Chapter VI : Move

234 21 2
                                    

Mereka merapikan pakaian dan semua peralatan untuk persiapan pindah dibantu oleh para pelayan yang datang dari rumah utama. Chanyeol merapikan beberapa berkas kantornya dan memasukannya ke dalam tas kerjanya.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, ia berjalan menemui sang istri yang berada di kamar mereka. Ia meminta para pelayan keluar tanpa sepengetahuan sang istri. Sedangkan wanita itu sibuk memasukkan semua baju-baju ke dalam koper mereka.

Ia langsung memeluk pinggang samg istri erat, "Soo, kau tidak lelah memangnya?" Dikecupnya perpotongan leher jenjang sang istri.

"Lelah bagaimana?"

"Ya, lelah. Kau baru kembali dan sekarang kau harus mengurus semua pindahan ini. Jangan terlalu lelah," Gumamnya sambil mengecup spot favorit dari sang istri.

Haesoo terkekeh, suaminya masih memperdulikannya. Kemudian ia membalikkan tubuhnya dan menangkup wajah sendu sang suami. Ia tersenyum lalu mengecup bibir sang suami.

"Ini sudah keinginanku sejak lama. Lagipula aku bukan pergi ke atas gunung atau ke jurang laut, jadi aku baik-baik saja. Jangan khawatir." Ucapnya sambil mengusap lembut rambut blonde sang suami. "Kau mengecat rambutmu, ya?" Kekehnya.

Chanyeol menggeleng, "Ini rambut asliku," Ujarnya sambil ikut memainkan rambutnya.

"Ayahmu?"

Dulu, ia sangat membenci sosok pria tua yang membuatnya rusak seperti dulu. Sosok yang menyakiti ibu dan saudaranya, serta sosok yang menjadi alasan ibunya harus pergi untuk selamanya. Seseorang yang mengajarkannya pada dunia gelap.

Sampai pada akhirnya, sang istri mengubah pandangannya, mengubah segala kebenciannya menjadi suatu rasa hormat atas jasanya yang turut membesarkannya. Haesoo lah yang mengingatkan padanya satu-satunya kenangan manis bersama sang ayah.

Kemudian Chanyeol memeluk erat tubuh sang istri, "Iya," Gumamnya.

Haesoo terkekeh saat lelaki itu manja padanya, "Uwu... sad baby." Godanya sambil menepuk-nepuk punggung lebar sang suami.

Setelah beberapa jam bersiap untuk pindah, akhirnya mereka selesai. Barang-barang pindahan dan koper mereka diletakkan di mobil truk sedang, sedangkan barang pribadi mereka masukkan ke dalam koper kecil untuk dibawa bersama mereka.

"Bibi tolong rawat rumahnya dengan baik, ya? Nanti kapan-kapan kami akan menginap disini." Pesan Haesoo pada Bibi Go berulang kali, sedangkan wanita tua itu hanya tersenyum geli dan mengangguk.

Chanyeol menghembuskan napas heran, "Soo, ini sudah kelima kalinya kau mengatakan itu padanya."

"Aku hanya mengingatkannya saja," Bantahnya, "Ya sudah, kalau begitu kami pamit, ya, bi. Jaga kesehatan bibi," Haesoo memeluk tubuh tuanya.

"Iya, nyonya. Nyonya juga jaga kesehatan, ya." Balas sang wanita tua.

Setelahnya Haesoo dan Chanyeol masuk ke dalam mobil, Haesoo mengecek-ngecek tasnya dan handphonenya, "Tidak ada yang tertinggal kan?" Tanya Haesoo pada dirinya sendiri.

"Hm." Sahut Chanyeol sekenanya.

"Baju-bajumu?"

"Sudah."

"Yakin sudah?" Tanyanya kembali memastikan.

Chanyeol memutar matanya malas, "Sudah, Soo. Kau mau membawa rumahnya juga?"

Haesoo tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putih rapihnya, "Tidak." Kekehnya.

Setelahnya mobil itu melaju keluar dari halaman rumah dan melaju menuju rumah utama. Haesoo sengaja tidak memberitahu siapapun tentang kepindahannya. Ia hanya memberitahu kepala pelayan saja.

POSSESSIVE II : HAPPY AND DYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang