Chapter II : The Rejection

278 20 1
                                    

Haesoo telah berias diri dengan cantik sambil menunggu sang suami menjemputnya. Walau sangat sederhana, kecantikannya tetap memancar. Ia tidak suka pakaian atau riasan yang terkesan berlebihan, ia lebih suka memakai pakaian yang nyaman ia pakai.

Sepuluh menit menunggu, akhirnya mobil Chanyeol datang. Tak lama lelaki itu menghampiri istrinya yang masih duduk di depan meja riasnya. Lelaki itu tersenyum, dia bahkan nampak sangat cantik walaupun hanya terlihat dari pantulan kaca.

Dihampirinya wanita yang menjadi alasan kebahagiaannya itu lalu menciumi pundaknya sayang. "Soo, sudah siap?" Gadis itu mengidikkan bahu tak tahu.

Ia masih merajuk.

Chanyeol mengeluarkan senjata rahasianya. Sebuah bunga dan coklat kesukaannya. "Untuk yang sedang merajuk, aku bawakan bunga dan coklat untukmu." Diserahkannya kedua benda itu dengan harapan ia akan memaafkannya.

Namun nyatanya, bahkan sampai ia menerima bunga itu, ia tetap mengacuhkannya. Ia pun berlutut dipangkuan sang istri, "Soo, jika sebuket bunga dan sebatang coklat tak mampu membuatmu berhenti mengacuhkanku. Lalu apa yang akan membuatmu memafkanku?" Tanyanya dengan nada yang lembut.

Diliriknya manik biru terang sang suami. Ada ketenangan dan keteduhan di matanya. Seketika permintaan Baekhyun merasuki pikirannya

"Aku mau jalan-jalan." Katanya.

Chanyeol tersenyum kecil, "Aku memang memintamu berias adalah untuk mengajakmu jalan. Kau sudah siap?" Haesoo mengangguk, "Kalau begitu, ayo!" Chanyeol mengulurkan tangan untuk digandengnya dan gadis itu menerimanya.

"Mari permaisuriku yang cantik." Lanjutnya dengan sedikit gurauan.

Gadis itu tertawa kecil, "Kau ini." Dipukulnya lengan kekar lelaki itu.

Mereka pun berangkat ke tempat tujuan yang telah Chanyeol pilihkan. Sebuah restoran mewah yang lelaki itu booking hanya untuk berdua membuat Haesoo memarahinya karena terlalu boros.

Chanyeol memesan makanan untuk mereka berdua. Sementara Haesoo hanya diam memerhatikan indahnya kota pada malam dengan pandangan kosong. Entah apa yang dipikirkannya sampai-sampai mengabaikan panggilan suaminya yang sedari tadi memanggilnya.

"Sayang," Digenggam tangan lembut Haesoo dengan manisnya. "Apa kau masih marah padaku? Kenapa diam saja?"

Gadis itu pun tersadar dari lamunannya, "Apa? Tidak, aku sudah tidak marah kok." Ia pun tersenyum memaksakan.

Chanyeol mengelus pipi halus itu sayang, "Lalu kenapa wajah ini sangat kusut? Kau lelah?"

Haesoo kembali mencoba tersenyum, "Tidak kok. Hanya saja..." Gadis itu menahan napasnya sejenak.

"Hanya saja?"

Kerongkongan serasa begitu kering dan hampa, "Yeol, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Apa?" Chanyeol mencoba memperhatikan sang istri yang nampak cukup risau. "Apa ada yang mengganggu pikiranmu saat ini?"

Gadis itu menggeleng cepat, "Ini tentang Baekhyun."

Chanyeol menegakkan badannya, "Ada apa dengannya?" Sedikit kerisauan di mata dan kata-katanya.

Haesoo sedikit cemburu dengan kekhawatiran sang suami kepada sang sahabat. "Dia memintaku untuk kembali ke rumah lamamu."

Chanyeol memincingkan matanya, "Untuk apa?"

"Dia bilang rindu padaku dan ingin aku kembali merawatnya. Dia juga--"

"Soo," Potongnya. Chanyeol menarik napas panjang seraya memijit keningnya, "Kau sudah berjanji untuk lebih mementingkan dirimu dibanding orang lain." Ingat lelaki itu.

POSSESSIVE II : HAPPY AND DYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang