Chapter V : Impossible!

193 20 3
                                    

Ting!

Mereka berjalan menuju apartment Seori, "Nanti Youchun langsung ganti baju, gosok gigi, dan tidur, ya?"

Youchun melihat Haesoo bingung, "Tante mau kemana?" Tanyanya.

Haesoo menghentikan langkahnya dan berlutut di depan bocah kecil itu, "Tante ada urusan sebentar, nanti tante kembali. Kau bisa tidur sendiri, kan?" Youchun mengangguk, "Anak pintar. Ayo!" Mereka kembali berjalan menuju kamarnya.

Gadis itu meletakan semua barang-barang yang ia belikan untuk Youchun dan membawa anak itu untuk bersiap-siap tidur. Haesoo mengecup kening Youchun sayang, "Youchun tidur, ya. Tadi eomma sempat menelpon tante, eomma bilang dia akan pulang terlambat. Jadi," Haesoo menaikkan selimut sampai seleher bocah itu, "Youchun tidur sendiri dulu, ya. Tante keluar sebentar."

Haesoo beranjak dari tempatnya dan mematikan lampu kamar Youchun, "Selamat malam." Ucapnya sebelum meninggalkan anak itu sendiri.

Segera gadis itu berjalan cepat keluar kamar dengan membawa tasnya. Ia mengunci apartmen dengan sandi yang Seori beritahu padanya. Haesoo tidak memakai pakaian tebal, padahal sebentar lagi musim akan berganti.

Haesoo turun ke lobby, terlihat seseorang menunggunya sambil menghisap seputung rokok. "Sudah berapa kali aku bilang aku benci pria yang merokok?" Ia datang dengan berkacak pinggang.

Lelaki itu terkekeh, ia tak menjawab pertanyaan itu dan langsung membuang benda itu. "Silahkan masuk, tuan putri." Ujarnya sembari membukakan pintu untuknya.

Haesoo berdecih geli. Ia masuk ke dalam mobil itu diikuti lelaki itu dan menjalankan mobil tersebut.

"Kita mau kemana?" Tanya sang gadis yang dibalas gidikan bahu oleh lelaki tersebut.

Sampai mereka berhenti di sebuah tempat yang sering mereka kunjungi. Tempat yang indah, dimana bintang dan bulan bersinar terang di atas langit yang cerah. Kadang banyak juga kunang-kunang yang berterbangan di hadapan mereka.

Haesoo menyalinkan tangannya sambil meniupinya berharap ada kehangatan dengan ia melakukannya. Hingga ada sebuah jaket tebal di pundaknya.

"Terimakasih," Ucapnya. Ia tak perlu mengkhawatirkan pria itu dengan kedinginan, ia sudah terbiasa dengan suhu dibawah normal.

Gadis itu terus menatap lurus ke depan dengan tangan yang terjalin, "Kau kenal Seori?" Sehun nampak menimang-nimang sejenak.

"Ya, aku sempat beberapa kali bertemu dengannya. Oh, anak laki-laki tadi itu anaknya?" Haesoo mengangguk, "Saat melihat wajahnya aku jadi teringat seseorang, tapi siapa ya?" Gumamnya yang tidak dihiraukan Haesoo.

"Jadi kau kemarin tidur disana?"

"Iya." Singkatnya. Haesoo tiba-tiba memutar badannya menghadap lelaki itu, "Tapi jangan beritahu Chanyeol tentang tempat itu."

Sosok itu mengernyit, "Kenapa?"

Haesoo menurunkan sorot matanya, "Itu... akan menjadi tempatku berlindung darinya." Tuturnya. "Aku... merasa tempat itu cukup aman untuk aku bersembunyi. Jadi, tolong jangan beritahu siapa-siapa, ya, Hun?" Pintanya.

Lelaki yang dipintanya tak mampu menolak, apalagi saat melihat kedua bola mata indah itu berkaca-kaca saat menatapnya. "Iya, akan aku jaga rahasia ini. Tapi, kau harus cepat pulang, Chanyeol cukup kacau saat ini."

Haesoo terdiam. "Apa... dia mencariku?" Sehun mengangguk, "Tapi, kenapa dia tidak menemukanku? Aku tahu dia tahu dimana keberadaanku, dia pasti melacak handphoneku, dia melacak rekeningku, dan orang-orang suruhannya pasti sudah mencariku. Tapi kenapa dia tidak menemukanku?" Matanya mulai berkaca-kaca.

POSSESSIVE II : HAPPY AND DYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang