Chapter IV : Who's His Father?

226 19 3
                                    

"Apa mungkin... dia ayah Youchun?"

"Mungkin."

Haesoo menahan napasnya saat mendengar apa yang dikatakan Seori dengan yakinnya.

Dan sepersekian detik setelahnya, wanita itu tertawa pecah. "Tapi aku hanya bercanda. Kami hanya sekali berhubungan, dan ia selalu memakai pengaman, serta jaraknya cukup jauh dari pertama kali aku tahu aku mengandung." Jelasnya yang membuat gadis itu mampu bernapas lega.

"Ish! Kau ini mengagetkan saja!" Protesnya yang dibalas kekehan.

"Kenapa memangnya?"

Haesoo menarik bahunya ke atas tidak tahu, "Entahlah. Hanya saja jika benar Sehun ayah Youchun, aku akan sangat kecewa dengan ketidakbertanggung jawabannya. Aku akan mendatanginya dan langsung mengungkapkan semua padanya."

Seori tersenyum, "Aku bahkan tidak yakin dia masih mengingatku atau tidak. Hari itu benar-benar berjalan dengan cepat." Ucapnya.

Seketika, pertanyaan tentang pernahkah wanita itu berhubungan dengan suaminya menghantui pikirannya. "Seori, boleh aku bertanya?" Tanyanya.

Seori meneguk minumnya, "Kau sudah bertanya. Katakan saja," Kekehnya.

Haesoo menggigit bibirnya takut, "Kau... pernah berhubungan dengan Chanyeol?" Tenyanya ragu.

Mendengar pertanyaan kawan lamanya itu, ia tersenyum. Sudah ia duga pertanyaan ini akan wanita itu pertanyakan, "Aku tidak gila menawarkan diriku pada Phoenix langsung. Ya, sebagai seorang wanita malam yang setiap saat bersaing mendapatkan pria demi uang, aku tidak mau menyerahkan diriku begitu saja. Kau tahu apa yang akan terjadi jika aku tidak mampu memuaskannya?"

Haesoo menggeleng.

Seori merubah airmukanya menjadi serius, "Hanya ada 2 pilihan, antara dibuang atau mati. Dan aku memilih untuk tetap menjadi diriku apapun yang orang-orang ceritakan padaku." Ungkapnya yang membuat mulut Haesoo terbuka lebar.

"Be-begitukah?" Seori mengangguk cepat.

"Makanya aku agak sedikit kaget saat kau bilang kau adalah istrinya. Itu... sedikit menakjubkan." Ringisnya. Ah, bisa dibayangkan betapa ganasnya lelaki itu saat di ranjang.

Haesoo terdiam. Ada banyak pertanyaan di dalam otaknya, namun tak satupun yang ia berani katakan. Ia takut, pertanyaannya ini akan menyinggung ataupun membuat Seori terluka dan sedih. Tapi, siapa tahu Haesoo bisa membantu Youchun bertemu dengan ayahnya.

"Soo?" Seori sedikit mengguncang bahu Haesoo.

"Hm? Ah, euhm... Seori,"

"Ya?" Seori mengambil sebuah kentang goreng buatannya.

"Apa kau pernah tidur dengan seorang yang kau suka?" Tanyanya tiba-tiba yang membuat Seori tersedak. "Astaga! Maaf, itu mengganggumu ya? Maaf." Haesoo memberikan segelas air untuknya.

"Ti-tidak apa-apa." Tuturnya masih terbatuk.

Setelah ia tak lagi tersedak, Seori menatap Haesoo dalam. "Maaf, ya, Seori. Pertanyaan itu batal kok, tidak perlu jika itu mengganggumu." Ucapnya tak enak.

Seori menggeleng, "Tidak apa. Euhm, omong-omong tentang pertanyaanmu tadi, aku pernah tidur dengan seseorang yang aku sukai. Dia... sangat tampan." Ia mulai berangan-angan.

Namun yang ada dalam benaknya hanya sentakannya, "Kau pikir kau siapa?! Kau hanya seorang jalang! Berani-beraninya kau..."

"Tapi, dia tidak menyukaiku. Dia baik, tampan, dan orang yang menyenangkan. Namun, dia hanya menatapku sebagai pemuas nafsu. Tidak lebih." Ditundukannya kepala sendu.

POSSESSIVE II : HAPPY AND DYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang