.
"Oke, kembali ke inti masalah. Saya bener-bener minta tolong sama kamu, tolong bantuin saya. Sekali ini aja. Saya bakal bayar kamu kok. Berapa pun, janji," ucap Bram penuh dengan permohonan.
Adis menggelengkan kepalanya. Ia membenarkan kaca matanya yang sebenarnya tidak miring dan tidak bergeming dari hidungnya yang tak terlalu mancung itu.
"Tolong saya, dis. Saya mohon-mohon sangat ini."
"Bapak, kenapa harus saya sih? Bapak kan bisa cari cewek yang lebih cantik dari pada saya," ucap Adis menyarankan.
"Ya karena, ka-re-na ... Kamu, kamu adalah wanita yang saya liat pertama kali. ." jawab Bram.
"Ha, sakit ni si Bapak," ucap Adis tidak percaya.
Sebenarnya Bram sedikit kesal dengan Adis. Tadi ia di bilang gila dan sekarang di bilang sakit. Tapi ia menahan amarahnya agar Adis mau menerima tawarannya.
"Adis, saya serius ngomong ini ke kamu. Sebentar lagi saya bakal ulang tahun. Mami saya mau saya bawa pacar ke acara ulang tahun itu, saya udah janji sama Mami saya, buat bawa pacar. Dan rencananya tadi, saya mau melamar Anggel, dia yang akan saya kenalkan ke keluarga saya sebagai tunangan. Tapi kamu tahu kan kalau si Angel tadi malah nolak lamaran saya dan pergi ninggalin saya gitu aja." jelas Bram panjang lebar.
"Terus ... Hubungannya dengan saya apa pak Bram. Kenapa enggak ngomong jujur aja sama orang tuanya. Bohong dosa loh, " ucap Adis mengingatkan.
"Aduh, kalau saya ngomong jujur saya bakal di jodohin sama orang lain dan saya nggak mau itu terjadi, jadi please ya dis bantuin saya." pinta Bram.
"Ya bagus dong kalau Bapak mau dijodohin. Berarti enggak susah-susah cari pacar lagi."
"Saya enggak mau, karena Mami saya mau jodohin saya dengan mantan pacar saya waktu SMA."
Sumpah demi apa, Adis dibuat melongo dengan ucapan Bram. Ia kira, kisah-kisah seperti ini hanya ada di novel-novel yang pernah ia baca. Eh, di film juga ada tuh kisah yang kayak gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BBM (Bohong Berujung Menikah)
Romancekisah ini menceritakan antara mahasiswi dengan dosennya sang Dosen yang memiliki nama lengkap Bramantara satrio wijayanto meminta tolong kepada mahasiswi nya yang bernama Adista Alicya untuk membantunya berbohong di depan keluarganya sebagai pacar...