Chapter IX : Battle To Victory

252 20 2
                                    

Ckrek ckrek!

Duar! Duar!

Ting! Ting!

Prok prok prok!

Dibalikkan badannya saat mendengar suara tepukkan dari seseorang di belakangnya. Wajah datarnya semakin datar saat melihat pelakunya. Dia malah santai di saat tugas begini?

"Nyonya Kim satu ini jago sekali menembak, ya?" Pujinya.

Kayona mendelik, "Sejak kapan margaku berganti Kim?" Desisnya sambil berkacak pinggang.

Lelaki itu nampak berpikir sejenak, "Sekarang?" Kekehnya.

Kayona berdecak dan menggeleng takjub. Ia lebih memasuki padang rumput dan berdiri di tengah-tengah arena pertarungan tanpa takut dengan dua senjata api di masing-masing tangannya.

Ckrek! Ckrek!

Duar duar duar duar....

"Hei, nyona Kim. Santai lah sedikit. Kita berbincang sejenak. Sudah lama sekali kita tidak berbincang." Lelaki itu terus mengejarnya.

Namun Kayona terus mengabaikannya dan kembali menembaki musuh dengan pistol ditangannya. Tapi bukan Kim Jongin namanya jika berhenti mengganggu orang. Dengan santainya ia berdiri di depan pistol yang wanita itu pegang sambil tersenyum bodoh.

"Kai?! Kau mau mati?!" Sentaknya.

Tapi dia malah mengabaikan seruan itu dan memakan permen karet. "Jangan terlalu serius lah, nona Kim. Ini hanya tugas kecil." Remehnya padahal keadaan sangat menegangkan, suara tembakkan dimana-mana.

Ia menarik Kayona dan menyusuri paha telanjangnya kemudian berhenti di bokong sintalnya. "Masih sama seperti dulu." Ia meremas bokong itu dengan santainya.

Ya, pakaian Kayona saat ini sangat terbuka, jadi jangan salahkan Kai yang tergoda imannya sedari tadi. Baju yang menampilkan perut ratanya dengan busur yang senantiasa di punggungnya. Serta celana super pendek yang menampilkan paha mulusnya yang dikaitkan sarung pistol dengan boots setinggi betis.

"Tugas kecil?! Matamu tugas kecil! Dan apa ini!? Brengsek! Minggir kau!" Ia menyingkirkan tubuh Kai dan kembali mengendap-ngendap menembaki musuh.

Hingga pelurunya habis, "Shit!" Umpatnya. "Kai! Apa kau bawa pasokan amunisi?"

Kai menggeleng dan bersantai di balik pohon, "Mana bawa aku benda-benda begitu. Kecuali ini. Monggu-ku!" Ia menunjukkan stick baseball kebanggaannya.

Kayona geram, "Kalau begitu pergi! Cari musuhmu! Bunuh dengan stick bodohmu itu! Yang ada saat kau mau memukul mereka, kau sudah mati duluan."

Akhirnya wanita itu memakai panah yang selalu dibawanya. Ia membidik dengan teliti dan melepaskannya sampai tepat sasaran.

Sring!

Slash!

CRAT!

"Ugh!" Satu musuh tumbang saat anak panah itu menembus jantungnya.

"Ugh... Wuhu!" Lenguh lelaki tan itu. Bahkan bulu kuduknya merinding, "Kemampuan memanahmu memang tidak bisa diragukan lagi, ya, Nyona Kim."

Kayona memutar matanya malas, "Sudah cukup memujiku? Sekarang menyingkir, atau kau bernasib seperti dia. Mau?!"

Kai mengangkat tangan, "No! So sorry, madam. Have fun." Ia pun menyingkir dan berjalan sambil bersiul ria diantara hujaman peluru.

POSSESSIVE II : HAPPY AND DYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang