7. Berbohong lagi

693 34 8
                                    

"Bram." Panggil seseorang.

Keduanya menoleh ke sumber suara, melihat siapa yang memanggil Bram.

"Mami, Kak Tia," ucap Bram terkejut

Kedua wanita itu tersenyum. Mereka berjalan mendekat kearah Bram dan Adis. Kedua anak manusia itu saling melempar pandangan satu sama lain. Seakan tak percaya dengan waktu yang mempertemukan mereka.

"Hai, kebetulan sekali kita bertemu disini," ucap Mami Bram.

"Iya, kebetulan sekali. Hehehe," ucap Bram kikuk.

"Mami sama Kak Tia ngapain kesini?" tanya Bram.

"Mami, habis cek gula darah," jawab Wanita tua itu.

"Kalau Kakak, periksa kandungan."sahut Kakak perempuan Bram, "nah, kalian sendiri ngapain kerumah sakit?" tanya Kak Tia

"Kita ..." keduanya saling menatap dan menyenggol lengan satu sama lain.

"Loh, kok jawab gitu aja gerogi?" tanya Kak Tia.

"Enggak." elak keduanya.

"OMG!!" ucap Mami Panik.

"Kenapa,Mi?" tanya Bram dan Kak Tia.

"Mami mau tanya, kalian pacaran enggak ngelewati batas kan?" tanya Mam.

"Enggak." jawab keduanya kompak.

"Huft, syukurlah. Mami Kira kalian kerumah sakit mau nguguri kandungan," ucap Mami Bram.

"Mami kok mikir kayak gitu?" tanya Bram.

"Ya, kalian tahu kan jaman sekarang. Anak-anak kalau pacaran suka kebablasan. Mami kan jadi takut kalau kalian juga kayak gitu." jawab Maminya.

Bram merangkul bahu Adis seraya berkata, "Ya enggak lah, Mi. Bram bukan cowok yang kayak gitu. Jadi Mami tenang aja. Bram enggak akan menyentuh Adis kalau belum ada kata sah diantara kita. Iya enggak, sayang?" ucapnya semakin mempererat rangkulannya kepada Adis sebagai kode.

"Oh, I ... Ya, ibu tenang aja. Mas Bram, orangnya dapat dipercaya kok." jawab Adis menepuk-nepuk tangan Bram yang bertengger dibahunya dengan penuh penekanan disetiap kalimat.

"Ya, syukur deh kalau gitu. Mami jadi legah. Jadi, ngapain kalian kerumah sakit?" tanya Mami Bram mengulang ke pertanyaan semula.

"Ini, Bram nganterin Adis lihat Papanya." jawab Bram.

"Loh, calon besan masuk rumah sakit ya. Dimana kamarnya Mami mau lihat." tanya Mami.

"Jangan!!" teriak keduanya penuh kekompakan.

"Jangan?" tanya Mami memincingkan matanya. Wanita itu melipatkan kedua tangannya didepan dada.

"Kenapa jangan?" tanya Kak Tia, "Kalian enggak ngebolehin Mami lihat calon besan Mami apa?" sambungnya.

"Eh, bukan gitu, Kak. Mmm, boleh kok, cuma ..." ucap Adis gugup.

"Ya udah, kalau gitu anterin dong." pinta Mami.

"Pintu ketiga dari sini, Mi. Kita ngiring dari belakang aja," ucap Bram.

"Ya udah yuk, Kak. Kita langsung kesana."ajak Mami.

"Ayok, Mi."

Adis dan Bram berjalan di belakang keduanya. Adis mennggandung lengan Bram tanpa sadar. Ada rasa takut menjalar dihatinya.

"Pak, saya takut ni. Gimana kalau Maminya, pak Bram ngomong macem-macem sama Papa saya." cicitnya.

"Udah, kita jalani aja permainannya sekarang." balas Bram dengan santai.

BBM (Bohong Berujung Menikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang